Wahid Priyono

Bloger

Web Designer

Influencer

Freelancer

Teacher

Writer

Content Creator

Badminton Lovers

Wahid Priyono

Bloger

Web Designer

Influencer

Freelancer

Teacher

Writer

Content Creator

Badminton Lovers

#BlogPost

4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru di Era Digital Abad 21

14 Desember 2021 Edukasi
4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru di Era Digital Abad 21

Menjadi guru di era digital abad ke-21 memiliki tantangan yang begitu kompleks jika dibandingkan dengan era sebelumnya. Tentunya jadi banyak pengalaman yang didapat. Saya sendiri sebagai seorang guru yang sudah mengabdi sebagai honorer selama 6 tahun sejak 2015 mengakui bahwa pekerjaan sebagai seorang guru ini sangatlah sulit, tidak mudah, dan tidak semua orang mau menjadi seorang guru dengan berbagai drama yang terjadi baik di lingkungan sekolah, di rumah, atau di tengah-tengah masyarakat.

Bahkan, ada drama ketika menjadi guru honorer itu dianggap sebelah mata oleh sebagian orang dengan gaji yang pas-pasan. Tekanan ketika berada di sekolah cukup banyak dengan berbagai hal-hal teknis dan non-teknis termasuk menghadapi kelakuan siswa yang beragam dengan keunikannya masing-masing.

Ada siswa yang berkelakuan seperti bunglon jadi ketika di rumah seperti anak alim, namun ketika berada di sekolah kelakuannya kurang mencerminkan saat di rumah, sehingga jika terjadi masalah pada siswa ini ketika di sekolah maka ketika dimeditasi dengan orang tua maka orang tua tidak percaya kelakuan anaknya bengal atau apalah bahasanya. hehe.

Bahkan, tidak cukup di situ saja, menjadi guru honorer itu terkadang menyakitkan dengan gaji pas-pasan, maka jika tidak kreatif dan inovatif dan tekun bekerja di bidang lain maka akan sangat rugi sekali, sehingga perlu adanya inovasi untuk menjadi guru yang produktif walaupun gajinya pas-pasan.

Bagi saya, menjadi guru yang sudah mengajar selama 6 tahun bukanlah waktu yang cukup untuk berpuas diri, namun harus terus belajar meng-upgrade pengetahuan, wawasan, keterampilan dan tingkahlaku ke arah yang jauh lebih baik. Karena tuntutan menjadi guru ke depan, terutama di era digital abad ke-21 ini bukanlah standar mutlak yang harus berhenti tapi harus tetap berlanjut untuk belajar sepanjang hayat.

Sebagai guru saya juga terus belajar. Tidak mau ketinggalan dengan skill guru lain yang sudah memahami satu rumpun keilmuan. Dalam hal teknologi saya juga tidak mau kalah dengan siswa atau guru-guru lain di sekolah. Saya harus terus belajar dan belajar dengan teknologi terbaru dan metode pengajaran terkini agar tidak ketinggalan dengan yang lainnya.

Menjadi guru di abad ke-21 ini memang mempunyai tantangan tersendiri bagi saya, yang sebetulnya cukup berat untuk dilaksanakan, tapi harus tetap dicoba ya. Yang penting sedikit-sedikit jalan ya kan daripada tidak pernah sama sekali. Jadi, tantangan saya ini menyangkut perubahan besar dan cepat yang ada di lingkungan sekolah yaitu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), perubahan demografi, globalisasi dan lingkungan secara umum.

Kemajuan di bidang IPTEK mendorong saya untuk mampu mengoperasikan komputer, aplikasi pembelajaran, dan metode pembelajaran yang memanfaatkan IT.

Perubahan demografi menuntut saya untuk bisa terus adaptif dengan lingkungan sekitar dan bisa memanfaatkan kekayaan demografi di sekitar tempat tinggal untuk mendukung sarana/kegiatan pembelajaran di luar kelas.

Pengaruh globalisasi menuntut saya sebagai guru untuk terus berevolusi dan mau menerima perubahan globalisasi itu sendiri tapi tetap harus selektif dan mengambil peran yang positif di dalamnya.

Lingkungan sekolah juga secara umum membentuk kepribadian saya sebagai guru dan mengambil hikmah dari setiap kejadian selama menjadi guru dengan seluk-beluknya selama melakukan kegiatan pembelajaran dan pergaulan sehari-hari baik dengan guru, karyawan sekolah, orang tua (wali siswa) ataupun siswa itu sendiri.

Dokumentasi Pribadi: Saya (paling tengah) saat mengajarkan siswa membuat herbarium basah dari beragam jenis tanaman dan hewan vertebrata laut.

Ternyata pada akhirnya, menjadi guru adalah sarana untuk beribadah serta menjadi insan yang ramah dengan semua orang. Selain itu, tugas saya sebagai guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja, akan tetapi harus mampu menjadi guru pembelajar yang terus haus akan ilmu pengetahuan apapun itu jenisnya, sebagai agen perubahan di sekolah (agent of change), serta mampu menjalin hubungan dan mengembangkan hubungan baik guna peningkatan mutu pembelajaran siswa di sekolah. Sehingga dalam posisi ini, saya sebagai guru juga butuh pengembangan profesionalisme yang efektif melalui aktivitas pembimbingan.

Pembimbingan ini adalah bekal dan salah satu syarat mutlak bagi guru abad ke-21. Dengan melakukan pembimbingan ini maka akan secara otomatis meningkatkan kemampuan guru, kontribusi guru terhadap sekolah akan meningkat baik dalam hal mengajar serta perbaikan mutu pengajaran di sekolah. Pembimbingan guru ini bisa meliputi beberapa aspek yang pernah saya diskusikan dengan kepala sekolah seperti supervisi guru, perkumpulan guru melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Guru Penggerak, pengembangan pedagogik guru, sertifikasi guru, Uji Kompetensi Guru (UKG), bahkan dalam skala besar yaitu program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang selama ini telah membantu para guru untuk meningkatkan kompetensi pedagogiknya sebagai guru yang sudah profesional diakui negara.

Dokumentasi pribadi: Saya memakai batik corak hitam cokelat (paling tengah) saat mengikuti kegiatan MGMP Guru di SMAN 1 Kalianda Lampung Selatan.
Dokumentasi Pribadi: Kegiatan MGMP Guru Biologi Kabupaten Lampung Selatan yang saya ikuti beberapa waktu lalu.

Selain pembimbingan yang dibutuhkan guru abad ke-21, maka guru juga penting meningkatkan kompetensinya serta profesionalismenya sebagai seorang guru. Yuk mari kita tengok apa saja saja kompetensi guru di era digital abad ke-21 yang dibutuhkan serta apa saja nih syarat menjadi guru profesional di abad ke-21? check it out…

Kompetensi Guru Di Era Digital Abad 21

Pada abad 21 ini, semua manusia mengalami perkembangan pola pikir, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk seluruh bidang kehidupan. Adapun salah satu bidang yang menonjol yakni bidang teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini tentu saja membuat semua orang dapat mengakses informasi internet dengan cepat.

