Wahid Priyono

Bloger

Web Designer

Influencer

Freelancer

Teacher

Writer

Content Creator

Badminton Lovers

Wahid Priyono

Bloger

Web Designer

Influencer

Freelancer

Teacher

Writer

Content Creator

Badminton Lovers

#BlogPost

Gaya Hidup Slow Fashion, Tidak Boros Membeli Pakaian

31 Oktober 2021 Lingkungan
Gaya Hidup Slow Fashion, Tidak Boros Membeli Pakaian

Pernah gak nih teman-teman pembaca di “rasani” kalo cuma pake baju itu-itu aja. Saking tahunya pakaian yang dikenakan itu aja, akhirnya sampai pernah dinasihati oleh teman untuk beli baju model ini itu?.

Kalo aku sendiri pernah banget “dirasani” seperti itu oleh teman/rekan kerja. Bahkan teman aku tersebut bilang begini “Gaji oke tapi kok gak bisa beli baju yang baru?”. Hehehe. Dasar manusia yang tidak terlalu ngikutin trend fashion ya seperti aku ini.

Aku udah biasa kok denger model orang yang begitu. Orang lain yang sering nasihatin aku tapi gak mikir kalo yang dia omongin itu padahal gak ngefek buat aku. Aku sih cuek aja, paling cuma ngiyain aja, padahal dalam hati agak kesel. #Eaaaa.

Menurut aku pribadi sih, pakaian itu gak perlu banyak-banyak numpuk di lemari. Bahkan, aku sendiri udah gak mau beli baju terlalu rutin, uang ada sih kalo untuk beli baju baru, cuma ya itu, agak berhematlah kalo soal ngikutin trend pakaian. Lagian kalo pakaian numpuk di lemari juga buat apa, apalagi kalo banyak bisa bikin repot yang ngerawatnya. Aku sekarang udah tobat, mau hidup minim pakaian aja, jadi terinspirasi kayak orang-orang Jepang tuh hidupnya banyak yang minimalis. Rumah aja minimalis dan perabotan rumah tangga aja gak banyak, mereka isi rumah dengan perabotan secukupnya. Gak kayak kita ya, satu rumah isinya macem-macem barang elektronik, atau satu lemari isinya ratusan bahkan mungkin ribuan pakaian?. Gak kebayang. Repot deh ngurusnya. Energi dalam tubuh kita juga secara otomatis banyak yang terkuras untuk dikerahkan merawat/mengurusi barang-barang/perabotan rumah yang “menggunung” di dalam rumah.

BACAAN LAINNYA:  Membangun Ekonomi Sirkular Nasional Melalui Gerakan Sustainable Fashion dan Paper Upcycling Bersama Royal Golden Eagle

Aku pernah baca buku karya Fumio Sasaki berjudul “Goodbye Things, Hidup Minimalis Ala Orang Jepang”, yang pada intinya buku itu menceritakan tentang pentingnya hidup minimalis untuk berbagai hal dan segala sesuatu remeh temeh di dalam kehidupan kita. Mereka menanamkan konsep semacam itu karena mereka lebih memperhatikan pentingnya manajemen finansial dan lingkungan. Secara finansial apabila kita mampu menghemat uang untuk tidak boros membeli pakaian, misalnya, maka itu hal yang bagus. Dari sisi lingkungan, sedikit menghemat penggunaan pakaian itu sama saja sudah kontribusi menyelamatkan serta membantu lingkungan agar tetap ramah, baik untuk manusia yang tinggal di bumi maupun untuk mitigasi perubahan iklim di kemudian hari.

