[BOOK REVIEW]- Tetangga Kok Gitu Karya Annie Nugraha
[Book Review] Tetangga Kok Gitu Karya Annie Nugraha – Ada yang pernah nonton film berjudul Tetangga Masa Gitu?, arahan sutradara Archie Hekagery dan Ade Siti Rahmah? Film yang dirilis tahun 2014 lalu ini menceritakan kehidupan 2 pasangan suami istri. Pasangan pertama sudah menikah 10 tahun, sedangkan pasangan kedua baru saja menikah 8 hari lalu.
Kedua pasangan ini tinggal dalam satu kompleks perumahan dan hidup bertetangga. Disini akan selalu dibahas masalah-masalah sederhana kehidupan sehari-hari mereka baik di internal rumah tangga mereka, maupun dengan tetangga dan lingkungan sekitar yang menarik untuk ditonton.
Tema film dan secuil adegan itu mirip-mirip sekali dengan Tetangga Kok Gitu karya Annie Nugaraha, salah satu buku solo terbaik yang saya baca tahun ini. Berikut ini review buku selengkapnya.
Review Buku “Tetangga Kok Gitu” Karya Annie Nugraha
Buku ini keren banget,
wajib punya guys :)
Judul buku: Tetangga Kok Gitu
Penulis: Annie Nugraha
Penerbit: Stiletto Indie Book
Terbit: September 2021
Harga Buku: Rp.60.000 s/d 70.000 (harga bisa berubah sewaktu-waktu)
Bahasa: Indonesia
Jumlah Halaman: 131
ISBN: 978-623-6400-88-3
Buku fiksi “Tetangga Kok Gitu” berkisah tentang kehidupan bertetangga yang penuh dengan cerita, dinamika dan lika-likunya. Mulai dari hal remeh temeh hingga sesuatu yang serius untuk dibahas. Semua seru untuk diceritakan tanpa terkecuali. Topiknya juga beragam. Bisa soal anak, kehidupan percintaan suami istri, sampai beberapa kejadian yang bikin heboh orang sekompleks. Yang pasti, dari apa yang sudah kita alami, tentunya banyak hikmah yang bisa didapat dari bergaul dan hidup bersama dengan tetangga.
Buku Tetangga Kok Gitu bukan hanya menggali soal permasalahan rumah tangga, konflik bertetangga saja, tapi lebih dari itu. Nyatanya, penulis mencoba bermain-main dengan melibatkan perasaan pembaca serta emosi yang kadang ingin ikut serta dalam konflik yang ada di dalam isi buku.
Disini, pembaca diajak untuk merasakan pengalaman yang telah penulis rasakan dalam kehidupan bertetangga. Selain itu, pembaca juga diajak untuk lebih paham tentang urgensi bertetangga, melihat suatu konflik real di lapangan yang pernah terjadi serta bagaimana mencegah dan menyelesaikan setiap konflik permasalahan yang ada di lingkungan keluarga dan tetangga lewat komunikasi dua arah atau lebih (musyawarah). Intinya semua butuh rumbukan dalam menyelesaikan masalah.
Tetangga Kok Gitu pun enggak bosan-bosannya menggelitik pembaca bahwasannya enggak semuanya enak hidup bertetangga. Ada kalanya konflik silih berganti mulai dari konflik yang terjadi pada anak-anak, pasutri, drama arisan, konflik warga kompeks soal lahan parkiran mobil, hingga kemalingan yang terjadi secara misterius. Selain itu, konflik batin untuk orang-orang tersayang seperti ibu yang meninggal dunia juga seringkali mewarnai kehidupan. Bahkan yang paling heboh seputar tetangga yang cantik penggoda iman, atau selingkuhan dengan tetangga sudah bukan sesuatu yang umum didengar antar tetangga.
Karena diceritakan dari sudut pandang “hidup bertetangga”, saya merasa bahwa Tetangga Kok Gitu menjadi lebih spesial, apalagi hidup bertetangga itu mempunyai warna-warni serta suka duka yang kerap kali dirasakan oleh semua orang.