Di sisi lain, pada abad 21 ini tantangan sekaligus permasalahan yang dihadapi umat manusia akan semakin kompleks, misalnya saja pemanasan global (global warming), krisis pangan dan ekonomi global, terorisme, radikalisme, rasisme, drug abuse, human trafficking, serta rendahnya kesadaran manusia di level multikultural, kesenjangan mutu pendidikan di Indonesia yang tak pernah berujung, dan lain sebagainya.

BACAAN LAINNYA:  Hari Pertama Bertugas Sebagai Guru Baru di SMAN 2 Natar Lampung Selatan

Era ini juga ditandai semakin ketatnya persaingan di berbagai lini kehidupan di tingkat global sehingga meninggalkan jejak-jejak evolusioner siapa yang kuat dia akan bertahan hidup, dan sebaliknya yang lemah akan semakin punah.

Semua kejadian tersebut mengkonfirmasi bahwa pada abad 21 ini dibutuhkan persiapan matang untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul berdaya saing secara lokal, nasional maupun internasional. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan (baik sekolah, kampus, dan lingkungan pendidikan formal dan non-formal) serta guru/tenaga pendidik sebagai insan yang harus siap untuk menyiapkan generasi muda bangsa yang mampu bersaing secara sehat serta unggul dari segi SDM-nya.

Dokumentasi Pribadi: Siswa melakukan kegiatan praktikum di laboratorium biologi sekolah.

Guru Abad 21 ditantang untuk melakukan percepatan terhadap perkembangan informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi informasi membuat guru maupun siswa secara fleksibel mampu memperoleh wawasan, keilmuan dan pengetahuan secara fleksibel kapan saja dan dimana saja tanpa batasan waktu. Konsekuensi dari semua ini, maka guru-guru harus mampu mengembangkan pendekatan dan metode pengajaran yang tepat kepada siswa sesuai karakteristik di lingkungannya.

Bahkan, kini tuntutan dunia internasional terhadap tugas guru di abad ke-21 tidaklah ringan. UNESCO merekomendasikan empat pilar (4L) dalam bidang pendidikan, yakni:

  • Learning to know (belajar untuk mengetahui);
  • Learning to do (belajar melakukan atau mengerjakan);
  • Learning to live together (belajar untuk hidup bersama);
  • Learning to be (belajar untuk menjadi/mengembangkan diri sendiri).

Pada abad 21 ini maka sekolah diperlakukan seperti “perusahaan” yang harus menyediakan produk/jasa (pembelajaran) untuk konsumen (siswa dan wali murid).

Sekolah dituntut untuk mampu bersaing dengan cara “menjual diri mereka”, menemukan “target pasar” dan saling berkompetisi dengan sekolah lain di sekitarnya.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diperlakukan seperti perusahaan yang berdiri secara mandiri, mempunyai tugas serta wewenang untuk mengelola sekolah secara mandiri dan profesional kepada stake holder terkait. Sekolah berlomba-lomba untuk mendapatkan sumber dana dari pemerintah, misalnya adalah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Sekolah yang menyediakan “produk/jasa” yang laku di pasar maka akan dinilai jauh lebih layak untuk tumbuh dan berkembang. Sebaliknya, untuk sekolah dengan “produk/jasa” yang tidak laku di pasaran maka akan ditinggalkan oleh penggunanya/konsumen (dalam hal ini siswa maupun orang tua siswa).

Maka dari itu, pihak sekolah maupun guru sangat dituntut untuk selalu memonitor kinerja sekolah dengan baik untuk mengetahui mutu pendidikan serta layanan pendidikan dan juga harus menunjukkan nilai tambah (value) yang dicapai oleh siswa-siswanya.

Contohnya saja di sekolah dimana saya mengajar maka dalam promosi ketika akan penerimaan siswa baru harus mempunyai produk unggulan siswa, misalnya prestasi akademik maupun non-akademik seperti olahraga. Maka prestasi ini akan menjadi nilai tambah kepada masyarakat yang akan datang mendaftarkan siswanya untuk bersekolah di sekolah saya tersebut. Jadi, pada intinya guru harus mencetak siswa-siswa berprestasi supaya lebih terkenal oleh masyarakat luas dan berimbas pada suksesnya penerimaan siswa baru (PPDB).

Dari banyaknya kejadian perubahan lingkungan sekolah dan strategi pendekatan ekonomi pasar seperti dijelaskan di atas, maka mau tidak mau akan berimbas pada tuntutan profesionalitas guru di abad 21 ini.

Guru profesional abad 21 harus mampu menjadi guru pembelajar sepanjang karirnya guna menambah wawasannya, serta peningkatan efektifitas kegiatan pembelajaran siswa seiring dengan perubahan lingkungan di sekitarnya. Selain itu, guru abad 21 dituntut mampu bekerja sekaligus belajar dari rekan kerja (kolega) untuk menghadapi kompleksitas berbagai tantangan sekolah dan pengajaran ke depannya.

Guru pada abad 21 ini saat mengajar harus berpatokan kepada standar profesional mengajar guna mewujudkan penjaminan mutu/kualitas pembelajaran serta mampu berkomunikasi secara baik langsung maupun tidak langsung dengan penggunaan teknologi secara efektif baik dengan wali siswa untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan sekolah secara umum.

Maka berdasarkan uraian di atas, lebih dirincikan lagi bahwa tugas/peran guru abad 21 dapat ditinjau dari tiga aspek penting yaitu aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan, diri pribadi, serta psikologis.

Peran guru ditinjau dari sudut pandang aktivitas pengajaran dan adimistrasi pendidikan meliputi beberapa hal seperti:

  • Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan;
  • Wakil masyarakat di sekolah;
  • Seorang pakar dalam bidangnya;
  • Penegak disiplin;
  • Pelaksana administrasi pendidikan;
  • Pemimpin bagi generasi muda;
  • Penyampai berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.

Peran guru ditinjau dari sudut pandang diri pribadi, meliputi:

  • Pekerja sosial;
  • Pelajar dan ilmuwan;
  • Wakil orang tua siswa di sekolah;
  • Model keteladanan dalam berbagai sikap;
  • Pemberi keselamatan bagi peserta didik selama di sekolah.

Peran guru ditinjau dari sudut pandang psikologis, meliputi beberapa aspek seperti:

  • Pakar psikologi pendidikan;
  • Seniman dalam hubungan antar manusia;
  • Pembentuk kelompok;
  • Inovator dan fasilitator;
  • Petugas kesehatan mental secara umum di lingkungan sekolah.

