Wahid Priyono

Bloger

Web Designer

Influencer

Freelancer

Teacher

Writer

Content Creator

Badminton Lovers

Wahid Priyono

Bloger

Web Designer

Influencer

Freelancer

Teacher

Writer

Content Creator

Badminton Lovers

#BlogPost

Kilau Rubah Di Pulau Pahawang

20 Februari 2022 Edukasi
Kilau Rubah Di Pulau Pahawang

Hallo teman-teman, kali ini saya mau berbagi pengalaman dari teman akrab yang bernama Ari Setiawan (Awan). Kisah beliau yang inspiratif akan saya angkat adalah ketika mampu menggerakan anak-anak di Pulau Pahawang untuk semakin gemar berliterasi. Beliau membuat sebuah perpustakaan kecil di Pulau Pahawang, namun kehadirannya bak mutiara di tengah lautan.

Sedikit gambaran bahwa Pulau Pahawang adalah sebuah pulau kecil di tengah lautan yang masuk ke wilayah administratif kabupaten Pesawaran, provinsi Lampung. Pulau ini dihuni oleh masyarakat setempat bersuku Lampung asli, dan sisanya dari suku lain.

Warga di Pulau Pahawang ini sehari-hari bekerja sebagai nelayan, kuli, pramuwisata, nahkoda kapal, pekerja tambak udang, tengkulak ikan asin, dan beberapa diantaranya sebagai buruh tani/pekebun di daerah itu.

Pulau Pahawang ini sangat indah sekali, bahkan sekarang menjadi sebuah destinasi wisata bawah laut (wisata bahari) yang kaya akan sumber keanekaragaman hayati dan bernilai edukasi. Untuk menuju Pulau ini maka bisa ditempuh dengan menggunakan transportasi darat dari pusat kota Bandarlampung ke dermaga ketapang setidaknya memakan waktu 2 jam.

Setibanya di dermaga ketapang di sekitar lokasi, maka para pengunjung harus menyeberangi lautan menuju ke Pulau Pahawang dengan menggunakan perahu khas milik warga (kapal boat). Estimasi waktunya kurang lebih 30 menit, dan bisa menyewa secara kolektif atau sendiri. Harganya tergantung jumlah orang yang naik di atas perahu/kapal, namun jika rombongan yang terdiri dari 10 orang bisa mencapai Rp. 150.000, dan kadang kita bisa nego juga dengan pihak nahkoda perahu. Saran saya ketika teman-teman melakukan traveling ke Pulau Pahawang, sebaiknya berangkat bersama rombongan karena bisa seru melihat pemandangan taman laut dengan ber-snorkeling. Tidak perlu khawatir jika bertamu disini, sebab di sekitar pulaunya ini juga banyak tempat penginapan, hotel mini, cottage, dan sarana umum yang semakin berkembang dari waktu ke waktu.

Sesampainya di Pulau Pahawang, maka yang tersaji dari ujung pelipis mata adalah pemandangan indah menawan. Lekukan perbukitan  berwarna hijau terhampar luas membelah lautan. Nyanyian ombak kecil sambil menari-nari terdengar riuh di gendang telinga. Pegunungan di sekitarnya terlihat ramah, suara kicau burung menderu di setiap jengkal ranting pepohonan dan kesejukan udara beserta anginnya sepoi-sepoi menambah jumlah oksigen di dalam darah. Tenang rasanya berada di pulau ini. Rasanya tidak ingin pulang.

Ada Rubah Di Tengah Pulau Pahawang

Rubah adalah singkatan dari “Rumah Baca Harapan”. Rumah Baca Harapan ini mempunyai tagline “Satu Buku Sejuta Impian”. Ada segenggam harapan dan impian dengan hadirnya rumah baca ini, yaitu menjadikan masyarakat di Pulau terpencil khususnya Pahawang lebih melek dengan dunia literasi. Rubah ini diinisiasi oleh teman akrab saya tersebut yaitu Ari Setiawan (biasa disapa Awan) yang juga sebagai pendiri Sahabat Pulau Lampung (SPL). Beliau adalah teman akrab saya di salah satu organisasi kampus di Universitas Lampung.

Saya mengenal sosok beliau adalah pribadi yang berpenampilan sederhana, baik, profesional, gemar bersosialisasi, sering punya ide cemerlang dan penuh harapan, sosok yang tidak pesimis, peka terhadap lingkungan sekitar dan mau menggerakkan orang lain untuk menuju sebuah prestasi yang gemilang.