Saya berani jamin, sepertinya tidaklah mudah, lho, hidup bertetangga, karena ada banyak konflik yang terjadi dan tak akan pernah terhenti, ibaratnya sebuah roda kehidupan selalu berputar, kadang ada suka dan dukanya, kadang ada sebel-sebelan, baik-baikan, dan rasanya pasti seperti permen nano-nano ya?
Apa Makna Sebenarnya Dari Judul Buku “Tetangga Kok Gitu”?
Buku “Tetangga Kok Gitu” yang saya miliki ini sempat dibaca oleh teman saya yang datang ke rumah. Dia bilang ke saya apa makna sebenarnya dari judul buku Tetangga Kok Gitu?
Dari pembacaan yang saya lakukan, konteks penamaan judul buku “Tetangga Kok Gitu” lebih banyak menceritakan sisi lain kehidupan keluarga dan orang-orang di sekitar (tetangga). Penulis buku sangat lihai menceritakan detail permasalahan (konflik) di lingkungan ia tinggal bahkan dalam kehidupannya, sehingga pendekatannya lebih pas dan bisa lebih ngena ke pembaca.
Apa yang Jadi Nilai Plus Buku Fiksi Ini?
Tetangga Kok Gitu, bisa dibilang buku solo yang tipis karena tebalnya enggak sampai 200 halaman. Buat saya untuk membaca buku setebal +200 halaman seperti layaknya novel tentunya bikin saya lelah. Buku solo ini sangat pas sekali. Temponya enak banget, ritme konfliknya menyatu sekali dengan hati dan dilengkapi dengan story telling penulis yang nendang abis, hehe.
Dan yang paling saya sukai dari buku solo Tetangga Kok Gitu karena pembaca diseret-seret lebih jauh untuk tahu cerita-cerita yang mendalam hingga pada bagian klimaks soal konflik bertetangga.
Konflik yang dimunculkan oleh penulis buku ini juga dekat sekali dan banyak terjadi di tengah-tengah keluarga dan kehidupan bertetangga. Ada salah satu plot yang bikin saya kesel yaitu adu mulut antara Mamak Ahmad dan Mamak Roni untuk hal-hal yang remeh temeh. Rasanya saya pengen ikut nampar itu pipi kedua emak-emak itu. #Upsss, lagian cuma masalah sepele anak-anak saat bermain kan? ngapa sih harus sampe saling adu mulut?
Plot lain yang saya suka yaitu soal arisan yang juga dibahas oleh penulis di dalam isi bukunya. Wajar saya termasuk orang yang tidak suka arisan, sama persis seperti penulis yang sebenarnya tidak minat untuk ikut arisan yang penuh dengan drama. Setahu feeling saya ketika membaca bagian ini, bahwa penulis ikutan arisan mungkin karena gak enak sama ajakan keluarga besar atau tetangga. Hehe.
Kasus perselingkuhan juga mewarnai plot isi buku yang sangat menarik dan relate dengan kondisi kekinian, bahwa banyak orang yang mengatakan dan membuat istilah “rumput tetangga lebih hijau” atau “istri/suami tetangga lebih menggoda”. Hadeh, salah kaprah, dan nyatanya penulis bisa meluruskan untuk hal-hal klasik semacam ini, keren !
Saya juga begitu kagum dengan penceritaan penulis dalam isi buku ini. Story telling-nya ngalir banget dan ini juga saya rasakan ketika membaca tulisan-tulisan penulis (Annie Nugraha) di halaman websitenya yaitu https://annienugraha.com/. Bahasa yang ia tulis lugas, ringkas, tidak bertele-tele, sarat akan pesan moral yang berkelas, serta mudah dipahami isinya. Selain itu, penulis juga pintar melibatkan emosi pembaca sehingga pembaca akan greget sendiri dengan konflik yang diajukan. Tak kalah hebatnya juga, penulis seringkali menyisipkan kalimat-kalimat motivasi berupa quote di akhir tulisan, kalimat jenaka yang menghibur, sehingga membaca isi bukunya gak mudah bosan. Persis sekali jenaka yang disajikan pada blog Raditya Dika, seorang komedian yang juga penulis, sutradara dan aktor.