Empat Kompetensi Guru Era Digital di Abad 21

Berdasarkan Pasal 10 Ayat (1) Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen mengamanatkan bahwa guru harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dari keempat Kompetensi Guru inilah, maka dalam pelaksanaannya harus secara holistik yang merupakan satu kesatuan utuh dan ciri sebagai guru profesional. Berikut ini penjelasan secara rincinya:

#1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru berkenaan dengan pemahamannya terkait karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai aspek penting seperti fisik, moral, sosio-kultural, emosional, serta intelektual. Hal tersebut tentunya menuntut seorang guru harus mau menguasai teori-teori belajar serta prinsip-prinsip pembelajaran yang sifatnya mendidik sebab peserta didik/siswa mempunyai beragam karakter/sifat yang dibawanya sejak lahir, dan juga interest/minat yang berbeda-beda pula. Berkenaan pelaksanaan kurikulum, maka seorang guru dituntut harus mampu dan menguasai dalam hal pengembangan kurikulum di tingkat satuan pendidikan masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta lingkungan di sekitarnya.

Guru dituntut supaya mampu mengoptimalkan segala potensi peserta didik untuk mengaktualisasikannya di dalam kelas, serta guru mampu melakukan penilaian terhadap seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kemampuan seorang guru berkenaan dengan aspek-aspek pedagogik, meliputi hal-hal seperti:

  • Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari berbagai aspek seperti aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual;
  • Penguasaan terhadap berbagai macam teori belajar serta prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik;
  • Mampu mengembangkan kurikulum di satuan pendidikannya yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampunya;
  • Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dan pengembangan siswa yang mendidik;
  • Memanfaatkan berbagai macam teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan pembelajaran yang mendidik;
  • Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki;
  • Berkomunikasi secara efektif, empatik, serta santun dengan peserta didik;
  • Melakukan penilaian serta evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran;
  • Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran secara menyeluruh.
BACAAN LAINNYA:  Suka Dan Duka Menjadi Guru Ketika Akan Mendaftar ASN PPPK

#2. Kompetensi Kepribadian

Pelaksanaan tugas sebagai seorang guru sudah semestinya harus didukung oleh suatu perasaan senang akan tugas yang dipercayakan kepadanya guna mempersiapkan kualitas generasi masa depan bangsa yang jauh lebih baik. Meskipun pada kenyataannya cukup berat tantangan dan rintangan yang dihadapi, tentu saja dalam pelaksanaan tugasnya maka seorang guru harus tetap tegar, sabar dan berbaik hati dalam melaksakan tugas sebagai seorang pendidik. Pendidikan adalah proses yang sudah direncanakan oleh pendiri bangsa agar semua berkembang melalui proses pembelajaran, serta menciptkan manusia yang berbudi luhur dan memiliki wawasan/pengetahuan secara global. Pendidikan juga bertujuan untuk memanusiakan manusia.

Guru sebagai tenaga pendidik harus mampu mempengaruhi siswa ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik di dalam masyarakat. Tata nilai termasuk norma, adat-istiadat setempat, moral, nilai estetika, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mempengaruhi perilaku etika peserta didik sebagai pribadi dan juga bagian anggota masyarakat. Penerapan disiplin dalam proses pendidikan tentu saja akan menghasilkan peserta didik dengan sikap mental, watak dan kepribadian yang kuat.

Aspek-aspek kepribadian yang perlu ditanamkan pada guru era abad 21 antara lain:

  • Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, serta kebudayaan nasional Indonesia;
  • Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, serta insan teladan bagi peserta didik dan masyarakat di sekitarnya;
  • Menampilkan diri sebagai pribadi guru yang stabil, mantap, dewasa, arif, dan berwibawa;
  • Menunjukkan semangat serta etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri;
  • Menjunjung tinggi kode etik profesi guru yang bermartabat.

#3. Kompetensi Sosial

Seorang guru di mata masyarakat dan peserta didik adalah panutan atau suri tauladan dalam kehidupanya sehari-hari. Guru harus mempunyai kemampuan sosial dengan masyarakat sekitar guna mendukung pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan kemampuan sosial yang dimiliki oleh guru tersebut, maka secara otomatis hubungan antar sekolah dengan masyarakat sekitarnya akan berjalan dengan baik, silaturahmi lancar, sehingga apabila mempunyai keperluan dengan wali murid, maka para guru tidak akan mendapat kesulitan yang berarti.

Kemampuan sosial ini juga meliputi kemampuan seorang guru untuk menjalin komunikasi yang hangat, bekerja sama, mampu bergaul dengan baik sesama guru, atau dengan masyarakat sekitar, serta mempunyai jiwa yang menyenangkan bagi lingkungannya. Kriteria kinerja guru dalam kaitannya dengan kompetensi sosial seperti:

  • Bertindak objektif serta tidak melakukan tindakan diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, suku/ras, adat-istiadat, latar belakang keluarga, kondisi fisik, serta status sosial ekonomi;
  • Berkomunikasi secara efektif-efisien, simpatik-empatik, serta melakukan perbuatan santun dengan sesama pendidik/guru, tenaga kependidikan, orang tua murid, dan masyarakat;
  • Mampu beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya;
  • Berkomunikasi dengan baik dengan komunitas profesi sendiri maupun profesi lainnya secara lisan dan tulisan atau bentuk yang lainnya.

#4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan suatu kemampuan yang harus dipunyai guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Seorang guru mempunyai tugas utama yaitu mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Maka dari itulah seorang guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran secara baik kepada siswa, selalu mengupdate dan menguasai materi pelajaran yang diberikan kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dalam prakteknya ketika akan mengajar, seorang guru sudah selayaknya mampu mencari informasi dari berbagai sumber referesi seperti literasi terhadap beragam jenis buku-buku terbaru, mengakses informasi yang diperlukan untuk pembelajaran melalui internet, serta berupaya selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi pembelajaran yang disajikan. Intinya guru harus melek literasi digital dan non digital untuk memenuhi standar dirinya sebagai ciri dari guru profesional.

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, maka guru mempunyai peran dan tugas sebagai fasilitator yang tidak pernah kehabisan ide dalam mengelola proses pembelajaran sedemikian rupa. Kegiatan pembelajarannya tentu saja harus disambut baik oleh peserta didik sebagai suatu seni mengajar serta pengelolaan proses pembelajaran di kelas yang tentunya itu diperoleh dari kegiatan pelatihan-pelatihan guru yang diselenggarakan di lingkungan kabupatennya, pengalaman mengajar, serta kemauan guru untuk terus belajar yang tidak pernah ada putusnya. Karena memang seyogyanya seorang guru adalah pembelajar sepanjang hayat.

Keaktifan peserta didik harus terus tercipta melalui penggunaan metode dan strategi mengajar yang tepat, terukur dan akurat. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar dengan mendorong peserta didik untuk mengajukan pendapat/ide, bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen (percobaan), serta menemukan fakta-fakta, teori, dan konsep yang dianggap baik. Oleh sebab itu, seorang guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbagai sumber belajar, seperti menggunakan multimedia, belajar sambil bekerja (praktikum), belajar sambil mendengar, belajar sambil bermain dan tentunya haruslah sesuai dengan konteks materi yang sedang diajarkan.

Seorang guru juga harus mampu mempraktikan prinsip-prinsip didaktik-metodik sebagai konsep dasar ilmu keguruan dan pendidikan. Sebagai contohnya, bagaimana seorang guru mampu menerapkan prinsip dasar mengajar seperti apersepsi di awal proses pembelajaran, perhatian yang hangat kepada peserta didik selama belajar, kerja kelompok, dan prinsip- prinsip lainnya yang dianggap baik.

