Belajar Dari Pak Sanusi, Guru SMA Tri Sukses Natar Yang Menerapkan Merdeka Belajar dari Minat Siswa
Sore itu, Senin tanggal 23 Mei 2022, saya mendapatkan kabar dari Operator Sekolah (OPS) saya bahwa besok saya harus mengawas Olimpiade Sains Nasional (OSN) jenjang SMA di salah satu sekolah di kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sebut saja nama sekolahnya adalah SMA Tri Sukses Natar. Saya pun mengiyakan perintah dari OPS di sekolah saya tersebut, karena beliau pun mengirimkan SK penugasan dan jadwal ujian kepada saya untuk mengawas.
Lampirkan SK mengawas Ujian:
Lampiran Jadwal Ujian:
Saya sendiri adalah Wahid Priyono, S.Pd., yang merupakan guru Biologi di SMA Yadika Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Dalam hal mengawas ujian ini, sebenarnya ini adalah kegiatan mengawas silang dari satu sekolah ke sekolah lain.
SMA Tri Sukses Natar yang akan menjadi tempat mengawas OSN untuk siswa ini letaknya tidak jauh dari jalan lintas Sumatera, tepatnya di Ponpes Nurul Huda, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Ini merupakan sekolah dengan konsep boarding school di bawah Yayasan Nurul Huda Lampung. Dengan sistem boarding school ini jadi siswa tinggal di pondok pesantren. Dan selama di sekolah dan pondok siswa tidak diperkenankan untuk bermain hape. Jadi ada waktu khusus jika siswa akan menelepon orang tua, maka bisa menggunakan layanan wartel di sekitar sekolah.
Tepat pada Selasa, tanggal 24 Mei 2022 dengan cuaca gerimis, saya dari rumah menaiki motor honda revo warna biru menuju lokasi sekolah SMA Tri Sukses Natar. Jaraknya kurang lebih 10 km dari rumah saya. Saya berangkat lebih awal sekitar pukul. 06.30 WIB, karena ujian baru akan dimulai pukul 08.00 WIB. Tapi saya jaga-jaga datang lebih awal takutnya nanti telat atau macet karena cuaca pun kurang mendukung saat itu.
Singkat cerita, sesampainya di halaman sekolah SMA Tri Sukses, lalu saya memarkirkan motor di tempat parkiran yang tidak jauh dari lokasi ujian. Kemudian saya langsung bertanya kepada salah seorang guru disana akan tempat dilaksanakannya OSN tingkat kabupaten tersebut. Kemudian salah seorang guru yang saya temui tersebut mengarahkan saya ke lokasi Laboratorium Komputer 2 (Labkom 2).
Sesampainya di Labkom 2, saya kemudian disambut oleh proktor yang bernama pak Moh Sanusi Aji (Saya panggil pak Sanusi) dan pengawas sekolah yang bernama ibu Yeni yang juga tengah mengikuti program guru penggerak dari Kemendikbudristek. Keduanya sangat ramah menyambut saya yang akan mendampingi mereka untuk mengawas siswa selama kegiatan ujian OSN untuk dua hari ke depan.
Tepat pukul 07.30 WIB, siswa memasuki ruangan labkom 2 karena ujian akan segera dimulai. Semua siswa serentak memasuki Labkom 2 dengan tertib, lengkap memakai atribut sekolah beserta nametag ujian yang digantungkan pada leher mereka. Terlihat rapih dan profesional. Saya senang melihatnya.
Setelah siswa memasuki ruangan ujian, kemudian saya, pak Sanusi dan bu Yeni pun memasuki ruangan ujian dengan menyul dari arah belakang.
Setelah kami bertiga duduk di meja petugas ujian, kemudian tepat pukul 07.45 WIB saya sebagai pengawas membuka ujian dengan memperkenalkan diri saya kepada siswa disana, membacakan tata tertib ujian, hingga melaksanakan tugas mengawas.
Saya mencatat ada 18 siswa yang hadir pada sesi satu di hari pertama ujian. Siswa disana semuanya ramah dan hormat menyambut kedatangan saya. Sehingga saya pun semakin bersemangat untuk mengawas dengan sungguh-sungguh.
Usai anak-anak/siswa melaksanakan ujian di hari pertama, kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama, dan untuk kegiatan OSN dilanjutkan dihari berikutnya yaitu pada 25 Mei 2022.
Tepat pada Rabu tanggal 25 Mei 2022, inilah hari dimana saya mengawas di hari kedua, namun kali ini saya mengawas anak-anak/siswa dengan mata pelajaran berbeda yang diikutkan dalam gelaran OSN tahun ini.