Foto: Ari Setiawan (Awan) dengan gaya sederhana

Ari Setiawan (Awan) memulai mendirikan SPL dengan cara mengajak teman-teman dekatnya untuk bergabung bersamanya. Saat itu modalnya hanyalah beberapa lembar kertas konsep tentang konsep dan kerja komunitas Sahabat Pulau yang diberikan Hendriyadi. Awan lakukan sosialisasi dan ajakan tersebut dengan cara langsung ketemu bertatap muka atau dari mulut ke mulut pada teman-teman dekatnya. Walapun saat itu dia sendiri tidak begitu paham dengan konsep tersebut namun ia bergerak karena keyakinannya bahwa apa yang ada itu dapat terwujud. Namun, yang ia dapat saat itu hanyalah sebatas dukungan moral saja tanpa ada yang bersedia bergabung bersamanya.

BACAAN LAINNYA:  Taksonomi Bloom Revisi Terbaru 2023 + Kata Kerja Operasional (KKO) Lengkap Siap Download

Hari demi hari hingga beberapa bulan Awan tidak lelah untuk mengajak teman-temannya, alhasil ia hanya bisa merekrut teman-temannya sebagai volunteer SPL hanya berjumlah 5 orang selama kurang lebih 3 bulan lamanya. Namun baginya 5 orang tersebut bagaikan emas yang suatu saat akan melapisi perak ataupun besi menjadi sepertinya juga. 5 orang tersebut kemudian oleh Awan dikumpulkan dan dijelaskan kembali apa yang menjadi konsep SPL dan mulai merealisasikannya sedikit demi sedikit seperti mengumpulkan buku dan mengajak teman-teman lainnya. Ternyata benar, dari 5 orang tersebutlah kemudian tersebarlah virus-virus volunteer tersebut hingga akhirnya ada sekitar 30 volunteer terekrut dan sekitar 200 buku terkumpul.

Kemudian dari 30 an orang volunteer tersebut, dengan 200-an buku itu, akhirnya mereka bersepakat untuk mendirikan sebuah Rumah Baca Harapan (Rubah) di pulau Pahawang di kabupaten Pesawaran pada tanggal 23-24 juni 2012. Agenda rutinnya yaitu setiap 2 minggu sekali para volunteer akan datang ke pulau untuk mengajar adik-adik yang telah menjadi adik asuh SPL. Hal itu dilakukan untuk menjaga keberlangsungan rumah baca agar berfungsi dengan baik. Ternyata kegiatan itu diterima dengan baik dan dihargai sebagai kegiatan sosial yang cukup inovatif oleh masyarakat setempat sehingga hal tersebut kemudian diliput dan dimuat pada media kampus Teknokra dan berita harian Lampung Post. Awan menilai dengan dimuatnya berita tersebut maka itu menjadi sebuah penghargaan untuk dirinya dan terutama pada para volunteer yang telah bekerja dengan baik.

Sahabat Pulau Lampung
Inisiator Sahabat Pulau Lampung melalui Rumah Baca Harapan sedang berliterasi bersama anak-anak di Pulau Pahawang.

Hadirnya perpustakaan kecil bernama Rubah ini dilatarbelakangi karena rendahnya minat baca anak-anak di Pulau Pahawang, sehingga perlu sekali diberikan bekal literasi agar mereka lebih mencintai aksara, gemar membaca dan menulis serta mampu bersosialisasi dengan buku sebagai bahan bacaan yang mampu mengubah dunia.

“Buku Adalah Jendela Dunia”

Bahkan kita pintar hingga hari ini karena buku. Buku mengubah kacamata dan pemikiran orang-orang dari zaman jahiliah menjadi orang cerdas. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) tidak akan berkembang tanpa buku. Semua orang perlu untuk mencintai buku, membuka buku untuk dibaca, dan didalami makna yang terkandung di dalamnya.

Dari catatan sejarah bahkan lahirnya orang-orang besar yang mampu mengubah dunia seperti Albert Einstein, Isaac Newton, pejabat negara, dan para ilmuwan lainnya itu bersumber dari buku.