BACAAN LAINNYA:  Pelatihan Pengelolaan E-Kinerja di PMM Bersama Tim Guru MGMP Biologi Kabupaten Lampung Selatan

Dalam hal evaluasi pembelajaran, baik secara teoritik maupun praktik, maka seorang guru harus mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa harus benar dan tepat. Guru juga harus mampu menyusun soal, kisi-kisi soal, butir soal secara benar, agar tes yang digunakan dapat mengukur secara keseluruhan dari setiap proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam periode waktu tertentu.

Adapun kemampuan yang perlu dipunyai seorang guru pada dimensi kompetensi profesional atau akademik yakni sebagai berikut:

  • Kemampuan menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampunya;
  • Menguasai standar kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampunya;
  • Mengembangkan materi pelajaran yang diampunya secara kreatif dan inovatif;
  • Mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif;
  • Memanfaatkan semua teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan dirinya di masa kini.

Untuk melakukan pengembangan keprofesian secara profesional dan berkelanjutan, maka seorang guru bisa melakukan serangkaian kegiatan positif lain di luar kegiatan mengajarnya. Langkah semacam ini sangat baik karena akan menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi guru. Apalagi saat ini sedang pandemi Covid-19, maka seorang guru bisa mengasah kompetensi, skill dan mencari sebanyak-banyaknya ilmu di luar jam mengajarnya, misalnya dengan mengikuti seminar-seminar online kependidikan, mengikuti lomba-lomba menulis, pelatihan-pelatihan secara daring di platform mengajar, dan kursus-kursus online seputar pendidikan yang tentunya akan bermanfaat bagi dirinya. Misalnya saja seorang guru, bahkan siswa dan orang tua bisa mengikuti serangkaian academy di  Platform Mengajar KOCO Schools.

Apa Itu KOCO Schools?

KOCO Schools adalah perusahaan EdTech yang berkembang pesat di Asia, dengan kantor yang ada di Singapura, Indonesia, dan India.

Melihat terganggunya proses belajar akibat pandemi Covid-19, pendiri KOCO yaitu Lenie tahu bahwa harus ada sesuatu yang bisa dia lakukan untuk membantu siswa beradaptasi dengan pembelajaran normal baru.

Pihak KOCO Schools telah menciptakan 3 produk baru untuk membantu komunitas sekolah, guru, dan orang tua. Ini termasuk KOCO Schools dan KOCO Space, platform digital yang membantu sekolah dan orang tua mengelola studi siswa dan anak mereka dengan lebih baik.

Pihak KOCO Schools juga mengutamakan kebutuhan pelanggan.. Oleh karena itu, KOCO Schools telah bermitra dengan perusahaan seperti Singapore Asia Publishers, Zoom, dan Google untuk memberikan pengalaman belajar terbaik kepada siswa dan anak-anak Anda di platform KOCO Schools tersebut.

Mengapa Harus KOCO Schools?

Saya rasa bahwa guru belajar melalui aplikasi/website KOCO Schools sangat penting sekali karena tuntutan zaman yang serba digital juga menuntut seorang guru untuk melek terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Tentu saja dengan kemampuan guru yang bisa menguasai IPTEK dengan baik, maka semua proses pembelajaran yang diampunya selama belajar dengan siswa tentu saja akan semakin gampang. Jadi intinya guru semakin melek teknologi dan tidak gaptek lagi. Selain itu, guru juga akan memperoleh nutrisi tambahan terkait dengan ide-ide mengajar, metode pengajaran yang tepat bagi siswa milenial yang hidup di era abad ke-21. Jadi tidak ada ruginya jika harus mencari ilmu melalui platform KOCO Schools ini.

Apa Saja Produk KOCO Schools?

Aplikasi KOCO Schools ini disebut sebagai digital assignment platform pertama yang telah berhasil meluncurkan produk di Asia pada tahun 2020.

Ada fitur blog.kocoschools.com yang memiliki fungsi sebagai sarana informasi bagi semua guru, murid dan orang tua untuk mengikuti beragam seminar, webinar online, kursus, dan informasi seputar pendidikan.

Terdapat Koco Paper, Koco Quiz, dan Koco Space ditujukan dalam membantu proses pengerjaan tugas antara guru dan murid secara mudah dan efisien. Dengan platform Koco Paper ini, maka guru dapat mengurangi penggunaan kertas serta memroses pengerjaan tugas secara digital ke banyak peserta didik (murid) sekaligus.

Di platform digital KOCO Schools juga dilengkapi dengan fitur e-book sebagai sumber pengajaran bagi guru maupun murid yang terintegrasi dalam satu platform di KOCO Schools dan KOCO Paper. Hal ini menguatkan bahwa KOCO Schools termasuk platform yang ramah lingkungan sebab dapat mengurangi penggunaan kertas untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, mencetak materi pelajaran, maupun dalam penggunaan buku oleh pihak guru.

Selain fitur-fitur di atas, terdapat juga fitur Koco Schools Academy, dimana para guru bisa menggunakan fitur ini untuk menambah ilmu pengetahuan seputar pendidikan sehingga akan semakin melek dengan teknologi pembelajaran terbaru. Di fitur academy ini juga ada banyak seminar, webinar online, kelas eskalasi, event-event terkini seputar kompetisi untuk para guru agar semakin produktif di masa pandemi COVID-19.

Untuk teman-teman guru yang tertarik untuk bergabung di komunitas KOCO Schools, maka dapat mendaftar secara mudah melalui link berikut: https://www.kocoschools.com/signin.

Pada Akhirnya, Semuanya Dari Guru dan Untuk Guru Itu Sendiri

Tidak pernah ruginya untuk mengeluarkan uang (materi) serta mengikuti pelatihan-pelatihan, kelas eskalasi, event menarik, serta kursus bersertifikat atau webinar online yang diadakan oleh KOCO Schools melalui situs kocoschools.com. Karena semua yang diikuti ada manfaatnya dan merupakan bagian dari pentingnya seorang guru untuk terus meng-upgrade pengetahuan, keterampilan (skill), moral, dan pengalamannya secara luas.

Sama halnya seperti siswa, maka seorang guru juga bisa belajar dimana saja dan dengan siapa saja. Teruslah menjadi bagian dari guru pembelajar yaitu guru yang selalu haus akan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tidak pernah lelah untuk menuntut ilmu setiap waktu.

Bergabung bersama komunitas/platform mengajar kocoschools.com dengan mengikuti serangkaian pelatihan, webinar, dan academy onlinenya juga sangat direkomendasikan untuk Guru Abad 21 ini, karena dengan begitu maka guru setidaknya akan paham tentang teknologi-teknologi terkini seputar pendidikan yang bisa diterapkan selama mengajar kepada peserta didik.