Dalam isi buku “Tetangga Kok Gitu” juga ada empat quote dari penulis yang begitu terkenang setelah saya membacanya yaitu:
“Memaafkan adalah sebaik-baiknya keikhlasan yang sesungguhnya tersembunyi di setiap nurani manusia”
“Membangun satu hubungan sehat antara pasutri itu sebenarnya sederhana. Terima kelemahannya seperti kita menikmati kelebihannya.”
“Cinta sejatinya adalah hadiah istimewa dari Yang Maha Kuasa untuk kita. Hanya saja yang diberi hadiah seringnya ingin membagikannya kepada orang lain yang jelas-jelas tidak berhak untuk menikmatinya.”
“Bertetangga itu butuh etika. Karena pada kenyataannya tetanggalah yang lebih dulu tahu tentang siapa diri kita sebenarnya dan akan menolong kita. Tetaplah menjaga hubungan baik meski hatimu berat untuk menerimanya.”
Kesimpulan:
Saya sangat senang sekali membaca buku solo fiksi seperti pada ulasan ini sebagai pemantik aktivitas diskusi dan komunikasi. Rasanya, pasca membaca buku “Tetangga Kok Gitu” ini, saya jadi pengen tulis pesan untuk para tetangga saya dan juga tetangga teman-teman semuanya (hehehe):
- Tidak perlu adu mulut antar orang tua untuk hal-hal yang sepele, misalnya cuma karena anak kita berantem dengan anak tetangga. Mari selesaikan semuanya dengan “kepala dingin”, duduk bareng pecahkan masalah dengan jalur kekeluargaan;
- Untuk pasangan suami istri (pasutri), tolong jaga rumah tanggamu dengan sebaik-baiknya. Percayakan cinta kalian berdua dengan tulus, jangan selingkuh;
- Jagalah persahabatan dengan tetangga secara tulus ikhlas (Contohnya persahabatan antara penulis dengan Ica yang merupakan tetangganya), maafkan kesalahan-kesalahannya, hidup rukun damai selalu;
- Sebagai seorang laki-laki/suami harus menghormati hak-hak istri, menjaga istrinya, tidak menyakiti hati istri dengan melakukan tindakan biadab, serta menyayangi istri adalah bagian paling penting dalam hidup berumah tangga. Baik dan buruk pasutri harus diterima bersama agar kehidupan keluarga semakin langgeng;
- Semua konflik yang terjadi di lingkup keluarga dan juga ranah bertetangga harus diselesaikan dengan jalur musyawarah mufakat;
- Sebagai orang tua juga penting memaklumi kesalahan-kesalahan anak-anaknya ketika bergaul di lingkungan bertetangga, tidak perlu baper untuk hal-hal remeh temeh, orang tua juga penting belajar parenting anak;
- Hidup rukun dalam bertetangga itu penting karena tanpa tetangga kita ini bukan siapa-siapa.
*Catatan: Setiap pemesanan buku “Tetangga Kok Gitu” melalui Stiletto Book (Publisher) atau langsung ke Penulis (Annie Nugraha) akan mendapatkan bonus 1 buah wire jewelry (jenisnya random) seharga Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah). Jadi silahkan kontak penulis via WA di nomor 0811-108-582. Terima kasih.
Buku yang menarik ya kakak, memberi banyak pengertian dalam hidup bermasyarakat. Kuote penulis mantap-mantap.. Keren.
Iya kuote2 yang diajukan dalam tulisan benar2 memotivasi orang untuk terus maju ya. Kerennn sekali…dan syarat penuh makna mendalam…
Aku suka banget sih sama series Tetangga Masa Gitu, kayaknya bakal kepo dan pengen baca Tetangga Kok Gitu ini deh, terpikat sama kisah kocak dan konflik sama tetangga. Meskipun belum berumah tangga, sering aja gitu ngeliat lika-liku tetangga dari curhatan Ibu mwkwkwk, makasih rekomendasinya yah kak Wahid!
