Wahid Priyono

Bloger

Web Designer

Influencer

Freelancer

Teacher

Writer

Content Creator

Badminton Lovers

Wahid Priyono

Bloger

Web Designer

Influencer

Freelancer

Teacher

Writer

Content Creator

Badminton Lovers

#BlogPost

Lampung Gak Butuh Bima !

15 April 2023 Edukasi
Lampung Gak Butuh Bima !

Beberapa waktu lalu sempat beredar video viral tentang sosok bernama Bima yang menggegerkan warganet Indonesia.

Dalam video tiktok berjudul “Alasan Lampung Gak Maju-Maju” yang kontroversial tersebut sosok Bima berani untuk speak up dan membawa-bawa istilah “Kota Dajjal” sembari menyoroti kinerja pemerintah provinsi Lampung.

Saking viralnya video tersebut, akhirnya Gubernur Lampung yaitu bapak Arinal Djunaidi, Wakil Gubernur yaitu Chusnunia dan media sosial Instagram @pemprov.lampung banjir komentar tak sedap.

Saya sebagai warga Lampung dengan kota tapis berseri, miris sekali dengan kondisi ini.

Menyoroti Apa Yang Dilakukan Bima dan Netizen Indonesia

Menurut saya pribadi apa yang dilakukan oleh Bima dalam mengkritik Pemerintah Provinsi Lampung sebenarnya boleh-boleh saja (dijamin dalam pasal 28 UUD 1945), namun dalam penyampaiannya tetap harus memperhatikan tata krama/sopan santun. Seharusnya bijak dalam penggunaan sosial media karena dampaknya bisa luas.

Mohon maaf, Saya bukan menyalahkan bima sepenuhnya, tapi melihat kritik/pendapat yang disampaikan oleh saudaraku Bima dan netizen masih kurang pas, tidak menggunakan tempat/wadah yang sesuai, justru ia mampu mengekspresikan pendapat/kritik/sarannya langsung lewat sosial media, yang sangat dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak di tengah-tengah masyarakat, menjadi sarang hoax, menjadi fitnah dan hal-hal lain yang saya dan teman-teman tidak harapkan.

Ujung dari apa yang dilakukan Bima ini akhirnya mampu menimbulkan gejolak dari netizen Indonesia dan mereka berbondong-bondong menyerang akun sosial media gubernur dan wakil gubernur Lampung, serta media official @pemprov.Lampung. Pastinya banyak terlihat bahasa-bahasa yang kasar, umpatan dari netizen di kolom komentar sosial media tersebut, melecehkan individu maupun institusi, dan hal ini harusnya tidak boleh terjadi.

BACAAN LAINNYA:  Tugas Remedial PTS Biologi Kelas X dan XI SMA Yadika Natar Tp. 2022/2023

Kita boleh saja memberikan saran/kritik/pendapat kepada siapapun tapi kita juga harus ingat bahwa kita ini orang-orang timur yang harus membawa nilai-nilai dan norma positif yang berlaku di masyarakat. Kritiklah kebijakan pemerintah dengan bahasa yang santun, berwibawa, dan tidak perlu merasa paling benar sendiri.

Klarifikasi Bu Wagub Lampung

Wakil Gubernur Lampung yaitu Chusnunia (@mbak_nunik) dalam akun instagramnya memberikan klarifikasi terhadap unggahan video Bima yang sempat menyindir infrastruktur di Lampung yang seolah-olah buruk semua di mata Bima dan Netizen. Padahal jika ditelisik dari dua sisi (menurut versi saya), sebenarnya pemprov Lampung dalam hal ini pak Arinal dan Mbak Nunik sering menyebutkan bahwa dana yang ada di pemprov Lampung dipakai untuk hal-hal yang prioritas, misal untuk penuntasan COVID-19, dll.

Terkait dengan sorotan Bima dengan jalan-jalan di provinsi Lampung yang katanya kurang layak juga kadang kurang berdasar. Provinsi Lampung dengan Jalan Lintas Sumatera (JALINSUM) tentu saja punya akses berlebih dari kendaraan-kendaraan yang membawa barang berton-ton setiap harinya, tentu jalan rusak menurut saya wajar. Namun, pemprov Lampung tetap secara berkala melakukan perbaikan infrastruktur. Tidak diekspos di media bukan berarti tidak bekerja.