Tanpa bekal yang cukup tentang penguasaan teknologi-informasi (IPTEK), maka guru akan semakin kurang inovatif dalam melakukan serangkaian proses belajar. Dan ini yang menjadi ketakutan saya ke depan bahwa jika guru-guru tidak melek teknologi maka guru-guru itu akan ditinggalkan oleh siswanya. Zaman semakin berubah cepat, guru pun harus dengan cepat merespon perubahan tersebut dengan lebih adaptif meningkatkan kompetensi dirinya secara baik. Pada Akhirnya, Semuanya Dari Guru dan Untuk Guru Itu Sendiri !

Sumber Referensi Pendukung:

*Artikel ini 100% telah lulus copyscape dan diikutsertakan dalam #KOCOBlogCompetition 2021. Terima kasih sudah menyimak artikel di atas dan semoga bermanfaat bagi pembaca semuanya.

Taggs:
103 Comments
  • Suci 7:46 pm 15 Desember 2021 Balas

    MasyaAllaah, guru mmg paket komplit. Disitu kompetennya, pinternya, profesionalnya dan sabarnya. Bener2 tanpa tanda jasa. Dan benar niatkan utk beribadah.
    Smoga dilimpahkan berkah untuk guru2. Aamiin

    • Lithaetr 6:39 am 16 Desember 2021 Balas

      Semoga semua lelah jadi lillah ya, Kak Wahid. Sebagai orang tua saya mencoba memahami kalau menjadi guru itu sulit dan tantangannya besar. Apalagi menghadapi anak-anak tidaklah mudah. Namun ada masa dimana anak-anak lebih mendengarkan gurunya daripada orang tuanya. Memang mendidik anak-anak itu tidak bisa sendirian, selain orang tua ada guru di sekolah dan lingkungan yang juga mengajarkan kepada anak-anak apa yang harus dilakukan dalam hidup. Semangat, sukses, sehat, dan berkah selalu rezekinya, Kak Wahid.

      • Wahid Priyono 8:22 am 19 Desember 2021 Balas

        Hallo kak Litha, makasih ya kak support positifnya 🙂

    • Wahid Priyono 8:20 am 19 Desember 2021 Balas

      Aamiin kak, makasih kak sudah support profesi guru 🙂 kami jadi makin bersemangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

    • Lia Lathifa 5:36 am 23 Desember 2021 Balas

      Semoga makin banyak guru-guru yang menjadi pembelajar hebat seperti mas Wahid ini, apalagi sudah ada fasilitas di aplikasi KOCO Schools, jangan sampai hanya sekedar “ngajar lalu pulang” akibat cuma dapat honor sabar dan beramal. Semangat untuk para guru di Indonesia!

      • Wahid Priyono 10:47 am 23 Desember 2021 Balas

        Makasih kak Lia Lathifa atas supportnya, betul kak KOCO Schools bisa membantu upgrade skill guru untuk mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah.

    • ima satrianto 7:54 pm 17 Januari 2022 Balas

      Guru, pahlawan tanpa tanda jasa. Membersamai kenangan di bangku sekolah yg tidak terlupakan. Tetap semangat ya.

  • Lidia 7:52 pm 15 Desember 2021 Balas

    Saya baru tahu ada istilah pedagogik pak guru. Setuju banget tuntutan guru ke depannya memang harus kuat secara kepribadian, sosial dan kompetensinya terhadap kekhususan bidang yang diajarkan, wawasan guru juga dituntut selalu paham perkembangan terbaru.

    • nurul afiati 3:03 pm 16 Desember 2021 Balas

      Sukses ya pak guru, semoga ilmu yg diberikah berkah bermanfaat untuk anak didik, dan semangat terus memgembangkan diri pak

      • Wahid Priyono 11:56 pm 18 Desember 2021 Balas

        Makasih bu Nurul Afiati atas support positifnya, saya sangat senang mendengar argumen ibu di atas 🙂 makasih ya sekali lagi…

    • Wahid Priyono 8:23 am 19 Desember 2021 Balas

      Iya kak Lidia makasih support positifnya 🙂 , istilah pedagogik merupakan ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar.

  • Lithaetr 6:40 am 16 Desember 2021 Balas

    Semoga semua lelah jadi lillah ya, Kak Wahid. Sebagai orang tua saya mencoba memahami kalau menjadi guru itu sulit dan tantangannya besar. Apalagi menghadapi anak-anak tidaklah mudah. Namun ada masa dimana anak-anak lebih mendengarkan gurunya daripada orang tuanya. Memang mendidik anak-anak itu tidak bisa sendirian, selain orang tua ada guru di sekolah dan lingkungan yang juga mengajarkan kepada anak-anak apa yang harus dilakukan dalam hidup. Semangat, sukses, sehat, dan berkah selalu rezekinya, Kak Wahid.

    • Emma 4:45 pm 16 Desember 2021 Balas

      Setuju mas jadi guru itu bukannya hanya memberikan ilmu saja akan tetapi juga harus belajar dan belajar terus mengikuti perkembangan jaman now ya

      • Wahid Priyono 11:53 pm 18 Desember 2021 Balas

        Yups betul banget kak Emma 🙂 Thanks support dan komennya, sangat memberikan arti positif bagi saya dkk guru.

      • Hanila Pendarbintang 11:21 am 22 Desember 2021 Balas

        Karena guru bukan sekedar profesi sebenarnya tapi dedikasi. Seharusnya orangi lebih menghargai ini dan ini menjadi profesi favorite semua orang, seharusnya.

        • Wahid Priyono 12:21 pm 22 Desember 2021 Balas

          Iya betul kak Hanila,makasih ya supportnya 🙂

    • Wahid Priyono 8:24 am 19 Desember 2021 Balas

      Aamiin kak Litha, makasih ya kak sudah support kami para guru di Indonesia untuk mengajar lebih baik lagi 🙂

  • Maria Soemitro 7:52 am 16 Desember 2021 Balas

    Mas Wahid sungguh guru yang keren, saya setuju, seperti halnya profesi lain, guru harus selalu reskill dan up skill
    Gak hanya perdalam ilmu agama juga pengetahuan umum seperti pemanasan global dll

    • Wahid Priyono 8:25 am 19 Desember 2021 Balas

      Ilmu agama adalah pondasi pertama bagi seorang guru, selebihnya ilmu2 lain yang multi tasking juga harus dipelajari guru supaya tidak ketinggalan informasi. Istilah kerennya guru juga harus update info terkini, serta harus belajar sepanjang hayat.

  • Sarieffe 12:28 pm 16 Desember 2021 Balas

    Mantap banget ya KOCO Schools ini, saya yang pengajar freelance sepertinya perlu mencoba juga nih untuk menambah penguasaan materi dan kelas sebelum mengajar.

    • Wahid Priyono 8:27 am 19 Desember 2021 Balas

      Iya kak, KOCO Schools ini emang mantap sekali kak, platform untuk belajar para guru, siswa maupun orang tua. Semua terintegrasi jadi satu untuk mendukung aktivitas pendidikan baik di sekolah maupun saat siswa di rumah.

