Wahid Priyono

Teacher

Bloger

Content Creator

Web Designer

Writer

Badminton Lovers

Wahid Priyono

Teacher

Bloger

Content Creator

Web Designer

Writer

Badminton Lovers

#BlogPost

Taksonomi SOLO (The SOLO Taxonomy) Dalam Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

2 Juli 2025 Edukasi
Taksonomi SOLO (The SOLO Taxonomy) Dalam Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Selama ini, mungkin para bapak/ibu guru dan praktisi pendidikan lebih banyak menggunakan Taksonomi Bloom untuk merancang kata kerja operasional ketika membuat perangkat pembelajaran.

Namun, di Kurikulum Merdeka dengan pendekatan Deep Learning atau biasanya disebut sebagai Pembelajaran Mendalam, maka kini kiblatnya lebih ke taksonomi SOLO. Walaupun taksonomi SOLO ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan taksonomi Bloom, dan sama-sama bagus jika diterapkan dalam pembuatan perangkat pembelajaran bagi guru.

Secara pengertian atau harfiah bahwa Taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcomes) adalah sebuah kerangka kerja untuk mengklasifikasikan tingkat pemahaman siswa dalam proses pembelajaran.

Model Taksonomi SOLO (The SOLO Taxonomy) ini dikembangkan oleh John Biggs dan Kevin Collis pada tahun 1982 sebagai alternatif dari Taksonomi Bloom.

Praktikum Biologi di Lab Biologi SMA Yadika Natar Lampung Selatan
Siswa Melakukan Praktikum Sains di Laboratorium Biologi

Taksonomi SOLO dalam pembelajaran mendalam ternyata dampaknya sangat positif yakni mampu membantu guru memahami bagaimana pemahaman siswa berkembang dari tingkat sederhana ke kompleks, dan digunakan untuk merancang kurikulum serta menilai hasil belajar siswa secara sistematis dan terukur.

5 Tingkatan Taksonomi SOLO Dalam Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Berikut adalah lima tingkatan dalam Taksonomi SOLO:

  1. Pra-struktural (Prestructural): Siswa hanya memahami satu aspek atau belum memahami konsep sama sekali.
  2. Unistruktural (Unistructural): Siswa memahami satu aspek dari konsep yang dipelajari.
  3. Multistruktural (Multistructural): Siswa memahami beberapa aspek dari konsep, tetapi belum bisa mengaitkannya.
  4. Relasional (Relational): Siswa mampu mengintegrasikan beberapa aspek dan memahami hubungan antar konsep.
  5. Abstrak yang Diperluas (Extended Abstract): Siswa mampu menggeneralisasi konsep ke situasi baru dan memahaminya secara lebih luas dan mendalam.
BACAAN LAINNYA:  Hari Guru Nasional 2023: Saya Bangga Menjadi Guru

Penjelasan unsur-unsur penyusun dari kelima urutan Taksonomi SOLO secara rincinya ada pada ilustrasi di bawah ini:

Kelebihan/Keuntungan/Manfaat Guru Menerapkan Taksonomi SOLO dalam Pembelajaran Mendalam (PM)

Dalam praktek di kelas ternyata ada banyak manfaat/kegunaan/kelebihan Taksonomi SOLO membantu guru dalam beberapa hal seperti:

  • Memahami cara berpikir siswa: Membantu guru melihat bagaimana siswa memahami materi, tidak hanya sekedar mengetahui jawaban benar atau salah;
  • Merancang pembelajaran yang efektif: Memandu guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa sehingga mampu mendorong siswa untuk naik ke tingkat pemahaman yang lebih kompleks;
  • Mendorong pembelajaran mendalam: Fokus pada pemahaman konsep, bukan sekadar menghafal;
  • Mengembangkan keterampilan berpikir kritis: Mendorong siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mengaplikasikan pengetahuan yang lebih luas.
  • Memberikan umpan balik yang lebih tepat sasaran berdasarkan level pemahaman;

Dengan menggunakan Taksonomi SOLO, guru dapat membantu siswa mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang penting dalam dunia yang semakin kompleks ini.