Source: Pixabay.com

Oh iya, aku baru nyadar, ternyata mendingan uang ditabung untuk investasi ya dari pada berboros-borosan untuk membeli pakaian. Lagian pakaian banyak juga menurut aku pribadi untuk apa. Sekarang aku gak mau kayak dulu lagi. Misalnya juga setiap kali pergi ke pasar, mall atau marketplace online untuk sekedar nengok pakaian, juga palingan beli yang dibutuhkan aja. Itupun gak mau beli yang harganya terlalu murah dan dapet banyak. Beli 1 atau 2 dengan harga terjangkau tapi itu memang benar-benar dibutuhkan. Menurut aku beli pakaian dan jenis aksesoris apapun itu kalo pas dibutuhkan banget, jadi jangan boros. Kalo enggak dibutuhkan banget, mendingan uangnya ditabung atau untuk pos belanja yang lain yang sifatnya urgen.

– Diskon pakaian 30% –> biasa aja, tak tergoda

yang aku butuhkan sekarang:

– Baju sedikit sesuai kebutuhan –> Yes

– Celana sedikit sesuai kebutuhan –> oke

– Lemari sedikit pakaian –> aku banget

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”

Al-QUR’an Surah Al-Furqan ayat 67

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”

Al-qur’an Surah al-Isra Ayat 26-27

Alasan aku Tidak Mau Beli Pakaian Banyak-Banyak

Ya, aku ini bukan tipe orang yang suka mengoleksi pakaian banyak-banyak jadi beli pakaian secukupnya saja (slow fashion). Di lemari palingan kaos maen cuma beberapa, baju kemeja cuma berapa ya, hehe palingan adalah 10 kalo digabung, celana panjang atau pendek gak nyampe 10, dan lainnya yang gak banyak juga. Barang sekecil ini jumlah sudah saya syukuri.

BACAAN LAINNYA:  Saluran Irigasi Meningkatkan Produktivitas Pertanian

Pernah waktu ada kejadian Tsunami di Lampung dan Banten pada 28 Desember 2018 waktu itu, pakaian yang sudah terlalu banyak di lemari akhirnya aku ikat jadi satu lalu aku masukkan ke dalam gardus untuk disumbangkan ke korban bencana alam. Ya, waktu itu niatnya memang mau mengurangi penggunaan pakaian yang berlebih. Dan kalo pakaian sebanyak itu kita sedekahkan untuk orang banyak, pastinya baju-baju itu akan dipakai ulang oleh mereka. Ini cara tepat menurut aku untuk mengurangi sampah pakaian.

Penelitian yang dilakukan oleh Ellen MacArthur Foundation menyebutkan bahwa industri fashion menghasilkan emisi gas yang lebih merusak iklim dibandingkan industri pelayaran dan penerbangan digabungkan menjadi satu!

Produksi busana sedunia meningkat dua kali lipat sejak tahun 2000 dan rata-rata konsumen membeli pakaian meningkat 60% tiap tahunnya. Bedanya dengan perilaku konsumen 15 tahun yang lalu, konsumen zaman sekarang cenderung tidak menggunakan dan menyimpan pakaian tersebut dalam waktu yang lama. Di negara maju sudah menjadi hal yang biasa untuk membuang baju bekas yang akhirnya menumpuk di tempat pembuangan sampah.

Menumpuknya sampah pakaian ini dapat terjadi salah satu penyebabnya karena gaya hidup fast fashion dan hedon (pemborosan) terhadap pembelian pakaian secara berlebihan dan tidak sesuai standar kebutuhan yang urgen.

Pada akhirnya, tumpukan sampah pakaian ini ternyata mampu meninggalkan jejak karbon dan limbah tekstil yang bisa mencemari lingkungan. Jika hal ini terus dibiarkan maka bumi kita akan menjadi tidak aman. Contohnya adalah perubahan iklim yang ekstrem dalam jangka panjang, yang akhir-akhir ini kita rasakan bersama.

Oya, kalo sekarang dipikir-pikir, pengen banget lemari itu isinya beberapa pakaian saja yang dibutuhkan. Gak perlu banyak-banyak. 10-12 pakaian yang memang bener-bener dibutuhkan kayaknya sudah cukup.