  • Fenni Bungsu 12:47 pm 16 Desember 2021 Balas

    Tantangan yang pastinya semakin kompleks memang perlu upgrade skill ya buat para guru, sehingga makin mumpuni lagi

    • Wahid Priyono 8:28 am 19 Desember 2021 Balas

      Betul kak Fenni Bungsu, semua guru memang dituntut untuk melek IPTEK di era digital saat ini, karena semuanya dimulai dari guru untuk membawa siswa ke arah pembelajaran yang jauh lebih berkualitas. Makasih support positifnya kak 🙂

  • Moch. Ferry 12:49 pm 16 Desember 2021 Balas

    Guru di abad 21 memang memiliki tantangan luar biasa, ketrampilan dan kemauan mengupgrade ketrampilan

    • Wahid Priyono 8:29 am 19 Desember 2021 Balas

      Yups betul banget kak, guru juga harus punya life skill yang dibagikan kepada siswa-siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

  • annie nugraha 1:49 pm 16 Desember 2021 Balas

    Paham banget gimana perjuangannya menjadi guru. Ada dedikasi tapi juga ada kepentingan pribadi. Dan itu tidak dapat kita pungkiri. Profesi guru sendiri, di Indonesia, masih jadi pilihan kesekian. Yah paham lah. Kesejahteraannya masih jauh dari kepantasan. Apalagi untuk mereka yang honorer (seperti Mas Wahid) dan bekerja di sekolah negeri. Banyak hal yang musti dibenahi selain tentu saja memperhatikan beberapa kompetensi di atas.

    • Wahid Priyono 8:32 am 19 Desember 2021 Balas

      Iya kak Annie, betul guru juga manusia, masih banyak hal2 semacam kesejahteraan yang diinginkan, sehingga jika kesejahteraan itu di bawah ambang batas, maka terkadang menjadi faktor penentu apakah guru itu akan tetap bertahan mengajar atau tidak, apalagi yang sudah berkeluarga, maka kebutuhan semakin banyak.

      • Annie Nugraha 9:35 am 22 Desember 2021 Balas

        Betul banget Mas Wahid.

        BTW, membaca rincian tentang KOCO Schools ini sepertinya lengkap banget ya Mas. Banyak fasilitas yang membantu para guru untuk upgrading dan upskilling. Jadi penasaran ingin menelusuri

        • Wahid Priyono 10:48 am 23 Desember 2021 Balas

          Monggo (silakan) kak annie untuk kepoin apa itu KOCO Schools langsung di websitenya. Mudah2an bermanfaat ya. Makasih supportnya ya !

  • Sylvianayy 2:11 pm 16 Desember 2021 Balas

    informatif sekali, tulisannya benar-benar lengkap dan bisa dimengerti, bikin semangat juga nih, terimakasih sharing nya

    • Dian 1:27 pm 18 Desember 2021 Balas

      mantap artikelnya mas wahid
      memang sbg guru juga harus terus belajar ya. biar tetap bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman

      • Wahid Priyono 11:44 pm 18 Desember 2021 Balas

        Yups betul sekali kak Dian. Makasih supportnya ya 🙂

    • Wahid Priyono 11:57 pm 18 Desember 2021 Balas

      Baik kak, makasih ya kak atas support dan comment positifnya di atas 🙂 senang mendengarnya.

  • Zulmi 3:14 pm 16 Desember 2021 Balas

    Guru..pekerjaan sangat mulia..
    Aku dulu bercita2 menjadi guru..
    Saat pandemi menjadi guru dadakan untuk anak2 di rumah..wkwk..
    Semoga menjadi guru inspiratof selalu kak

    • Lidia 11:44 am 18 Desember 2021 Balas

      Sama banget k zulmi, saya pun pernah bercita-cita menjadi guru dulu, rasanya guru jadi idola banget kalau mengajar di depan kelas.

      • Wahid Priyono 11:45 pm 18 Desember 2021 Balas

        Alhamdulillah kak kalo mengidolakan guru 🙂

    • Wahid Priyono 11:55 pm 18 Desember 2021 Balas

      Wah keren kak jadi guru saat pandemi, setidaknya bisa merasakan ya ketika mengajar siswa di rumah yaitu anak sendiri hehe. Ya begitulah rasanya kami (guru) ketika mengajar anak-anak di sekolah dengan beragam karakter dan prilakunya yang unik dan berbeda2, seru dan menantang pastinya 🙂

      • Taufiqur rahman 2:47 pm 22 Desember 2021 Balas

        Makin ke sini, profesi guru makin ditantang untuk bisa menaklukan berbagai kemajuan teknologi terutama di bidang informasi. Salut buat Pak Wahid yang bahkan bisa menjadi influencer, gak mau kalah sama murid-muridnya

        • Wahid Priyono 10:53 am 23 Desember 2021 Balas

          Betul sekali kak Taufiq, guru makin hari makin banyak tantangannya, sangat kompleks dan perlu untuk kita sebagai guru upgrade skill agar tak ketinggalan zaman yang cepat berubah drastis.

  • Shyntako 4:23 pm 16 Desember 2021 Balas

    jaman now guru pun harus mau belajar dan terus mengupgrade diri yaaa, biar gak ketinggalan jaman dan tentunya bisa mendidik anak-anak sesuai perkembangan jaman juga

    • Wahid Priyono 11:54 pm 18 Desember 2021 Balas

      Yups betul sekali kak Shyntako 🙂 thanks supportnya ya 🙂

  • Dian 4:32 pm 16 Desember 2021 Balas

    wah iya, agar bisa sukses menjadi guru di era digital emang butuh skill khusus ya mas

    • Wahid Priyono 11:53 pm 18 Desember 2021 Balas

      Iya kak, pastinya harus upgrade skill, mengikuti perkembangan terkini di dunia pendidikan dan IPTEK biar gak ketinggalan info (kudet).

  • Dizaz 6:08 pm 17 Desember 2021 Balas

    Guru memang pendidik yang tidak hanya mengajarkan ilmu yang berdasarkan kurikulum, oleh karena itu dibutuhkan berbagai kompetensi yang harus dikuasai, apalagi guru diera sekarang, informasi sangat mudah diakses. Agar guru selangkah lebih di depan, maka bisa didapatkan melalui KOCO Schools ya. Mantap.

    • Wahid Priyono 11:52 pm 18 Desember 2021 Balas

      Iya betul kak, KOCO Schools ini emang keren banget kok menurut saya, karena memfasilitasi guru dari semua kebutuhan guru dan siswa saat terjadinya KBM di sekolah. Makasih KOCO Schools 🙂

  • Moch. Ferry 6:18 pm 17 Desember 2021 Balas

    Guru memang penuh tantangan saat proses kegiatan belajar mengajar di masa kini dan mendatang, mas wahid guru profesional akan memberikan hasil maksimal buat anak didik

    • Wahid Priyono 11:51 pm 18 Desember 2021 Balas

      Iya betul kak tantangan ke depan di dunia pendidikan memang tidak sedikit, banyak tapi harus kita hadapi bersama2 supaya optimalisasi pendidikan di sekolah tetap berjalan dengan baik.