Ayok geh kak Arai segera pesan bukunya kak Annie Nugraha “Tetangga Kok Gitu” ini yang luar biasa dahsyat..
btw kak Wahid, ada hubungan antara penulis sama creator Tetangga Masa Gitu kah? Soalnya cerita yang diusung hampir sama2 gitu hahaha. Tapi emang slice of life hidup bertetangga ini menarik banget sih dikulik.
Mantap buku karya bu Annie N direview oleh mas wahid, kontennya menarik dan bisa sebagai bahan referensi jika kita menulis buku sebagai literasi
Dari artikel ini, saya memahami berberapa poin khusus dalam buku tersebut dimana kehidupan itu tidak selamanya akan menimbulkan dampak positif saja dalam bersosialisasi.
Sebagai emak-emak doyan baca, aku mesti banget kayaknya baca novel ini! Isinya menarik, aku setuju sama quotes untuk menerima kekurangan pasangan kita.
Ayok kak Yanti, bisa ulik buku karya kak Annie Nugaraha “Tetangga Kok Gitu”, bisa pesan dengan penulisnya langsung.
Sejak awal saya kira akan sama dengan Tetangga Masa Gitu. Atau film yang dibukukan. Hehe..
Kalau Tetangga Masa Gitu kan dominan lucunya ya. Aku suka banget dengan temanya. Sederhana tapi sarat makna.
Di buku Tetangga Kok Gitu karya kak Annie Nugraha ini juga banyak moment lucunya kok. Ada di bagian “Ngepet Itu Halu apa Beneran?”
Belum pernah nonton filmnya Mas, tapi sering denger sih judul filmnya. Kehidupan bertetangga itu memang sangat unik ya Mas. Apalagi kalo di kontrakan. Saya dulu ngontrak, dan sudah ngerasain berbagai karakter tetangga. Ada yang nyebelin ada yang asyik. Ya gitu deh. Harus pintar adaptasi. Kayaknya menarik nih bukunya. Saya suka sih baca buku yang isinya ringan kayak gini, hehehe. Makasih ulasannya Mas Suhu Wahid….
Silakan bisa dicoba pesen kak bukunya kak Annie ini jika berminat. Bisa kontak beliau melalui akun IG penulis yaitu @annie_nugraha
Saya pikir drama yang ada di salah satu TV Swasta itu adaptasi dari buku ini, ternyata bukan, ya? 😊 Bukunya menarik sekali untuk dibaca, dan halamannya ga terlalu banyak seperti novel. Buku ini bisa menjadi sebuah pembelajaran untuk yang baru atau mulai berumah tangga dan memiliki lingkungan baru.
Ah aku nggak bisa kalau nggak sepakat dengan pemahaman Pak Wahid. Hidup bertetangga tu ya gitu. Penuh dengan nuansa yang kadang bikin seneng, kesel, bahkan marah. Meski begitu, kita nggak bisa hidup sendiri tanpa tetangga. Ibaratnya saat terjadi sesuatu bukan siapa-siapa yang akan menolong kita. Lebih cepat adalah pertolongan dari tetangga. Jadi ya begitu deh…. Hehehehe
Iya ya, lika-liku hidup bertetangga itu memang luar biasa dahsyat ya, ada banyak cerita di dalamnya. Kisaha dalam isi buku “Tetangga Kok Gitu” ini sepertinya layak sekali untuk dibaca karena syarat isinya yang berisi banyak pesan moral…
Layak banget, Pak. Kita jadi punya persiapan untuk bertetangga. Harus bagaimana, kudu seperti apa. Tetangga kok gitu memang layak jadi bahan bacaan banget.
Terimakasih banyak untuk reviewnya Mas Wahid. It is such an honor to have my solo book reviewed. Bahasannya sangat rinci dan bisa mengajak para pembaca untuk lebih mengenal buku ini.
Once again, thanks so much. Semoga bukunya bermanfaat dan bisa menjadi bagian penting dari sejarah perkembangan dunia literasi di Indonesia.
Sama2 kak Annie, bukunya keren euy…. setelah baca bukunya jadi semakin mantap untuk menjalani komunikasi bertetangga yang baik.
Dinamika bertetangga itu luar biasa. Iya, benar juga, dari arisan sampai perselingkuhan. Komplit. Yang terakhir amat sangat jarang sih… tapi ada satu dua di luar sana.