Buku adalah segalanya, dan Rasulullah S.A.W saat mendapatkan wahyu yang pertama di gua hira melalui malaikat jibril adalah “iqro” atau bacalah yang terdapat di Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5. Maka saat itulah Rasulullah mendapat penerangan bahwa jika ingin mengubah dunia maka perlu melatih kemauan untuk gemar membaca dan juga menulis.

Rubah adalah salah satu contoh perpustakaan mini yang mengajak semua anak-anak di Pulau pahawang untuk semakin gemar membaca. Program Rubah ini dianggap warga setempat sebagai sesuatu hal yang langka, karena baru pertama kali ini hadir di pulau pahawang yang begitu menawan ini.

BACAAN LAINNYA:  Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu (Integrated Approach)

Kehadiran rubah ini juga menjadi nilai positif untuk membangkitkan dunia literasi dari hal-hal sederhana yang ada di sekitar tempat tinggal.

Progja Rubah Di Pulau Pahawang

Setiap kegiatan sosial kemasyarakatan pastinya ada program kerja yang diusung. Tidak terkecuali Program Kerja (Progja) yang diusung oleh Rubah bertujuan untuk memberi pemahaman kepada masyarakat setempat, khususnya bagi anak-anak yang sedang bersekolah di daerah tersebut agar mau berliterasi dan numerasi.

Adapun program kerja Rubah antara lain:

a. Pembuatan dan Peresmian Rumah Baca

Pembuatan rumah baca ini merupakan upaya untuk menyediakan tempat permanen sebagai sarana rumah baca dan tempat belajar anak-anak. Peresmian rumah baca harapan ini berupa kegiatan seremonial resmi yang menandakan telah dibukanya rumah baca ini untuk umum. Rumah baca harapan telah diresmikan langsung oleh pejabat daerah setempat untuk memancing masyarakat agar memiliki rasa memiliki terhadap rumah baca ini.

b. Program Kakak dan Adik Asuh

Kakak dan adik asuh adalah program yang dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari kegiatan rumah baca yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memantau aktivitas anak-anak pulau dalam belajar di rumah baca. Selain itu, juga program ini dilaksanakan agar semangat anak-anak tetap terjaga dan terarah secara berkala.

c. Up Grading Volunteer:

Kegiatan ini sebagai sarana penambahan kapasitas serta motivasi diri para relawan yang dikemas dalam Youth Volunteer Camp dengan mendatangkan pemateri-pemateri lokal maupun nasional.

d. Penggalangan Buku

Sebagai aksi penyediaan buku-buku bacaaan yang berasal dari berbagi sumber baik materi pelajaran atau umum dalam pemanfaatan buku-buku bekas yang masih lapak pakai.

e. Program Beasiswa Merah Putih

Sebagai sarana untuk mewadahi banyaknya orang yang ingin berartisipasi namun secara tidak langsung berupa bantuan dana. Dana yang terkumpul diberikan kepada anak-anak yang kurang mampu dan yang berprestasi berupa beasiswa. Hal ini tentunya bertujuan agar anak-anak semakin semangat untuk berliterasi di perpustakaan mini yang sudah tersedia.

f. Nonton Bareng

Kegiatan ini telah dilaksanakan untuk hiburan dan pembelajaran memaknai hidup dari film dan sebagai metode pendekatan.

g. Kerjasama dan Publikasi

Sebagai bentuk perjuangan agar Rubah tetap berjalan serta publikasi terhadap masyarakat luas tentang kegiatan Rubah. Dalam perjalanannya, Rubah juga memberikan kesempatan kepada semua orang di Lampung termasuk mahasiswa untuk ikut serta menjadi volunteer Rubah.

Dari Rubah Berujung Berkah

Sebagai temannya, saya melihat sosok Ari Setiawan ini patut diacungi jempol. Kecerdasan beliau untuk menggerakkan masyarakat di Pulau Pahawang untuk lebih melek literasi nyatanya bisa terwujud.

Foto: Ari Setiawan saat berkumpul dengan adik asuhnya di komunitas Rubah.

Apresiasi dan dukungan dari berbagai pihak turut ia dapatkan. Bahkan puncaknya ketika ia melombakan Rubah di Pulau Pahawang ini ditingkat nasional melalui Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang jika terpilih nantinya akan mendapatkan dana hibah kegiatan dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek Dikti) pada saat itu.