  • Maria G 8:43 pm 17 Desember 2021 Balas

    hahaha iya banget, ada anak yang kaya bunglon

    di rumah alim, karena takut ortu

    di sekolah kerjanya ngebully

    • Wahid Priyono 11:50 pm 18 Desember 2021 Balas

      Hehe, iya pastinya ada kak, sering banget nemuin yang kayak gini, tapi itu bisa jadi pertanda keunikan masing2 siswa yang luar biasa 🙂

  • pesona lombok 9:31 pm 17 Desember 2021 Balas

    Guru adalah pekerjaan yang sangat mulia, Meski begitu tak sedikit orang yang paham bagaimana mestinya menjadi seorang guru yang memang paham dari substansi guru itu sendiri.

    • Sylvianayy 9:17 am 18 Desember 2021 Balas

      setuju kak, profesi guru itu mulia banget dan sebenarnya susah lho jad tenaga pendidik yg profesional, apalagi guru zaman sekarang harus bener2 berkualitas kalau tidak bisa kalah sama murid nya

      • Wahid Priyono 11:47 pm 18 Desember 2021 Balas

        Iya betul kak, menurut saya memang guru juga masih akan terus belajar sepanjang hayat walaupun ia sudah sering masuk kelas untuk memberikan materi pelajaran kepada siswa.

    • Wahid Priyono 11:49 pm 18 Desember 2021 Balas

      Makasih kak atas support dan pandangannya tentang guru. Yups saya bangga jadi guru dan bersyukur atas nikmat dan takdir yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

  • Narasi nia 6:05 am 18 Desember 2021 Balas

    Hahahahaha…. Karena ada aja siswa yang berkelakuan seperti bunglon, makanya setiap guru dituntut memiliki kompetensi sosial yang bagus ya pak?

    • Wahid Priyono 11:48 pm 18 Desember 2021 Balas

      Sering ditemukan seperti ini kak, namun itulah uniknya siswa-siswa kita yang perlu kita arahkan ke arah yang jauh lebih baik dan humanis tanpa harus memperkeruh permasalahan yang ada.

    • Prisa 10:40 am 22 Desember 2021 Balas

      Pak bagaimana jika semua terbentur dengan kondisi finansial keluarga pengajar ketika penghargaan tidak sebanding dengan kompetensi yang terus naik level?

      • Wahid Priyono 12:16 pm 22 Desember 2021 Balas

        Jujurly ya bu, guru itu kerja ikhlas dan tuntas, cuma masalah penghargaan belum tentu ada. Untuk finansial guru honorer terutama memang belum sejahtera, butuh tambahan income dari kerjaan lain di luar sekolah. Harus multi tasking.

  • Suci 8:21 am 18 Desember 2021 Balas

    Smoga tenaga pendidik yang bekerja karena ibadah sllu diberi kesehatan, keberkahan dan sllu dlm lindungan Allah….

    • Wahid Priyono 11:47 pm 18 Desember 2021 Balas

      Aamiin makasih kak support dan doa positifnya untuk guru2 di Indonesia.

  • Shyntako 10:03 am 18 Desember 2021 Balas

    Tantangan ya mas untuk jadi guru di jaman now, harus mau terus upgrade diri mengikuti generasi sekarang yang familiar sm teknologi digital

    • Wahid Priyono 11:46 pm 18 Desember 2021 Balas

      Yups betul sekali kak Shyntako, tantangan era digital semakin menguatkan bahwa di lingkup pendidikan juga guru harus mampu beradaptasi dengan teknologi digital untuk mendukung seluruh aktivitas pembelajaran di sekolah.

  • Katerina 11:17 am 18 Desember 2021 Balas

    Uraian yang berbobot ini sangat recommended untuk dibaca, terutama oleh mereka yang bergelut di dunia pendidikan. Saya yakin Mas Wahid adalah salah satu guru berkompeten, semoga senantiasa sehat dan kuat dalam menjalankan tugas yang dicintai. Menjadi bermanfaat buat anak-anak didik.

    • Wahid Priyono 11:45 pm 18 Desember 2021 Balas

      Makasih kak Katerina, makasih supportnya ya 🙂

      • Katerina 1:36 pm 22 Desember 2021 Balas

        Terima kasih kembali Mas Wahid.

        Artikel ini saya baca lagi, jadi mampir lagi, dan saya mau share lagi ke beberapa teman yang butuh bacaan bagus seperti ini.

        • Wahid Priyono 10:55 am 23 Desember 2021 Balas

          Sama2 kak Katerina sudah mampir di blog saya.

  • Siti nurjanah 3:21 pm 18 Desember 2021 Balas

    Menurut saya, sebagai guru tuh hebat. Ga salah jika gelar pahlawan tanpa tanda jasa disematkan
    Dan seiring peekembangan zaman sebagai tenaga pendidik juga harus bisa mengupgrade skill
    Tetap semangat ya Mas..

    • Wahid Priyono 11:44 pm 18 Desember 2021 Balas

      Yups kak, itulah alasan mengapa saya dulu pengen jadi guru.

  • Bundamami Devi 4:33 pm 18 Desember 2021 Balas

    Memang guru itu harus komplit dari segi ilmu dan kemampuannya, ya. Semoga apa yang telah diupayakan untuk jadi guru terbaik bagi anak didik, dapat menjadi tabungan amal untuk di akhirat kelak ya, Pak.

    • Wahid Priyono 11:43 pm 18 Desember 2021 Balas

      Aamiin kak, makasih doanya, semoga kami tetap mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik di sekolah.

  • Sugianto 7:44 pm 21 Desember 2021 Balas

    Jadi teringat saat mempelajari kompetensi apa saja yang harus dimiliki guru seperti dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
    Semangat mas, setiap yang diusahakan akan berbuah hasil yang manis.

    • Wahid Priyono 12:20 pm 22 Desember 2021 Balas

      Makasih mas Sugianto atas supportnya kepada kami para guru yang mencoba mencerdaskan anak bangsa 🙂

  • Mutia Ramadhani 12:01 am 22 Desember 2021 Balas

    Aduh pak guru, berjejer ama murid di tengah kok koyok gak ada bedanya. Hahaha.

    Apa lagi ini KOCO Schools mas? Keren ini Mas Wahid, gak pernah puas belajarnya untuk meningkatkan kapasitas guru profesionalnya.

  • Maria G 4:10 am 22 Desember 2021 Balas

    setuju banget

    setiap menit setiap detik muncul penemuan baru

    jika guru tidak melakukan upgrade, bagaimana murid2nya bisa menyiapkan diri menghadapi tantangan di era digital ini

    • Wahid Priyono 12:18 pm 22 Desember 2021 Balas

      Iya kak, tantangan era digital telah di depan mata, guru harus bisa mengimbangi dan menggali informasi terbaru pastinya.