Iya kak, hidup bertetangga memang penuh warna-warninya ya…Namun, ini bukankah sudah sunatullah dan tetap bersyukur masih punya tetangga yang baik atau sebaliknya?
Masss. boleh pinjam ga bukunya? sepertinya menarik nih buku ini karena kita kan pasti hidup bertetangga dan selalu ada saja cerita bertetangga baik itu konflik atau damai damai saja
Boleh kok kak, hehe…. menarik memang bukunya. Pokoknya pesan moralnya banyak karena langsung dari pengalaman penulisnya sendiri. Lebih ngena gitu..
baca ulasannya ini jadi kayak semacam best practices hidup bertetangga ala mbak Annie, tapi dalam bentuk cerita fiksi ya mas tapi ya relate banget sih sama kehidupan kita sehari-hari hihihi
Iya kak Annie pintar sekali meramu pengalamannya untuk dijadikan sebuah karya sastra yang luar biasa memotivasi hidup kita semakin baik dalam berhubungan dengan tetangga.
Keren banget nih mbak Annie Nugraha, udah jadi aktif jadi blogger bisa nulis buku solo juga. jadi pengen baca juga karyanya. Apalagi bahasannya tentang kehidupan sehari-hari.
Iya kak, saya sejak pertama kali baca2 tulisan beliau di blog memang piawai sekali beliau dalam meramu kata per kata dalam tulisannya. Story tellingnya saya akui jempolan deh.
Memotret kehidupan rumah tangga yang bertetangga dengan menggelitik. Dan memang begitulah hidup bertetangga dan bermasyarakat ada saja konflik dan rupa-rupanya.
Keknya seru nih bukunya. Bertetangga iti banyak seninya. Saya dulu ikuti dengan judul yg sama, taoi sitkom di Net TV. Lucu abis. Tq referensi bacaannya bg
Nah, betul bang sani. aku juga keingat ma judul sitkom “Tetangga masa gitu” nya dwi sasono.
Oh, ini buku fiksi ya? Melihat judul dan membaca ulasannya kukira buku nonfiksi. Sampai menemukan kalimat “buku fiksi”. Btw, kavernya bagus.
Kok jadi pengen baca yah. Menurutku bukunya kayanya super ringan dan bisa dibaca sekali duduk tapi meninggalkan banyak makna. Kehidupan bertetangga emang manis sedap dengan berbagai polemiknya. Yang jelas kita butuh tetangga, jadi benar kalau harus ounya etika bertetangga.
Masalah tetangga memang enggak ada habisnya ya, pasti selalu menggelitik untuk diceritakan dan dibaca. Pernah bareng mba Ani di salah satu antologi, keren udah menelurkan buku solo.
Saya termasuk yang ngikutin sitkom Tetangga Masa Gitu. Mampu bikin senyum aja nontonnya, mungkin karena ceritanya tentang keseharian hidup bertetangga. Jadi penonton merasa dekat.
Sangat percaya dengan buku Tetangga Kok Gitu karangan mba Annie Nugraha juga mampu membawa pembaca menangkap hikmah dari kehidupan bertetangga yang diangkat.
Makasih review kerennya mas, penasaran ikutan membaca langsung.
oh ada filmnya ya?
kalo dramanya saya sering nonton di NET TV
dan diperankan Dwi Sasono, Sophia Latjuba, Deva Mahenra, Chelsea Islan
Malah Wishnutama turun tangan langsung menggubah lagu
Sebagai pembaca blog Mbak Annie Nugraha, saya langsung pesan bukunya saat disampaikan pekan ore-order tiba. Masih nunggu datang bukunya nih saya, udah ga sabar mau baca
Memang suka duka bertetangga ini aneka rupa. Kalau dituliskan dalam sebuah buku pasti menarik itu
wah sudah di review saja sama mas wahid
aku sudah pesan sama mbak Anie
nggak sabar menanti bukunya datang
Bukunya pas banget ya sama kenyataan hihihi banyak quote yang membangun pula, emang sama tetangga itu bener2 ya kak apalagi dikampung kayak aku gini, bener juga ya “harus baik meskipun didalam hati berat” kalau bapakku nasehatin “cukupe karo tonggo ojo ngasi medot sedulurane tonggo” (Dikampung kan sayuk rukun ya, ada acara hajatan dibantuin sama tetangga sampe selesai, ada musibah juga tetangga yg ngerangkul kita)
Baca judul bukunya auto keinget dengan drama Tetangga masa gitu 😀
Permasalah tetangga memang selalu bikin kita tertarik karena relatable
Wah aku pun juga auto langsung pengen pesan bukunya nih apalagi bahasan tetangga itu selalu menarik buat dibahas ya kak
Wah, buku baru ya ini kak. Nanti coba berburu, kira-kira ada promo enggak ya, hehe. Pembahasannya sesuai banget sama kehidupan sehari-hari.
