Kesimpulan dan Refleksi Dari Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (Tugas 1.1.j. Koneksi Antar Materi & 1.1.k. Aksi Nyata – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1)
Kesimpulan Dari Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)
1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
JAWAB:
Saya percaya bahwa murid bisa dibentuk sesuai keinginan saya sebagai guru. Selain itu, saya selalu mendominasi dalam setiap kegiatan pembelajaran (teacher-centered).
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
JAWAB:
Setelah mempelajari modul 1.1 tentang filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD), maka saya semakin memperoleh banyak wawasan baru, paradigma berpikir saya semakin berubah, dimana saya yang sebelumnya sering menganggap bahwa anak/siswa/peserta didik bisa kita bentuk sesuai kemauan saya sebagai seorang guru, ternyata anggapan saya ini salah besar (keliru). Harusnya saya bisa memperlakukan siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas maupun di sekolah sesuai dengan kodrat mereka. Dimana setiap anak juga punya kodrat alam dan kodrat zaman. Dan tugas saya sebagai guru yaitu untuk "menuntun" siswa dengan cara memfasilitasi kebutuhan belajar siswa (menghamba pada murid).
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?
JAWAB:
Hal-hal yang akan segera saya lakukan adalah melakukan perubahan pada diri saya sebagai seorang guru pembelajar yang tidak pernah lelah untuk belajar sepanjang hayat, melakukan diferensiasi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar siswa saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM), sesuaikan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan kodrat anak, dan saya akan "menghamba pada murid" dalam arti yaitu memfasilitasi kebutuhan anak/murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, sehingga pembelajaran di kelas/sekolah akan semakin menyenangkan dan membuat anak/siswa semakin percaya diri.
Jurnal Refleksi Modul 1.1 (Aksi Nyata) Dari Implementasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah
A. Perasaan Selama Melakukan Perubahan di Kelas
- Saya merasa sedih dan bersalah kepada murid/peserta didik karena selama ini beranggapan bahwa mereka adalah objek pembelajaran, guru adalah pengendali pembelajaran, dan pembelajaran saya di kelas hanya menekankan aspek kognitif semata;
- Merasa ragu-ragu dan khawatir apakah perubahan yang saya lakukan di kelas nantinya akan direspon baik oleh murid. Lalu apakah saya bisa mengarahkan para murid sesuai kodratnya menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur;
- Saya merasa bahagia dan bersyukur setelah melakukan perubahan di kelas sesuai filosofi pemikiran KHD. Dimana murid-murid merasa senang, lebih aktif, dan bersemangat saat kegiatan pembelajaran di kelas.
B. Ide/Gagasan Yang Timbul Sepanjang Proses Perubahan di Kelas dan Sekolah
- Menemukan dan mengenali segala keunikan dan potensi yang ada pada para murid sesuai dengan minat, bakat, dan gaya belajarnya;
- Meminta pendapat murid dengan berdiskusi bagaimana pembelajaran yang asyik, dan menyenangkan bagi mereka;
- Merancang pembelajaran kontekstual sesuai dengan kodrat para murid;
- Merancang dan mengaplikasikan pembelajaran kreatif dan inovatif;
- Menerapkan nilai-nilai sosial budaya dalam pembelajaran, diantaranya religius, kerjasama dan gotong royong.
C. Pembelajaran Dan Pengalaman Dalam Bentuk Catatan Praktik Baik
- Saya menyadari bahwa murid bukanlah kertas kosong yang bisa dibentuk dan digambar oleh guru, melainkan mereka telah memiliki garis halus sesuai dengan kodrat dan pengalamannya. Dan tugas guru hanyalah membimbing untuk menebalkan garis halus tersebut;
- Tugas guru adalah “menghamba” pada murid dengan cara memberikan kebebasan dan keleluasaan mengeksplorasi sekaligus mengembangkan potensi yang dimilikinya;
- Pembelajaran kontekstual sesuai kodrat anak akan menjadi lebih bermakna dan menyenangkan bagi para murid di kelas dan sekolah.
D. “Foto Bercerita” Seluruh Rangkaian Pelaksanaan (Perencanaan, Pelaksanaan dan Refleksi)
TAHAP PERENCANAAN:
TAHAP PELAKSANAAN:
TAHAP REFLEKSI:
E. Refleksi Pelaksanaan (Tantangan dan Solusi)
Tantangan | Solusi |
1. Menjadikan murid sebagai pemeran utama dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas maupun sekolah | 1. Mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran, pembelajaran berpusat pada murid (student centered) |
2. Motivasi murid masih rendah dalam proses belajar-mengajar | 2. Mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif sesuai dengan kodrat minat bakat murid |
3. Membiasakan murid untuk mengemukakan pendapat di depan kelas | 3. Memberikan apresiasi dan motivasi sehingga menjadi lebih percaya diri |
Demikianlah pembahasan tentang Kesimpulan dan Refleksi dari Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (Tugas 1.1.j. Koneksi Antar Materi & 1.1.k. Aksi Nyata – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1). Semoga tugas yang saya kerjakan ini bermanfaat bagi saya dan semua rekan pembaca di website/blog pribadi saya ini. Terima kasih.