BACAAN LAINNYA:  Gaya Hidup Malas Berkebun Picu Perubahan Iklim

Kadang kalo punya baju banyak-banyak cukup repot ngerawat dan membersihkannya. Apalagi aku yang paling gak suka nyetrika baju, hellow… bahkan baju di lemari aku itu gak ada yang distrika, #Ups. Jadi habis dijemur itu langsung dilipat. Jadi distrikanya kalo pas mau dipake berangkat kerja atau maen. Hehe, ya inilah aku dengan sisi keunikan yang berbeda dengan teman-teman ya, *tolong jangan dicontoh kalo ini menurut temen-temen gak baik.

Sumpah Pemuda Ala Pakaian Versi Aku

Kami putra dan putri Indonesia, berbaju sedikit lebih baik daripada berbaju banyak tapi bikin lingkungan makin menjerit

Kami putra dan putri Indonesia, bercelana sedikit lebih baik daripada bercelana banyak tapi bikin lingkungan makin sengsara

Kami putra dan putri Indonesia, sebisa mungkin bercelana satu, berbaju satu, dan pastinya bertanah air satu, yaitu tanah air Indonesia

Yuk, #MudaMudiBumi, mari tanamkan kuat-kuat sumpah pemuda ala pakaian di atas, karena kini saatnya kita harus bahu-membahu untuk #TimeforActionIndonesia #UntukmuBumiku yang jauh lebih baik di kemudian hari. Aamiin.

Taggs:
51 Comments
  • Moch. Ferry 9:11 pm 31 Oktober 2021 Balas

    Lifesyle pemilihan dan penggunaan baju minimalis memang adakalanya sesuai agar tidak penuh lemari dengan pakaian mas wahid.

    • Wahid Priyono 9:43 am 2 November 2021 Balas

      Iya mas, aku mulai sadar diri dan sebisa mungkin terus belajar untuk bijak sayangi bumi, ya meminimalisir penggunaan pakaian yang berlebihan. Belanja pakaian juga secukupnya, kalo itu bener2 urgen dan harus.

    • Tini Sumartini 5:51 pm 2 November 2021 Balas

      Setuju sekali.
      Tulisan yg edukatif persuasif..kereen

  • Okti 9:40 pm 31 Oktober 2021 Balas

    Aamiin. Memang kita bisa berpartisipasi dengan melakukan hal kecil secara konsisten dan mulai sekarang juga ya

    • Pipit Piharsi 4:13 pm 1 November 2021 Balas

      Menarik artikelnya, Mas
      Dulu sebelum menikah dan punya anak ya paling seneng belanja pakaian tapi saya mewajibkan diiri sendiri setiap beli pakaian baru, pakaian lama yang masih bagus harus diberikan pada orang lain. Klo yang sudah tidak layak beralih fungsi jadi kain lap 😄. Sekarang masih seperti itu tapi sudah jarang belanja pakaian 😂

    • Wahid Priyono 9:44 am 2 November 2021 Balas

      Betul sekali kak @Okti, sekecil apapun kontribusi kita untuk bumi yang lebih baik, kenapa enggak. Yang penting ada aksi nyatanya ya kak.

      • Mister Beje 1:14 pm 2 November 2021 Balas

        Puisine kerren banget. Sumpah Pemuda, berbaju sedikit lebih baik daripada berbaju banyak

  • Maria G 11:58 pm 31 Oktober 2021 Balas

    Mark Zuckerberg juga pakai tshirt yang itu itu aja 😀 😀
    untunglah sekarang pemahaman akan diet karbon sudah menjadni trend lifestyle ya?
    Sehingga hanya mereka yang “poor mindset” yang punya keinginan membeli baju setiap hari

    • Sumarjiyati 2:44 pm 1 November 2021 Balas

      Mulai dari kita semoga menginspirasi orla..tak perlu mengikuti model pakaian jk pakaian kita masih ada dan pantas untuk di pakai. Umar bin khotob sahabat nabi pun juga telah memberi contoh untuk berperilaku sederhana. Terimakasih sudah mengingatkan.

      • Wahid Priyono 9:47 am 2 November 2021 Balas

        Iya betul bu @Sumarjiyati, intinya semuanya perlu bijak dalam berpakaian. Menjaga penampilan penting tapi harus sesuai standar diri.