Silakan baca juga materi terkait: Asesmen (Penilaian) dalam Pembelajaran Mendalam.

Taggs:
12 Comments
  • Annisakih 11:07 pm 4 Juli 2025 Balas

    Terimakasih sharingnya CikGu. Sangat bermanfaat bagi kami para orang tua untuk memahami Taksonomi SOLO dalam Pembelajaran Mendalam (PM) ini. Jadi salah satu cara mengukur juga sampai dimana kemampuan anak sendiri dan pendekatan apa yang perlu dilakukan orang tua untuk meningkatkan kemampuan si anak di bidang / materi pelajaran tertentu itu.

    • Wahid Priyono 10:24 am 7 Juli 2025 Balas

      Iya bener banget kak. Taksonomi SOLO ini memang dibuat untuk memudahkan guru dalam memetakan perangkat pembelajaran sesuai kata kerja operasional yang akan digunakan.

  • Maria G Soemitro 10:48 am 5 Juli 2025 Balas

    Jadi paham tentang taksonomi solo
    Karena beberapa waktu lalu saya baru mempelajari pentingnya taksonomi dalam dunia flora dan fauna
    Ternyata bisa diterapkan juga dalam deep learning

    • Wahid Priyono 10:24 am 7 Juli 2025 Balas

      Taksonomi dalam dunia flora dan fauna tentu saja berbeda kak, kalo taksonomi di bidang pendidikan beda kak dengan yang taksonomi hewan/tumbuhan,.

  • Dian Restu Agustina 10:50 am 5 Juli 2025 Balas

    Terima kasih untuk penjabaran secara detil apa itu Taksonomi SOLO. Intinya, Taksonomi SOLO akan membantu guru memahami bagaimana siswa belajar dan berkembang, bukan hanya sekadar apakah jawaban mereka benar atau salah yaa..

    • Wahid Priyono 10:22 am 7 Juli 2025 Balas

      Iya bener banget bu Dian, bahwa taksonomi SOLO ini memang sudah lama ada, dan kami harus memulai kembali dengan taksonomi SOLO ini walaupun sebelumnya sering pake taksonomi BLOOM.

  • Annie Nugraha 11:39 am 5 Juli 2025 Balas

    Membaca uraian ini saya langsung berasumsi betapa beratnya para pendidik dalam mengaplikasikan SOLO di kurikulum Merdeka. Tak mudah melakukan evaluasi anak didik satu demi satu dengan karakter dan kemampuan khas masing-masing. Tak cuma sisi akademisnya saja tapi juga dari sudut psikologis. Perjuangan banget pastinya ya Mas.

    • Wahid Priyono 10:21 am 7 Juli 2025 Balas

      Mudah2an kami para dewan guru di Indonesia bisa menjalaninya dengan ikhlas sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan di nagara kita.

  • Aisyah Dian 8:17 pm 5 Juli 2025 Balas

    Taksonomi SOLO saat ini memang sangat bermanfaat sekali dalam hal membantu guru memahami bagaimana siswa belajar dan berkembang semakin baik ya dalam proses belajar mengajar

    • Wahid Priyono 2:24 pm 6 Juli 2025 Balas

      Aamiin makasih bu. Siap diterapkan dalam bidang pendidikan. Khususnya di sekolah saya.

  • Nanik Nara 8:37 am 7 Juli 2025 Balas

    Jadi guru emang nggak boleh berhenti belajar ya. Udah terbiasa dengan taksonomi Bloom, lalu beralih ke konstruktivisme, dan sekarang dengan pendekatan PM bealih lagi ke taksonomi Solo.

    Tapi apapun itu, semoga bisa meningkatkan kualitas pendidikan di negara kita

    • Wahid Priyono 10:20 am 7 Juli 2025 Balas

      Iya bener banget mbak Nanik. Apapun kurikulum dan pendekatan atau modelnya, harus tetap semangat mengajar demi masa depan anak didik yang lebih maju.

Write a comment