PIMNAS yaitu ajang paling bergengsi di Indonesia pada tingkat mahasiswa. Keyakinan Awan tentang program rumah baca harapan itu sangat baik dan layak untuk di apresiasi dan dicontoh dan dikembangkan di seluruh Indonesia, kemudian ia dan timnya pun tak ragu untuk mengikut sertakan rumah bacanya dalam gelaran akbar Pimnas tersebut. Alhasil ia lulus pada tahap seleksi berkas hingga monev dan diundang menjadi peserta PIMNAS mewakili Universitas Lampung di Universitas Mataram, Lombok pada tanggal 9-13 September 2013.

BACAAN LAINNYA:  Hasil Belajar Siswa (Nilai Tugas, Ulangan Harian, dan PTS Biologi) Kelas X1, X2, XI IPA, XI IPS SMA Yadika Natar 2023

Kini Awan benar-benar meraih impianya untuk berangkat mengikuti PIMNAS. Dan ternyata bukan sekedar impian mengikuti PIMNAS saja, tapi Awan dan tim nya juga membawa bonus besar. Bukan hanya untuk Awan dan timnya tapi juga untuk mengharumkan almamaternya Unila yaitu pulang dengan membawa oleh-oleh sebuah mendali juara setara perak. Kemenangannya itu diperoleh dari bidang atau Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pengabdiaan masyarakat kategori poster. Ia menang dari sekitar 400-an tim peserta dari seluruh kampus di Indonesia. Dengan prestasinya tersebut kini Awan tercatat sebagai mahasiswa pertama dan satu-satunya yang masuk PIMNAS dan menang memperoleh Perak kategori Pengabdian masyarakat dari Fakultas Pertanian jurusan Agroteknologi hingga saat Ini. Karena di anggap cukup berprestasi dan mengharumkan nama Almamater Unila Akhrinya Rektor Dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung memberikan penghargaan kepada Awan sebagai mahasiswa berprestasi tahun 2014 melalui momentuk Dies natalis Unila yang ke 48 dan Dies Natalis Fakultas Pertanian yang ke-40.

Pada tanggal 28 November 2013 untuk kedua kalinya Awan kembali masuk pada rubrik Inspirasi Lampung Post atas prestasi-prestasinya tersebut. Itu benar-benar luar biasa, karena mungkin hanya sedikit sekali mahasiswa yang bisa masuk dalam rubrik inspirasi tersebut. Atas prestasi dan aksi sosialnya tersebut awan digolongkan menjadi seorang tokoh dari kalangan mahasiswa yang dapat menginspirasi orang banyak. Atas dasar itulah kembali Lampung Post pada tanggal 20 Agustus 2014 mencantumkan nama Ari Setiawan (Awan) menjadi salah satu dari 50 tokoh inspiratif dalam sebuah buku yang berjudul Inspirasi : Merajut Lampung bermartabat. Termasuk tokoh di dalamnya yaitu M. Ridho Ficardo yang merupakan Gubernur Lampung, Brigjen Heru Winarko, Kapolda Lampung, Rico Mendoza SZP, Bupati Lampung Selatan dan 46 tokoh inspiratif lainnya. Buku itu diluncurkan bersamaan puncak acara ulang tahun ke-40 Lampung Post. Awan benar-benar orang yang sangat luar biasa.

Dengan segudang prestasi itu, saya melihat ada suatu kebanggan tersirat dari raut wajah Ari yang waktu itu bertemu dengan saya. Dan dengan jiwa kesatria saya mengucapkan rasa syukur dan apresiasi untuk hasil kerja kerasnya yang tak pernah lelah untuk membangkitkan dunia literasi di tengah pulau kecil bernama Pulau Pahawang itu.

Semua jerih payah, kegigihan, keikhlasan dan ibadah yang tidak dibayar itu nyatanya bisa membalas semua apa yang ia impikan. Ia juga mampu menginspirasi banyak orang untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Bahkan sekecil apapun kontribusi yang bisa kita lakukan, maka lakukanlah selama itu tujuannya baik.

Rumah Baca Harapan, nyatanya kini bukan hanya harapan semata, tetapi sudah menjadi icon dan rumah baca bagi anak-anak di Pulau Pahawang.

Terima kasih Ari Setiawan atas dedikasimu. Kamu adalah pahlawan literasi di Pulau Pahawang Lampung. Jasa-jasamu akan selalu membekas di benak kami dan terkenang untuk selamanya.

*Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog UPT. Perpustakaan USK dalam rangkaian kegiatan “USK Library Fiesta 2022” yang diadakan oleh UPT. Perpustakaan Unsyiah (USK). Terima kasih sudah menyimak dan semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

Sumber Referensi:

42 Comments
  • Taufiqur rahman 7:32 pm 20 Februari 2022 Balas

    MasyaAllah… Salut saya sama Mas Awan… Semoga Allah senantiasa memberikan berkah buat beliau dan “rubah” nya bisa menjadi amal jariyah…

    • Wahid Priyono 8:57 am 22 Februari 2022 Balas

      Aamiin, betul kak Taufiqur, mudah-mudahan adanya Rubah ini mampu mendorong masyarakat di Pulau Kecil seperti di Pahawang ini agar lebih melek literasi yang semakin baik. Aamiin.

    • Omnduut 9:20 pm 15 Maret 2022 Balas

      Salut buat mas Awan dan tim yang sudah membuat rubah dan tujuannya mulia sekali. Jadi pingin main ke sana dan ketemu adik-adik yang semangat belajarnya luar biasa itu.

      • Wahid Priyono 11:23 am 16 Maret 2022 Balas

        Hayuk kak, maen2 ke Pulau Pahawang, insya Allah suasana keindahan baharinya luar biasa. Bikin takjub dan gak kalah dengan Bunaken hehe.

    • Vivi 4:20 am 16 Maret 2022 Balas

      Keren banget nih bikin Rubah alias Rumah Baca Harapan, semoga buku yang anak-anak baca di rubah bisa bermanfaat untuk masa depan

      • Wahid Priyono 11:22 am 16 Maret 2022 Balas

        Aamiin iya kak, mudah2an saja kak bisa bermanfaat buku2 yang diberikan ke anak-anak di Pulau Pahawang.

  • Dessy Achieriny 7:56 pm 20 Februari 2022 Balas

    Woalaaah.. ternyata Rubah singkatan dari “Rumah Baca Harapan”.ahahhaa. selalu takjub sama orang yang punya jiwa sosialisasi tinggi bahkan pahlawan yang membangun minat baca dan guru terbaik di daerah. Aku sempat lihat sosok literasi seperti kang Ari juga ketika di Riau.

    • Wahid Priyono 8:56 am 22 Februari 2022 Balas

      Iya betul sekali kak. Sosok seperti mas Ari ini emang sudah jarang ditemukan, jumlahnya tidak banyak, sehingga kaum milenial dan gen-Z perlu mencontoh nilai positif yang ada pada sosoknya.

    • Titis Ayuningsih 7:30 pm 15 Maret 2022 Balas

      Niat baiknya, mulia sekali. Semoga terus menebar kebaikan dan bermanfaat bagi sesama ya kak Awan

      • Wahid Priyono 11:24 am 16 Maret 2022 Balas

        Iya kak, aamiin. Iya kak emang si Awan itu jiwa sosialnya tinggi sekali. Saya pun takjub.

  • Okti Li 10:02 pm 20 Februari 2022 Balas

    Oalah kirain rubah binatang, ternyata rubah singkat dari rumah baca harapan.
    Semoga kegiatan inspiratif ini banyak diikuti generasi muda lainnya di tempat lain ya

    • Wahid Priyono 8:55 am 22 Februari 2022 Balas

      Iya setuju kak, kegiatan positif seperti Rubah ini penting dicontoh oleh generasi milenial dan gen-Z agar semakin mencintai buku, perpustakaan dan dunia literasi.

  • Dhenok Hastuti 11:20 pm 20 Februari 2022 Balas

    duuuh salut sama para pejuang literasi. salut sama mereka yg mau bersusah payah ikut berjuang membangun di tengah keterbatasan. berasa kecil berhadapan dengan mereka. semoga mas awan dan teman2 di sana sehat dan berkelimpahan rezeki.

    makasih sudah diperkenalkan dg rubah. ntar intip2 youtube channelnya.

    • Wahid Priyono 8:53 am 22 Februari 2022 Balas

      Iya kak, di tengah keterbatasan kita memang harus mampu bertahan dan bisa menjadi lilin di tengah kegelapan. Hadirnya Rubah mudah2an bisa menjadi cahaya bagi masyarakat di Pulau Pahawang agar semakin mencintai dunia literasi melalui perpustakaan mini yang ada di Pulau itu.