Kalo saya mah menilai sesuatu hal dari dua sisi, gak mau hanya dari satu sisi. Jadi saya menilai dari sisi positif dan negatifnya. Jangan negatifnya aja yang dinilai, coba lihat sisi positifnya apa, biar balance !

Berikut ini status Instagram @mbak_nunik terkait klarifikasi video Bima yang sempat beredar di masyarakat:

Demikianlah unek-unek yang bisa saya tulis di postingan blog ini.

Dari peristiwa ini kita bisa belajar bahwa untuk menyampaikan kritik/aspirasi/saran/pendapat boleh-boleh saja dan dijamin oleh pasal 28 UUD 1945, akan tetapi harus tetap mengedepankan nilai dan norma yang baik di tengah-tengah masyarakat, gunakan bahasa yang santun dan tetap berdasar. Jangan sampai niat baik ingin menyampaikan aspirasi/kritik/saran/pendapat tapi jadi rusak semuanya gara-gara tidak dibarengi dengan attitude yang baik.

Mohon maaf jika dalam tulisan saya ini ada hal-hal yang tidak berkenan/tidak disukai oleh pembaca. Mohon maaf yang sebesar-besarnya ya.
Taggs:
24 Comments
  • Fenni Bungsu 7:53 pm 15 April 2023 Balas

    Lagi trending di Twitter nih kak Guru soal ini.
    Kritik boleh saja tetapi kesopanan dan tata cara penyampaian yang baik diperlukan ya

  • Adi 7:53 pm 15 April 2023 Balas

    Benar juga yang disampaikan oleh Pak Wahid dalam postingan kali ini. Pasti Mas Bima sadar bahwa kontennya akan menimbulkan gejolak. Semoga kita makin bijak bersosial media ya.

    • Okti Li 11:43 pm 15 April 2023 Balas

      Saya salut dengan keberanian Bima tapi benar kita harus bijak juga dalam menggunakan sosial media. Apalagi menyampaikan pendapat itu kan ada aturan dan perundang-undangan nya kan…

      • Wahid Priyono 10:26 pm 16 April 2023 Balas

        Iya tetap harus bijak. Apalagi seorang publik figur pun perlu hati2 dalam menyampaikan aspirasi kritik atau saran…

  • Maria G 4:51 am 16 April 2023 Balas

    kebetulan banget, saya baru paham kasusnya
    dan paham juga alasan Bima melakukan protes dengan cara tersebut
    Tujuannya supaya banyak yang nonton dan viral
    Biasalah content creator kan tujuannya seperti itu

    • Wahid Priyono 10:25 pm 16 April 2023 Balas

      Iya kak. Menyampaikan aspirasi dengan gayanya.

  • Lia Yuliani 6:13 am 16 April 2023 Balas

    Setuju banget sih kalau yang namanya menyampaikan aspirasi itu memang boleh tapi mungkin caranya juga harus lebih bijak. Bima cukup berani sih menyampaikan aspirasinya.

  • lendyagassi 6:23 am 16 April 2023 Balas

    Aku juga mulai tertarik dengan Lampung karena informasi dari Bima dan ternyata, Bima adalah gen Z yang tengah bersekolah di Aussie.

    Mohon maaf, aku justru sependapat dengan Bima.
    Mungkin jadi kontradiksi dengan artikel kak Wahid dan mungkin kurang berkenan. Tapi karena memahami bahwa Bima orang Lampung, maka ia berani membuat konten demikina “pedas”.

    Tapi karena sasarannya adalah Pemerintah Lampung yang berbeda generasi, maka dianggap tidak sopan.

    Aku pribadi setuju dengan konteksnya.
    Gak perlu kita lihat prolog atau cara penyampaiannya. Yang penting fokus ke esensi dari konten tersebut.

    Kalau jeli, masalah ini gak akan kemana-mana kok.
    Karena video protesting ini gak cuma dari Bima sebenarnya, tapi dari konten kreator lain juga pernah. Hanya karena penyampaian halus, pemerintah daerah gak bergeming, maka dengan cara Bima bisa bergeming, ini aku salut banget sih.

    Please, semoga Bima dan keluarga diberi perlindungan hukum. Bagaimanapun, kalau masalah bisa diselesaikan secara kekeluargaan akan lebih baik, sehingga gak perlu bawa-bawa hukum yang jadi tambah njelimet.

    Toh, Bima adalah salah satu anak muda pemberani yang menyuarakan keresahannya dengan gayanya.

