5 Kontribusi Kurikulum Internasional Terhadap Sistem Pendidikan di Indonesia
Saat saya mengikuti perkuliahan PPG (Pendidikan Profesi Guru) di tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek, saya menemui salah satu rekan sekelas saya yang di sekolahnya sudah menerapkan kurikulum internasional.
Sebut saja dia adalah Ibu Sherly Kurnia Dewi, yang mengajar mata pelajaran Biologi dan Geografi di salah satu sekolah bertaraf internasional yakni di SMP Pelangi Kasih, Jakarta Utara.
Saya memperhatikan jika ibu Sherly ini adalah sosok yang cerdas dan memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif saat ia mengajar di hadapan siswa-siswanya.
Ia pernah menampilkan hasil karya siswa yang diajarnya dengan menerapkan kurikulum internasional. Saya dan teman-teman PPG lainnya terheran-heran dengan hasil karya siswa berupa pembuatan media komik pembelajaran. Sungguh hebat karya siswa-siswa beliau, bahkan jika disandingkan dengan hasil karya siswa saya mungkin masih sangat jauh berbeda.
Dan dari kisah di atas, saya bersama teman-teman PPG yang lainnya (berasal dari berbagai provinsi di Indonesia) belajar dari beliau yang di sekolahnya sudah menerapkan kurikulum Nasional yang digabungkan dengan kurikulum Cambridge dalam kegiatan pembelajaran.
Mengenai penggunaan kurikulum internasional ini sebenarnya sudah banyak diterapkan di berbagai kampus (universitas) dan sekolah-sekolah bertaraf internasional di Indonesia.
Dan berikut ini beberapa kontribusi kurikulum internasional terhadap perkembangan sistem pendidikan di Indonesia.
1. Melatih Kemampuan Berbahasa Asing (Terutama Bahasa Inggris)
Kontribusi kurikulum internasional bagi pendidikan di Indonesia yakni melatih keterampilan bahasa asing bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang menjalankan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun kampus.
Bahasa asing (terutama bahasa Inggris) adalah bahasa internasional karena semua negara memakai bahasa inggris ini dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis. Sehingga kemampuan berbahasa inggris sangat perlu dimiliki oleh pelajar maupun mahasiswa yang menerapkan kurikulum internasional ini di lingkungan pendidikan mereka.
2. Melatih Daya Nalar (Kemampuan Berpikir Kritis dan Mampu Memecahkan Masalah)
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun kampus yang menerapkan kurikulum internasional ini biasanya mereka tidak hanya “dijejali” oleh materi teoritis saja, tapi lebih ke pembelajaran yang berbasis proyek dan juga hal-hal yang berbau pemecahan masalah (problem solving). Para siswa dan mahasiswa juga dituntut untuk kuat berpikir analisis dan menggunakan data-data. Apalagi yang social studies harus mempunyai kemampuan menulis. Jadi setahu saya di kurikulum internasional itu siswa/mahasiswa juga dituntut untuk mengerti bukan menghafal materi pembelajaran.
Pada pembelajaran berbasis proyek (project based learning) lebih menekankan pada tugas-tugas proyek yang harus dikerjakan oleh pelajar maupun mahasiswa dengan durasi waktu tertentu. Contoh pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan oleh teman saya ibu Sherly tersebut misalnya pembuatan poster, komik, pembuatan video animasi, dan hal lain yang mengarah terhadap penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Selain itu, ibu Sherly ini juga keren, karena dia sendiri melakukan simulasi project yang ia lakukan untuk dipraktekan kepada siswanya.
Sementara itu, untuk pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) maka mereka pelajar maupun mahasiswa diberikan tugas-tugas yang berisi masalah sehari-hari yang mereka hadapi atau masalah di lingkungan mereka kemudian dari masalah tersebut mereka dituntut untuk memecahkan masalah serta memberikan solusi yang tepat.
Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi sering dipakai pada pembelajaran di kurikulum internasional ini, dimana pembelajarannya lebih menekankan pada minat dan bakat siswa maupun mahasiswa. Dengan harapan siswa/mahasiswa merasa senang mengikuti pembelajaran karena minat dan bakatnya terakomodir dengan baik.
Ketiga jenis pembelajaran di atas pada umumnya sering dipakai pada kurikulum internasional dalam menyiapkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja. Silakan baca juga: Pentingnya Kompetensi Global 4C Untuk Hadapi Dunia Kerja.
3. Melatih Siswa Maupun Mahasiswa Untuk Mampu Berkolaborasi, Berkomunikasi, serta Berpikir Kreatif dan Inovatif
Keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kreatif dan inovatif seringkali dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran di pendidikan internasional.
Keterampilan berkomunikasi dan kolaborasi sangat penting dalam berbagai kegiatan-kegiatan akademik maupun non-akademik. Sementara itu, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif diharapkan mereka mampu menciptakan barang/jasa dengan model baru yang berdaya saing secara global.
Keterampilan-keterampilan di atas ini juga dibutuhkan saat mereka nantinya lulus dari sekolah atau kampus untuk kemudian berada di dunia kerja.
4. Menyiapkan Siswa Maupun Mahasiswa Agar Berwawasan Global
Sekolah atau kampus yang menerapkan kurikulum internasional biasanya selalu mengharapkan siswa maupun mahasiswanya untuk senantiasa berwawasan global. Contohnya adalah penggunaan bahasa asing dalam aktivitas pembelajaran, atau percakapan berbahasa asing sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah.
Selain itu, mereka juga diharapkan mampu untuk selalu up to date dengan IPTEK yang sedang berkembang saat ini. Serta diharapkan mereka bisa menciptakan terobosan terbaru dalam berbagai penelitian, pembuatan produk-produk teknologi maupun non-teknologi untuk berbagai kebutuhan manusia di berbagai bidang kehidupan.
5. Menyiapkan Siswa Maupun Mahasiswa Sebagai Pemimpin Masa Depan
Tantangan zaman di berbagai bidang kehidupan semakin kompleks, sehingga dibutuhkan sosok pemimpin masa depan yang memiliki karakter berjiwa pemimpin.
Menurut Thaufik seperti dikutip dari situs djkn.kemenkeu.go.id, bahwa setidaknya ada 10 karakter pemimpin masa depan yang terdiri dari jujur, kompeten, visioner, menginspirasi, cerdas, adil, berwawasan luas, berani, lugas, dan imaginatif.
Pemimpin masa depan juga harus berpenampilan menarik yang diikuti dengan karakter baik serta memiliki dampak luas bagi masyarakat di sekitarnya.
Nah, itulah 5 kontribusi kurikulum internasional terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Semoga informasi di atas bermanfaat untuk rekan-rekan pembaca yang mungkin tertarik untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah atau kampus dengan pembelajaran berbasis kurikulum internasional.
Yang paling di ingat dari miss Sherly adalah pelajaran tentang Lab skill, imaginary learning serta penggunaan laboratorium online yang memang kesemuanya mampu mengoptimalkan kemampuan berfikir kritis, kreatif inovatif peserta didik
Iya betul banget bu Rahmi. Bu Sherly sangat inspiratif untum kita rekan guru semuanya.
Ini ngambil nama saya ga bilang-bilang ya heheheh. Gapapa sih. Tapi komik itu bukan proyek saya. Saya kan bilang itu proyek temen saya wkkk. Kalo sy lebih fokus ke bentuk assignments tidak normal aja (ini kata2 anak2 saya sih
Oke Bu Serly, hehe..maaf ya bu..