    • Wahid Priyono 9:46 am 2 November 2021 Balas

      Betul kak @Maria, kalo Mark pendiri FB itu emang penampilannya sederhana banget ya…saya juga jadi inget dengan bob sadino pengusaha asal Lampung yang pakaiannya itu2 aja, dan gayanya nyentrik pake celana pendek dan sendal hehe. Kata kebanyakan orang nih, kalo orang yang bener2 ada itu gaya hidupnya minimalis dan simpel.

  • nurulrahma 6:25 am 1 November 2021 Balas

    Setuju banget Kak Wahid.
    Apalagi, aku baru aja kelar nonton drakor Hometown Chachacha
    Tokoh utamanya, Hong Du Shik bisa dibilang bajunya itu2 aja.
    Selama 16 episode kayak bajunya dipake berulang2 gitu.

    • Wahid Priyono 9:49 am 2 November 2021 Balas

      Ah, iya aku makin suka pake baju yang itu2 aja. Hehe….biarlah orang laen mau ngomong apa..

  • Mutia Ramadhani 12:05 pm 1 November 2021 Balas

    Salah satu caranya saya selama ini ngakalin supaya gak kalap beli baju online adalah gak pernah nambah lemari pakaian. Wkwkwk. Soalnya kalo lemari pakaian besar, atau ditambah, pasti ada aja godaan buat isi lagi isi lagi. Memang, gaya hidup slow fashion ini sangat membantu menghemat kantong mas.

    • Wahid Priyono 9:50 am 2 November 2021 Balas

      Kalo aku caranya adalah hapus aplikasi di hape kalo sudh selesai belanja..Kadang pengennya ngisi saldo terus di marketplace…hehe…biar hemat dan beli apapun sesuai kebutuhan kak..

      • Mutia Ramadhani 9:32 am 5 November 2021 Balas

        Hahaha. Aku gak bisa hapus aplikasi karena sangat butuh beli banyak kebutuhan anak. Kadang kalo iseng, aku masukin keranjang aja semuanya yang aku suka. Trus ya biarin aja, ntar otomatis declined sendiri karena gak disubmit2 pembayarannya. Yaaa hitung-hitung cuci mata. Kadang nikmatnya itu hanya sebatas scrolling dan pilih2.

  • Shyntako 12:09 pm 1 November 2021 Balas

    Setuju sekali mas sama gaya hidup minimalis, jadi memang beli baju or barang apapun yang lainnya harus sesuai dengan kebutuhan jadi gak ada yang jadi mubazir yaa

    • Wahid Priyono 9:51 am 2 November 2021 Balas

      Yups betul banget kak Shynta….saya pun mulai mencoba gaya hidup minimalis. Supaya energi yang dikerahkan semakin sedikit dan lebih produktif untuk hal-hal lain yang berkaitan dengan hobi dan kesenangan, terutama juga kesehatan.

  • Nurul Sufitri 1:13 pm 1 November 2021 Balas

    Wah, aku banget nih, slow fashion hahaha 🙂 AKu ga ngikutin tren kalau memang busananya ga cocok dengan selera dan tubuhku. Aku juga tipe pemilih sih soal bahan kudu adem dan model bajunya harus bikin aku kelihatan langsing hahahaha 🙂 Disesuaikan aja dengan kebutuhan sih ada momen2 tertentu berbelanja pakaian.

    • Nunung 2:44 am 2 November 2021 Balas

      Be your self
      Ini lah aku dengan gaya dan fashion ku yang penting tutup aurat, bersih dan rapih…hehe..

    • Wahid Priyono 9:53 am 2 November 2021 Balas

      Betul sekali kak @Nurul, aku pun sekarang lebih condong dan menyukai gaya hidup low fashion.. Jadinya lebih bijak dalam membeli pakaian..

