Wahid Priyono

Teacher

Bloger

Content Creator

Web Designer

Writer

Badminton Lovers

Wahid Priyono

Teacher

Bloger

Content Creator

Web Designer

Writer

Badminton Lovers

#BlogPost

Hari Guru Nasional 2023: Saya Bangga Menjadi Guru

5 November 2023 Edukasi
Hari Guru Nasional 2023: Saya Bangga Menjadi Guru

Menjadi guru adalah cita-cita saya sejak kecil.

Sejak kecil memang saya sangat mengagumi sosok para guru yang mengajar saya waktu Sekolah Dasar (SD) hingga ke SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (PT).

Saking saya senangnya dengan perlakuan guru kepada saya, maka saya selalu bersemangat untuk berangkat sekolah.

Bahkan, sejak SD sampai dengan kuliah, saya selalu jarang bahkan nyaris tidak pernah izin tidak masuk sekolah. Tidak masuk sekolah saya lakukan jika memang benar-benar tidak sanggup. Tapi seingat saya, bahkan setahun pun jarang ada alpa, izin atau sakit.

Saya ingat betul bahwa, saat saya kelas V SD dulu, waktu sakit demam dan kepala pusing, alias jalan sempoyongan saja tetap berusaha untuk masuk sekolah. Padahal orang tua saat itu khawatir dan menginginkan saya untuk tidak berangkat sekolah. Tapi saya tetap berangkat sekolah kalau saya rasa masih sanggup. Kenapa? karena saya rindu bertemu dengan guru dan teman-teman di sekolah.

Beda dengan anak zaman sekarang, sakit sedikit saja izin, alias banyak izin tidak masuk sekolah, karena memang mereka ini generasi strobery, atau generasi rapuh ya? hehe #bercyanda 😀

Saya dulu juga saat berangkat sekolah dari SD sampai sekolah seringnya jalan kaki. Baru pertengahan kuliah beli motor karena memang mobilitasnya semakin harus cepat. Dan alhamdulillah, karena sering jalan kaki, bahkan tidak pernah sakit berat. Bahkan sampai saya menulis artikel ini, saya tidak pernah sama sekali dirawat di rumah sakit, alhamdulillah, semoga terus diberikan kesehatan dan kekuatan.

Ingat juga, saat menempuh SD – kuliah, saat jalanan becek akibat hujan, biasanya sepatu saya masukkan ke dalam keresek plastik supaya aman dari rembesan air, karena medan jalan untuk berangkat sekolah hingga kuliah adalah jalanan becek atau bedengan persawahan, selanjutnya lanjut naek angkot, hehe. Atau pada saat hujan tiba, seringnya tidak bawa payung, tapi pakai daun pisang sebagai payungnya. Anak sekarang mana mau hidup susah seperti ini?, iya atau iya?

BACAAN LAINNYA:  Waspada Atas Penyalahgunaan Data Pribadi, Mari Lindungi Dari Sekarang !

Sosok guru yang saya kagumi saat itu adalah guru-guru saya di SD yang selalu support dengan saya sebagai muridnya.

Bangga Menjadi Guru

Guru SD yang saya kagumi adalah ibu Syamsiar, S.Pd. (alm.) yaitu guru kelas saya waktu SD kelas 1. Saya kagum dengan dedikasinya di bidang pendidikan yang mau dengan susah payah mengurusi anak-anak/siswa yang buang air besar atau kencing di celana. Selalu ramah, sabar dalam mendidik kami untuk membaca dan menghitung. Saya pernah disuruh bawa hitungan menggunakan lidi-lidi dari pohon kelapa untuk memudahkan dalam menghitung matematika. Sangat-sangat amazing dan senang sekali cara beliau mengajarkan bahasa Indonesia, dan lainnya. Oya, pelajaran mendikte dari bu Syamsiar ini menjadi kekangenan saya hingga hari ini. Bahkan Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang saya sukai dari beliau.

Atau ibu Mulyani, S.Pd. guru matematika saat saya kelas III SD, yang punya ciri khas selalu ditanya perkalian, pembagian dan menghitung saat hendak pulang sekolah. Siapa yang bisa menjawab pertanyaan beliau tetang perhitungan matematika, maka boleh pulang duluan. Dari sini saya sebagai siswa dimantik motivasi serta rasa percaya diri dan rasa penasaran dan keinginan menjadi seorang guru.

Guru kelas VI SD saya adalah ibu Mardiana, S.Pd., yang tutur katanya sopan sekali, serta memantik percaya diri saya untuk terus berprestasi. Dia selalu menggunakan kata-kata positif untuk memuji saya. Sehingga dari sini saya ingin menjadi guru.

Dari ketiga motivasi guru saya waktu SD di atas, sangatlah membuka harapan dan juga motivasi saya untuk menjadi seorang guru.

Dan setelah saya lulus sarjana S1 dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung pada jurusan MIPA, Pendidikan Biologi, maka selanjutnya saya sejak tahun 2015 mendedikasikan diri saya untuk sepenuhnya menjadi guru hingga sekarang.

BACAAN LAINNYA:  Menjadi Guru Inovatif dan Merdeka Belajar? Siapa Takut ! Let’s Go…

Dan alhamdulillah, atas izin Allah SWT, serta dukungan dari orang tua dan keluarga saya, akhirnya saya hingga hari ini terus menjadi guru Biologi dan mengajar di Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) Yadika Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

Saya dan siswa berfoto bersama

Saya bangga menjadi guru, walaupun di lapangan tidak segampang yang orang katakan.

Sebab, tugas guru ternyata berat sekali. Tugas guru selain mendidik, membimbing, dan mengevaluasi peserta didik, juga tugasnya seperti dokter dan psikolog. Guru harus bisa mendiagnosa per siswa terkait proses pembelajaran di kelas. Juga harus menjadi ahli psikolog jika ada anak yang bermasalah di sekolah. Tidak segampang apa yang saya cita-citakan dulu ternyata?.

Sekarang saya baru mengerti, betapa susahnya guru-guru saya di masa lampau untuk menciptakan sesosok manusia menjadi berilmu dan beradab.

Saya membantu proses belajar siswa saat praktikum di laboratorium biologi.
Saya membantu proses belajar siswa saat praktikum di laboratorium biologi.

Bahkan, saat pelaksanaan di lapangan saja, bahkan sebagai seorang guru pastinya ada sisi keunggulan dan kelemahannya. Tapi sebuah kelemahan bukan menjadi penghambat untuk menjadi unggul dan sukses. Bukankah begitu?

So, saya baru sadar menjadi guru bukanlah pekerjaan mudah, tapi bukan berarti pekerjaan sulit ini tidak bisa kita kerjakan? Saya pasti bisa melampaui batas menjadi guru yang lebih profesional.

#SayaBanggaMenjadiGuru , mari hargai dan hormati para guru-guru kita. Karena dari jasa-jasa dan dedikasinyalah kita bisa menjadi sesosok manusia berilmu dan beradab.

Selamat hari guru Nasional 2023. Semoga guru-guru Indonesia semakin sejahtera lahir dan batin, terus sehat, terus semangat untuk kemajuan bangsa Indonesia. Guru Indonesia hebat dan kuat.

Salam hormat untuk guru hebat Indonesia, dari saya:

Wahid Priyono, S.Pd., Gr.

Taggs:
Write a comment