  • Ira Hamid 8:49 am 21 Februari 2022 Balas

    Wahh keren banget Mas Ari Setiawan, masih muda namun sudah sangat menginspirasi. Langkah positifnya mesti ditiru nih

    • Wahid Priyono 8:52 am 22 Februari 2022 Balas

      Iya betul kak Ira Hamid. Langkah kecil dan sederhana namun bisa memberikan “kilau” bagi masyarakat dan anak-anak di Pulau Pahawang. Langkah positif mas Ari ini memang perlu dicontoh oleh generasi milenial dan gen-Z.

  • Annisa Tang 8:51 am 21 Februari 2022 Balas

    Wah menarik sekali Pak Guru. Bukan hanya soal keindahan pulau Pahawang, tapi juga program anak asuh, pendidikan dan rumah bacanya. Salut buat para volunteer.

    • Wahid Priyono 8:49 am 22 Februari 2022 Balas

      Iya kak, program2 SPL melalui Rubah nyatanya mampu diterima dengan baik oleh masyarakat di Pulau Pahawang. Keren dan salut dengan kerja keras mas Ari. Luar biasa bisa menggerakkan masyarakat Pulau Pahawang untuk lebih melek dengan dunia literasi.

  • Sani 9:32 am 21 Februari 2022 Balas

    Setuju, buku adalah jendela dunia.
    Salut dengan Inisiator Sahabat Pulau Lampung melalui Rumah Baca Harapan, semoga anak-anak di Pulau Pahawang semakin terbantu wawasan dan pengetahuannya

    • Wahid Priyono 8:47 am 22 Februari 2022 Balas

      Iya kak, saya juga salut dengan perjuangan mas Ari yang mampu membuat SPL dan menginspirasi orang-orang di Lampung khususnya. Sampai terbentuknya Rubah menurut saya itu suatu prestasi luar biasa dari beliau. Patut kita apresiasi kerja kerasnya.

  • Palupi 11:07 am 21 Februari 2022 Balas

    Awal baca judulnya aku kira beneran ada rubahnya. Ternyata rubah itu rumah baca toh. Pantesan berkilau. Bersyukur ya ada rubah sehingga anak2 bisa baca banyak buku.

    • Wahid Priyono 8:44 am 22 Februari 2022 Balas

      Iya kak Palupi…Rubah itu adalah Rumah Baca Harapan, hehe. Iya kak, alhamdulillah banyak buku yang bisa dibaca anak-anak karena berkat kinerja para donatur dan volunteer yang mau berdonasi buku.

  • Dennise Sihombing 12:21 pm 21 Februari 2022 Balas

    Ikut terharu mas dengan niat mulia dari Kak Awan untuk mendirikan Rubah. Apalagi merekapun memiliki tagline Satu Buku Sejuta Impian. Dengan membaca buku menjadi suka menjadi pintar dan impian tercapai.

    • Wahid Priyono 8:43 am 22 Februari 2022 Balas

      Taglinenya emang sangat menginspirasi saya dan keluarga. Salut dengan perjuangan mas Awan yang mampu peduli dengan masyarakat sekitar pulau, khususnya di anak-anak Pulau yang masih minim literasi. Mudah-mudahan beliau tetap konsisten menggerakkan anak-anak disana.

  • Nanik Nara 1:41 pm 21 Februari 2022 Balas

    Kirain hewan rubah, ternyata rumah baca yang ada di Pulau Pahawang.

    Salut pada kegigihan kak Awan, menggerakkan literasi dan berbagai kegiatan lain di Pulau Pahawang

    • Wahid Priyono 8:40 am 22 Februari 2022 Balas

      Iya betul banget kak Nanik Nara kalo mas Awan ini penggerak anak-anak di Pulau Pahawang untuk lebih gemar berliterasi. Sehingga ke depannya diharapkan anak-anak/murid di sana lebih mencintai buku dan dunia literasi hingga dewasa kelak. Aamiin.

  • Annie Nugraha 1:49 pm 21 Februari 2022 Balas

    MashaAllah. Pahlawan literasi yang wajib dapat apresiasi ini ya Mas. Saya dah lama banget pengen ke Pahawang. Waktu dulu ke Pulau Pisang, dalam perjalanan, saya banyak dapat cerita soal Pahawang. Semoga suatu saat bisa sampai sini.