  • YSalma 1:58 pm 1 November 2021 Balas

    Aku juga tipe yg nggak mudah tergoda dengan trend berpakaian. Hanya memadupadankan dgn hijab aja. Kalau harus beli, pasti harus ada yg keluar dr almari utk dicarikan pemilik baru.

    • Wahid Priyono 9:54 am 2 November 2021 Balas

      Iya kak, sesuaikan saja ya kak dalam trend berpakaian.. Tidak berlebihan juga tidak kekurangan. Intinya sewajarnya saja.

  • Suyati Binyo Purbalingga 4:47 pm 1 November 2021 Balas

    Wow minimalis pakaian, konsep yang perlu dicoba. Fokus ke Sumpah Pemudanya. Mantap!

    • Wahid Priyono 9:55 am 2 November 2021 Balas

      Iya kak, konsep hidup minimalis sekarang saya juga suka. Pakaian2 yang dulunya banyak dilemari, perlahan saya sumbangkan ke orang2 yg membutuhkan.

  • Siska Dwyta 4:48 pm 1 November 2021 Balas

    Saya malah lebih suka pake baju yang itu-itu saja, yang udah nyaman saya pake. Padahal baju di lemari bejibun tapi lebih banyak yang gak saya sentuh. Jadi emang belakangan tahun belakangan ini udah jarang beli baju baru. Pengen bisa juga hidup minimalis gitu

    • Wahid Priyono 9:56 am 2 November 2021 Balas

      Iya kak siska, gpp deh ya dibilang gak ngikutin trend…. yang penting tampil bersih kan?

    • Supadilah S.Si 3:03 pm 3 November 2021 Balas

      Sepakat Mas. Tak perlu mewah amat untuk berpakaian. Fungsi pakaian itu yang dikedepankan, bukan sekadar gaya saja. Mantul artikelnya

  • Sudomo 5:24 pm 1 November 2021 Balas

    Saya malah kebanyakan baju sama celana lungsuran adik saya yang udah enggak muat lagi di dia. He he

    • Wahid Priyono 9:57 am 2 November 2021 Balas

      Wah, ternyata pak Sudomo punya warisan pakaian ya dari adiknya, hehe… patut dicontoh nih, jadi meminimalisir pembelian baju baru ya.. hehe. #KerenBanget

  • Nanik Nara 9:09 pm 1 November 2021 Balas

    Sering banget dong saya dapat komentar pakai baju itu-itu aja. Bahkan ada beberapa temen kantor yang hapal, pakaian yang saya pakai dari senin-jumat. Saking pakainya ya itu-itu saja. Jadinya ketahuan banget kalau saya punya dan pakai baju baru, langsung deh ada yang komentar “baju baru nih”.

    Tuh kan, kalau nuruti komentar orang capek sendiri. Pakai baju itu lagi itu lagi, dikomentari. Giliran pakai baju baru, dikomentari juga

    • Wahid Priyono 9:58 am 2 November 2021 Balas

      Ah, betul sekali kak Nanik, saya juga begitu kak, sering banget dapet omongan “pakaian kok itu2 aja”, hehe…sampe apal bener mereka baju2 saya.

  • Indrakeren 10:05 pm 1 November 2021 Balas

    Baju celana saya juga itu-itu saja sepertinya.. tidak nambah tidak berkurang, hehehehe.. Bahkan yang dipakai juga selalu pakaian yang ada ditumpukann paling atas.. hahahah

    • Wahid Priyono 9:59 am 2 November 2021 Balas

      Iya betul sekali pak Indra… harus begitu memang, lebih bijak dan berhemat uang.

  • Meilia Wuryantati 12:13 am 2 November 2021 Balas

    Minimalis pakaian nih, kayaknya aku beneran mau coba, duh aku ternyata masih masuk kategori boros. Padahal udah usaha kalau beli baju baru, baju yang lama masih layak pakai bisa dikasihkan ke yang membutuhkan. Thanks kak aku mau coba gaya hidup slow fashions ini

    • Wahid Priyono 10:00 am 2 November 2021 Balas

      Silakan bu Meilia, boleh dicoba gaya hidup slow fashionnya. Mudah2an betah dan tetap istiqomah. Maturnuwun.