Baca ini jadi semangat pengen punya buku solo, ide tentang tetangga tuh selalu menarik karena dekat dengan kehidupan kita. Tapi jujur karena tinggal depan jalan raya, jadi nggak punya tetangga nih soalnya kanan kiri resto, Minimarket dan toko, enaknya gada konflik juga sih, yang penting kenal sama tetangga di belakang rumah hehe
OMG! Untuuung aku baca ini, jadi ingat aku ikutan PO buku yuk Annie yang keren
hhahahahaha aku banget tuh, ikutan arisan karena gak enak sama ajakan keluarga besar atau tetangga! Atau grup emak di sekolah juga
Bagus banget ya mas isi bukunya. Relate banget sama kehidupan sehari hari kita. Karena bertetangga itu memang ada seninya
PAstinya banyak pesan moral yang terkandung setelah membaca buku karya Bu Annie ya mas. SAya kayaknya tertarik nih utk membacanya
Wah suka banget dengan kalimat ini “Bertetangga itu butuh etika. Karena pada kenyataannya tetanggalah yang lebih dulu tahu tentang siapa diri kita sebenarnya dan akan menolong kita. Tetaplah menjaga hubungan baik meski hatimu berat untuk menerimanya.” jadi remainder banget buat Saya nih
duh, jadi pingin screen shoot quote-nya terus dibikin status WA wkwk.. related sekali ya.
Jadi penasaran pengen baca bukunya langsung, kepo banget seperti apa jadinya kalo kehidupan bertetangga dijadikan sebuah cerita. Soalnya yang namanya tetangga tentu ada macem2 karakter yang hidup saling berdampingan
Saya pernah denger istilah bahwa tetangga adalah CCTV terbaik. Dan benar aja, ngeri2 sedap jd warga komplek, yg kita gak tau aja tetangga tau.
Ni pasti buku “tetangga kon gitu” menarik hehe
Aku setuju banget mas dengan quote bertetangga itu butuh etika. Jangan sampai jadi tetangga yang nyebelin atau amit amit punya tetangga yang julid ya mas
“Memaafkan adalah sebaik-baiknya keikhlasan yang sesungguhnya tersembunyi di setiap nurani manusia”
ijin comot quote ya bang hehe
Wah jadi kepo mau baca buku nya saya juga order lho hanya belum sampai hehehe
Sudah kebayang dari Judul Bukunya “Tetangga Kok Gitu” pasti seputar lika liku bertetangga dengan segala warna warni serunya yaa mas. Banyak hikmah pastinya yang bisa dipetik dari membaca buku karya Annie Nugraha ini khususnya dalam bertetangga.
Iya bener2 ya sama tetangga “meski berat di hati harus baik kita ya” nasehat bapakku “ojo sampe medot seduluran karo tonggo soale cukupe mbi tonggo” (karena dikampung kan kalau ada acara hajatan ada rewang jadi tetangga yg bantu2 masak dll, ada musibah mereka juga membantu, mbangun rumah juga gotong royong sama tetangga)
judul bukunya mengingatkan dengan serial indo dengan judul yang sama, jadi kepo mau baca bukunya juga
Silakan kak, bisa dipesan bukunya dengan penulisnya langsung. Atau coba cek di Gramedia ya kak, semoga tersedia…selamat berburu buku “Tetangga Kok Gitu?”