Sangat menginspirasi,dan pemaparannya jelas.terimaksih pak…
Terimakasih kembali bu Lely, semangat untuk kelompok CGP kita 🙂
Pa Wahid keren amatsi tulisannya, mau dong diajarin buat blog hehehe
Makasih bu atas apresiasinya. Boleh bu. hehe
Luar biasa pak ketua.
Terimakasih bu Siti Yuliana.
Pasti murid-murid senang banget diajarin pak Wahid karena sangat memfasilitasi kebutuhan pembelajaran mereka. Semangat pak guru, amal jariyah akan terus mengalir seperti Ki Hajar Dewantara yang namanya selalu dikenang
Terimakasih kak Lia Lathifa atas motivasinya 🙂
Bagus banget ya Pak, sekarang paradigma sudah mulai berubah, dari siswa sebagai obyek pembelajaran menjadi subyek pembelajaran. Keren, semoga pendidikan di Indonesia bisa semakin baik.
Aaamiin, makasih kak Adi, siap…motivasinya keren.
Setuju banget! murid seharusnya jadi pemeran utama dalam proses belajar mengajar, jadi murid yang harusnya lebih aktif, guru cuman mengarahkan dan mengajarkan
Yups, sependapat kak, saya juga begitu, menganggap murid adalah sosok yang hanya tinggal dipoles saja karakter dan minatnya. Murid adalah aktor, guru adalah tutor/mentor, dan Tuhan adalah sutradaranya.
Terharruu bacanya, ka Wahid.
Memang sebagai guru kudu mau berubah yaa.. Gak boleh kolot dengan metode pembelajaran zaman dulu yang semua bahan dan ujian berasal dari guru dan murid tinggal menerima dengan cara disuapi.
Kini, sumber dan cara belajar pun sudah berbeda, sehingga anak-anak masa kini dinilai lebih kreatif. Hanya gurunya harus menghargai proses kreatif mereka sehingga bisa menuntun anak-anak kepada bidang minatnya yang kelak bisa jadi akan membuka jalan menuju kesuksesan.
Setuju Teh, metode belajar kudu yang kekinian mengikuti jaman, agar bisa nyambung dengan para siswa
Bener banget kak Fenni Bungsu, bahwa guru juga dalam mengajar harus tetap mengikuti perkembangan zaman, tidak boleh usang dimakan waktu, harus tetap semangat mencerdaskan anak-anak bangsa Indonesia.
Iya jadi guru juga perlu fleksibel, menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan yang terpenting tidak boleh egois, hehe..
kebetulan banget saya baru selesai menyimak ngaji filsafat nya Pak Fahruddin Faiz yang membahas Ki Hajar Dewantara
Pemikirannya melewati eranya dan tetap relate dengan era sekarang
Karena hingga kini kita masih mendewa-dewakan lulusan eksakta dibanding sosial budaya, akibatnya ya kaya sekarang ini
Iya bener banget kak Maria, bahwa pemikiran/filosofis Ki Hajar Dewantara memang sangat relate dengan perkembangan zaman di era modern saat ini. Doakan semoga kami para guru bisa menjalankan amanah yang tak mudah ini, hehe.
Yang produk fashion dari limbah organik dan anorganik … nggak ada foto yang jelas dan besar, Mas? Penasaran banget.
Iya kak, ada.
Murid sekolah sekarang banyak yg kritis di kelas. Jadi wajar kalau guru hanya membimbing dan mengarahkan
Dengan meneladani tokoh Ki Hajar Dewantara, semoga saja program pemerintah dan perencanaan guru bisa terus menjadikan anak menjadi pribadi yg bermanfaat.
Iya bener banget kak, memang perlu pengetahuan dan wawasan yang luas juga bagi seorang guru dalam mengajar di kelas. Terimakasih motivasinya.
Setuju
Dengan memiliki wawasan yang luas, guru bisa semakin kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran ya
bener banget kak bu Dian,.. Sip deh… 🙂
Guru atau tenaga pengajar sekarang setidaknya harus mau mengikuti perubahan dan perkembangan zaman. Apalagi menghadapi para siswa sekarang sepertinya sudah berbeda dengan zaman saya dulu.
Betul banget kak Maria, guru memang harus mengikuti perkembangan zaman yang ada, biar up to date.