  • Sri Yamini 5:18 am 2 November 2021 Balas

    Luar biasa… Master, trimks share ilmunya agar hidup tidak boros

    • Wahid Priyono 10:01 am 2 November 2021 Balas

      Sama2 bu Sri Yamini, sukses selalu untuk ibu. Dan memang kita perlu hidup hemat dan bijak secara finansial dan berwawasan lingkungan…

  • Susanto 7:52 am 2 November 2021 Balas

    Hidup itu pilihan. Kadang pilihan orang menjadi ladang uang bagi lainnya. Jadi, kembali kepada pribadi masing-masing

    • Wahid Priyono 10:02 am 2 November 2021 Balas

      Iya betul pak Susanto. Makasih sharingnya…

  • Naqiyyah Syam 10:19 am 2 November 2021 Balas

    pakaianku sedikit sih kalau udah numpuk biasanya dikasih ke orang, tapi kadang tetap nambah karena dilungsur dari kakak hahaha

  • Yuni BS 10:26 am 2 November 2021 Balas

    Rerata cowok yang kukenal memang nggak terlalu maniak untuk menumpuk fashion. Beda sama cewek sih. Baju udah selemari masih bilang nggak punya baju pas mau keluar rumah. Terus udah nemu baju cocok buat dipake eh keluar rumah masih menyempatkan mampir ke distro buat beli baju yang entah kapan akan dipakai.

    Hmm…

    Nggak kepikiran sih baju-baju itu bakal merusak lingkungan.

  • bang iyus 12:03 pm 2 November 2021 Balas

    yup.. bener banget mas… kebanyakan pakaian malah bingung tempat nyimpennya…. kelamaan disimpen jadi lupa kalau punya pakaian itu… dilema.. mending ada sedikit dan di pake terus.. rusak baru ganti….

  • Fakhruddin 9:52 pm 2 November 2021 Balas

    Begitu juga dengan yg tidak suka ikut2an trend kaya saya, ya gimana nyamannya gitu. Saya pakai pakaian sewajarnya, tidak berlebihan pastinya.

  • Alena 6:33 pm 4 November 2021 Balas

    Semenjak kenal dan baca buku biografi pendiri apple. Aku termasuk yang mulai ngikutin beliau. Jadi lebih sering menggunakan pakaian yang itu-itu aja. Sampai baru ganti kalau sudah enggak layak.

    Eh, ternyata sekarang ini minimalisasi jumlah pakaian justru udah jadi lifestyle yang positif banget ya. Biar enggak banyak sampah juga.

  • Susindra 4:33 pm 11 November 2021 Balas

    Saya juga seadanya kalau pakaian. Tidak mudah tertarik pada pakaian baru meski promonya sangat menarik. Malahan lebih ekstrem, ga boleh melebihi lemari yang ada. Kalau beli 1 ya buang 1.

  • Yustrini 6:37 pm 12 November 2021 Balas

    Aku juga pakai baju itu-itu aja. Jarang banget beli baju, jadi sering dikasih sama saudara. Katanya, kok baju kamu itu-itu terus wkwkw.

    Maklum kalo cewek biasanya bilang nggak punya baju, walau sebenarnya di lemari masih banyak haha.

  • supadilah 3:23 pm 14 November 2021 Balas

    Keren nih Sumpah Pemuda versi terbaru ini
    Layak diviralkan. Biar semakinn banyak pula yang tahu dan sadar dengan hal ini.

  • Nurhilmiyah 4:12 pm 22 November 2021 Balas

    Sejak baca bukunya Seni Hidup Minimalisnya Francin Jay dan Good Bye, Things-nya Fumio Sasaki, saya dan keluarga berusaha menerapkannya meski awalnya berat. Tp percayalah, dengan lemari pakaian yang isinya cuma sedikit, rasanya pikiran jadi ikut terang.

Write a comment to Yustrini Cancel Reply