    • Wahid Priyono 7:04 am 16 April 2023 Balas

      Setuju sih bima menyampaikan kritik dg gayanya. Cuma 1 hal yg gk enak itu bilang “Kota Dajjal”. Tidak elok rasanya, dia kaum terdidik yang lahir di Lampung tapi gak bangga dengan tanah kelahirannya.

  • Annie NUGRAHA 7:40 am 16 April 2023 Balas

    Dilema menghadapi kasus Bima vs Pemda Lampung ini. Masing-masing punya plus minus nya. Ada benar dan ada salahnya.

    Saya sendiri punya keluarga di Lampung. Sempat juga menelisik dan diundang oleh berbagai pihak/dinas di kabupaten di Lampung untuk melihat proyek wisata di sana. Dan terus terang, satu hal yang cukup menggelitik untuk disorot adalah soal prasarana transportasi dan isu hangat tentang kejahatan seperti bajing loncat.

    Tapi saya hanyalah pihak luar ya Mas. Terkadang memang, jika kita lapang hati, sesuatu itu akan menjadi baik setelah ada yang mau bersuara lantang. Berubah setelah viral istilahnya sekarang.

    Semoga dengan kejadian ini, banyak hal baik yang akan muncul setelahnya. Saya pernah ketemu Mbak Nunik, sempat berdiskusi juga. Paham beliau akan mencari pemecahan terbaik dari masalah ini.

  • Kang Ugi 4:26 pm 16 April 2023 Balas

    Mengemukakan pendaoat memang hak semua orang. Namun cara dan bahasa yag digunakan juga harus pas. Bukan sekedar muncul dan keluar begitu saja dari lisan.

  • Santi Suhermina 5:16 pm 16 April 2023 Balas

    Bima emang lagi viral ya. Tapi setuju sih kalo berpendapat itu harus bijak gak asal jeplak apalagi di medsos. Etapi kalo gak kayak gitu apa pemerintah mau dengerin ya? Hihi..

    • Wahid Priyono 10:22 pm 16 April 2023 Balas

      Ya ada plus minusnya. Emang setiap orang punya gayanya sendiri dalam menyampaikan aspirasi, kritik mapun saran.

  • Susindra 4:28 am 17 April 2023 Balas

    Sebagai ibu yang punya dua anak remaja zaman now, jujur saya kadang khawatir mereka berlebihan dalam mengkritik sesuatu termasuk pemerintah. apalagi sampai bawa-bawa dajjal segala. itu parah banget.
    Kritik ke kinerja pemerintah atau jalan yang rusak juga banyak saya temui di kota saya, tapi masih batas aman dan nyaman. Kadang di WaG juga yang ada bupatinya gabung di situ. Sara aman mengkritik ini yang perlu banyak ditulis agar anak remaja tahu.

    Saya setuju, Lampung tidak butuh sosok seperti Bima ini.
    eh kok malah ikutan sewot.

  • Sapti Nurul Hidayati 10:41 am 17 April 2023 Balas

    Memang dalam menyampaikan kritik dan saran kepada orang lain ada tata cara dan adab dalam penyampaiannya. Diperlukan keluasan hati dan pikiran dari keduanya untuk menyelesaikan hal ini dengan kepala dingin untuk kebaikan bersam.la. Semoga Lampung semakin maju..

  • Pida 8:27 pm 30 April 2023 Balas

    Oohh ini Bima-Bima.
    Kirain apaan Bima, sampe heboh dan muncul timelinenya di berita Google.
    Aku nggak terlalu ikutin yang viral di tiktok sih, taunya pas uda muncul beritanya hehehe
    Moga Lampung dan kota-kota lainnya di Indonesia baik-baik saja yaa

    • Wahid Priyono 11:22 am 3 Mei 2023 Balas

      Iya kak, Bima yang bikin heboh warganet tempo lalu itu hahaha

  • Nia Haryanto 10:12 pm 5 Mei 2023 Balas

    Aku juga begini nih Pak Guru. Untuk berkomentar mengenai apa pun, kita tentu boleh melakukannya. Tapi caranya tentu dengan sopan. Ya misalnya dengan kata-kata yang baik. Apalagi yang nyentil Bu Mega, aduh saya kok gak setuju banget. Kok mahasiswa begitu ya. Kalo bareng temennya gapapa ngomong kasar. Tapi ke orang tua, kok gak ada hormat-hormatnya. Untuk Lampung sendiri, aku berharap semoga pemerintah pusat bisa terus mengawasi. Supaya pembangunannya bisa signifikan terlihat.

Write a comment