    • Wahid Priyono 8:37 am 22 Februari 2022 Balas

      Iya kak, perlu apresiasi ya untuk si mas Awan sebagai pahlawan literasi di Pulau Pahawang. Btw, Wah pulau pisang di Pesisir Barat Lampung juga keren kak, apalagi lihat spot lautnya melalui menara di tengah2 pulaunya, waw keren sekali. Dan termasuk Pulau Pahawang ini juga bagus sebagai tempat liburan bersama keluarga dan kolega di waktu luang.

      Aamiin kak, mudah-mudahan bisa nyampe ke Pahawang.

  • Susindra 4:36 pm 21 Februari 2022 Balas

    Menarik sekali. Awalnya saya ingat tentang pahawang sebagai julukan profesi pada masa lampau yang disebut di prasasti. Penasaran juga kenapa dinamakan Pulau Pahawang. Dan lebih menarik lagi saat baca tentang rubah yang bisa mengubah kehidupan masyarakat pulau menjadi lebiih baik, insyaa Allah.
    Karena buku adalah jendela dunia sehingga mereka nantinya akan bisa keluar dari pulau dengan optimis dan prestasi. Aamiin

    • Wahid Priyono 8:36 am 22 Februari 2022 Balas

      Ayok kak Susindra maen-maen ke pulau Pahawang 😀 seru lho… hehe.

  • Ratna Kirana 5:22 pm 21 Februari 2022 Balas

    Rubah itu ternyata rumah baca harapan ya, saya pikir binatang hehe, tetapi bagus ini programnya, keren!

    • Wahid Priyono 8:31 am 22 Februari 2022 Balas

      Iya kak Ratna, saya juga takjub dengan progam Rumah Baca Harapan dari mas Awan. Program literasi yang mengcover perpustakaan kecil di tengah Pulau Pahawang.

  • Yuni Bint Saniro 7:10 pm 21 Februari 2022 Balas

    Waktu masih kerja di daerah oku tu aku sering banget diajakin ke pahawang. Tapi nggak sempat. Sayang banget. Padahal cakep banget katanya. Apalagi ada rumah bacanya. Tambah keren.

    • Wahid Priyono 8:23 am 22 Februari 2022 Balas

      Iya kak, betul banget bahwa, pulau pahawang emang sangat keren dan luar biasa banget panorama lautnya, sangat seru untuk snorkeling.

  • Fenni Bungsu 9:18 am 22 Februari 2022 Balas

    Hadirnya rumah baca jadi angin segar untuk meningkatkan minat baca. Seharusnya di setiap tempat juga ya, agar peringkat literasi negara ini bisa meningkat

    • Wahid Priyono 10:35 am 22 Februari 2022 Balas

      Yups, setuju kak Fenni dengan usul kakak. Minat baca emang penting diterapkan sedini mungkin kepada anak-anak agar semakin berkualitas pendidikan di negara ini.

  • Laila Dzuhria 5:45 pm 15 Maret 2022 Balas

    Masyaallah banget temannya Mas. Benar-benar salut saya sama orang yang seperti Mas Awan ini. Semoga “Rubah” ini benar-benar dapat mengubah anak2 di pulau Pahwang menjadi anak2 cerdas selamanya. Sukses selalu untuk mas Awan. Tks karena telah mengajak anak2 kita melek literasi.

    • Wahid Priyono 11:24 am 16 Maret 2022 Balas

      Iya kak, saya pun ikut takjub dengan jiwa sosial mas Awan yang tinggi, dan mampu membangun dunia literasi di Pulau Pahawang tersebut.

  • Yanti ani 10:12 pm 15 Maret 2022 Balas

    Wahh mas beruntung sekali bisa punya teman seperti mas Awan ini ya, pasti setiap ngobrol dengan beliau selalu terinspirasi, salutlahh sama kebaikan hatinyaa

  • Sendy Yunika 11:33 am 16 Maret 2022 Balas

    Masya Allah pulau Pahalawang indah banget ya, baru tahu saya pak. dan program kerjanya keren bangeeet. suka banget baca kisah inspiratif seperti ini, jadi pengen ikut terjun ke sana..

  • Maria Soemitro 2:05 pm 16 Maret 2022 Balas

    Rubah, rumah baca harapan
    Masyaallah keren pisan
    Jadi pingin kirim buku karena saya punya banyak
    Rencana nya mau bikin perpustakaan tapi tertunda tunda dan sekarang, di tempat baru gak memungkinkan

Write a comment to Wahid Priyono Cancel Reply