    • Shyntako 2:40 pm 22 Desember 2021 Balas

      setuju nih saya sama pendapatnya ambu, memang tantangan jadi guru jaman now itu harus mau update sama perkembangan jaman yaaa

      • Wahid Priyono 10:56 am 23 Desember 2021 Balas

        Iya betul nih kak Shyntako, guru jaman now emang harus terus update skill dan IPTEK pastinya 🙂

  • Tian Lustiana 9:34 am 22 Desember 2021 Balas

    Setuju, guru memang harus upgrade ilmu terus yah supaya bisa menjadikan anak – anak Indonesia makin cerdas dan berilmu

    • Wahid Priyono 12:17 pm 22 Desember 2021 Balas

      Betul sekali kak Tian 🙂

      • April Fatmasari 8:26 pm 23 Desember 2021 Balas

        MasyaAllah semoga berkah ya pak guru

        Pernah ada di posisi sebagai guru juga sekian tahun lalu, sedikit banyak tau jungkir baliknya perjuangan guru.

        Adanya KOCO Schools, bisa semakin tingkatkan kualitas guru juga…

        • Wahid Priyono 1:52 pm 24 Desember 2021 Balas

          Makasih kak April, aamiin, thanks supportnya ya !

  • ade anita 1:48 pm 22 Desember 2021 Balas

    wahh… rajin banget pak guru. keren keren. Terus berinvoasi dalam mengajar dan memberikan pelajaran ya pak guru. Suka nih dengan tipe guru seperti ini.

  • Dian 3:11 pm 22 Desember 2021 Balas

    dengan empat kompetensi ini, guru bisa beradaptasi dengan era digital ya mas
    bisa lebih optimal lagi mengajarnya

    • Wahid Priyono 10:34 am 23 Desember 2021 Balas

      Betul sekali kak, 4 kompetensi yang saya jelaskan di atas pastinya bisa bermanfaat sebagai bekal semua guru dalam menghadapi era digital abad 21 ini.

  • Nurul Sufitri 4:08 pm 22 Desember 2021 Balas

    Salut sama Mas Wahid, menjadi Pak Guru sekaligus blogger dan mungkin masih banyak profesi lain yang disandangnya 😀 Menjadi guru memang pilihan namun bisa juga sudah takdirnya hehehe, banyak yang bilang begitu. Tante2ku guru namun mereka sudah lama pensiun. Kompetensi guru di era digital abad ke-21 harus semakin maju dan mengamban tugas lebih berat ya mas. KOCO Schools ini tentu turut mendukung pendidikan kita, lanjutkan!

    • Wahid Priyono 10:35 am 23 Desember 2021 Balas

      Iya betul kak, saya tetap bersyukur alhamdulillah gak nyangka ditakdirkan jadi seorang guru. Ya ini pastinya tidak lepas dari rencana Tuhan yang indah. Makasih supportnya ya kak !

  • Hidayah Sulistyowati 4:28 pm 22 Desember 2021 Balas

    Kompetensi yang dibutuhkan ini keren loh, masya Allah semoga lebih banyak lagi guru yang memiliki prinsip ini. Dan tentang aplikasi KOCO Schools ini bisa untuk mendukung seorang guru upgrade keahliannya? Mantap dong ya, selama ini hanya untuk murid kan aplikasi belajar, tapi ini untuk guru, orang tua dan murid.

    • Wahid Priyono 10:37 am 23 Desember 2021 Balas

      Iya kak 4 kompetensi yang harus dimiliki guru di atas memang harus ada kak untuk mengajar di sekolah. Sehingga harapan dan tujuan pendidikan nasional insya allah akan cepat tercapai. Aamiin.

  • Moch. Ferry 5:31 pm 22 Desember 2021 Balas

    Kompetensi guru memang bagian dari ketrampilan yang sebaiknya dimiliki bapak ibu pendidik, kompetensi penting mas wahid

    • Wahid Priyono 10:38 am 23 Desember 2021 Balas

      Iya betul sekali mas Fery, 4 kompetensi guru di atas memang harus lekat dengan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di luar kelas.

  • Nyi Penengah Dewanti 6:18 pm 22 Desember 2021 Balas

    asli banyak tantangan jadi guru jaman now ya mas, justru makin bikin update dan haus terus dalam belajar. Sukses terus mengajarnya ya Pak Guru.

    • Wahid Priyono 10:39 am 23 Desember 2021 Balas

      Yups, betul sekali tantangan pembelajaran era digital memang cukup kompleks, jadi guru sekarang sangat dituntut untuk lebih adaptif dengan perubahan zaman dan IPTEK yang semakin cepat. Intinya jangan mau ketinggalan dengan yang lain dari segala bidang kehidupan.

  • Bayu Fitri 10:28 pm 22 Desember 2021 Balas

    Semakin kompleks ya kompetensi yg dimiliki guru saat ini jadi emang sih setiap guru harusmembekali diri dengan pengetahuan dan karya spya bisa dicontoh anak murid

    • Wahid Priyono 10:44 am 23 Desember 2021 Balas

      Iya betul banget kak Bayu, guru juga perlu banyak inovasi dan kreativitas yang bisa ditularkan ke peserta didik (siswa) dalam setiap pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Makasih kak supportnya !

  • Nimas Achsani 3:44 am 24 Desember 2021 Balas

    belakangan ini guru memang menjadi sorotan soal beragam kompetensi ini ya pak. tapi memang mau tidak mau, guru juga harus mengembangkan skillnya karena tuntutan jaman terhadap pendidikan juga semakin berkembang

    • Wahid Priyono 1:53 pm 24 Desember 2021 Balas

      Yups, betul sekali kak Nimas, guru juga perlu upgrade skill mengajar dll yang bisa dicontoh oleh peserta didik untuk bekal hidupnya. Thanks supportnya ya kak !

  • Tanti Amelia 5:00 pm 24 Desember 2021 Balas

    Masya Allah ini tuh topik yang sedang dicari keponakan aku loh mas! Ini Jawaban untuk membentuk siswa menjadi berpikir kritis dan problem solving!

    Ijin share ya mas terimakasih

    • Wahid Priyono 8:08 am 26 Desember 2021 Balas

      Hallo kak Tanti, silakan bisa dibagikan artikel ini ke ponakan kk yang mungkin juga seorang guru. Thanks.

  • Alaika 11:13 pm 25 Desember 2021 Balas

    Ah, senang deh membaca tulisan2 Mas Wahid. Sungguh dirimu adalah guru yang keren, dan pastinya dikagumi dan dicintai oleh para murid khaaan?

    Guru cerdas dan penuh dedikasi seperti ini, andaikan banyak jumlahnya, maka generasi penerus bangsa ini pun akan tumbuh menakjubkan, dan siap bergabung memasuki dunia global.

  • Naqiyyah Syam 9:28 pm 27 Desember 2021 Balas

    keren semangat terus pak guru, jadi ingat zaman maish ngajar terus mendalami minatku di dunia kepenulisan, bahagia banget bisa tetap berkarya. Keren sangat menginspirasi

  • Auda Zaschkya 7:37 pm 11 Januari 2022 Balas

    Semoga guru2 di Indonesia, makin cakap memberi pendidikan ke murid2nya di era digital ini, gak marah2 aja..

Write a comment