Seperti halnya pada hari pertama, saya membuka kegiatan dengan salam, berdoa bersama, pembacaan tata tertib ujian, dan selanjutnya mengawas. Di hari kedua ini, saya mengawas 17 anak dengan latar belakang dari anak IPA dan IPS. Karena saya melihat ada siswa yang mengikuti olimpiade TIK, biologi, astronomi, geografi, dan lain sebagainya.
Sama seperti hari pertama, anak-anaknya antusias dan penuh semangat untuk mengerjakan soal dengan baik. Saya pun dalam kegiatan mengawas selalu memotivasi anak-anak agar kerjakan soal secara sungguh-sungguh supaya memperoleh hasil yang maksimal.
“Ada orang tua kalian di rumah yang senang jika melihat anak-anaknya sukses, begitupun guru dan teman-teman kalian di sekolah”, ucap saya sembari memotivasi kepada siswa yang ada di dalam ruangan ujian. Siswa kemudian menimpali saya dengan ucapan “terima kasih bapak”.
Detik-detik ujian di sesi kedua ini akhirnya selesai pukul 10.30 WIB dan diakhiri dengan sesi foto bersama bersama siswa layaknya di sesi pertama pada hari sebelumnya.
Saya, pak Sanusi, dan Bu Yeni berfoto bersama siswa sebagai bukti digital bahwa kami pernah berkumpul bersama dalam kegiatan OSN dan membuat sebuah cerita perjalanan hidup yang nantinya suatu saat akan dikenang oleh anak-anak, sebagai generasi emas penerus kebangkitan bangsa Indonesia.
Kami semua menikmati sesi foto bersama dengan penuh canda, senyum, dan tawa. Saya pun jadi terbawa suasana bahagia saat itu.
Saya juga berdoa semoga dari 35 siswa yang mengikuti kegiatan OSN ini nantinya ada yang terjaring mewakili sekolahnya untuk mengikuti OSN di tingkat provinsi, lalu ke tingkat Nasional. Semoga saja, karena sejak hari pertama hingga hari kedua ujian saya selalu berdoa yang baik-baik untuk kesuksesan siswa/anak-anak yang sudah saya anggap sebagai keluarga saya sendiri.
Dan jujur ya, dari mengawas di hari pertama hingga kedua saya sangat terkejut karena ada sebanyak 35 siswa yang mengikuti kegiatan OSN ini. Hal ini membuktikan bahwa anak-anak ini ternyata luar biasa sekali ya minat dan bakatnya, serta mereka mau belajar dan pastinya punya target/cita-cita yang tinggi. Pastinya siswa/anak-anak yang ikut OSN yang digelar oleh Kemendikbudristek ini adalah mereka yang berminat di bidang mapel tertentu. Ini tentunya tidak terlepas dari peran guru dalam mewadahi mereka hingga bisa mengikuti ujian seleksi tersebut.
Selesai ujian, kemudian saya mengobrol-ngobrol santai dengan Pak Sanusi yang merupakan proktor pengawas ujian yang juga sebagai guru pembimbing OSN di bidang informatika.
Sambil ngobrol yang cukup lama, saya kemudian bertanya kunci sukses Pak Sanusi bisa mengajak anak-anaknya ikut seleksi olimpiade Sains dan non Sains ini karena peran dirinya yang sudah menerapkan merdeka belajar di lingkungan sekolah. Termasuk guru-guru lain di sekolah tersebut juga sudah mengaplikasikan merdeka belajar sehingga semua potensi, minat dan bakat anak-anak akan tersalurkan dengan baik.
Beliau (Pak Sanusi) berkata kepada saya yang intinya bahwa peran guru dalam menerapkan merdeka belajar yaitu memberikan peluang seluas-luasnya kepada siswa/anak-anak untuk menggali minat, bakat serta potensinya untuk dilaksanakan di lingkungan sekolah (Kegiatan Belajar Mengajar/KBM) maupun dalam rangka kegiatan perlombaan/kompetisi.
“Anak-anak/siswa itu ditakdirkan unik dan menarik, jadi jangan sia-siakan bakat mereka saat di usianya”. Pungkas Pak Sanusi kepada saya.
Lebih lanjut kata Pak Sanusi: “Saya dalam peranannya dengan kegiatan merdeka belajar maka saya dengan seluas-luasnya membiarkan siswa saya untuk belajar darimana saja sumbernya, potensi apa yang mereka miliki saya buka selebar-lebarnya di sekolah ini untuk kemudian dieksekusi melalui peranan bimbingan guru di sekolah”, katanya.
Di bidang OSN jenjang SMA inilah, Pak Sanusi telah mewakilkan setidaknya lebih dari 5 orang siswa yang mengikuti olimpiade OSN di bidang Informatika tahun 2022. Belum lagi sisanya dari siswa lain yang berminat di mata pelajaran lain. Sungguh luar biasa ya peran Pak Sanusi dan rekan guru disana dalam implementasi kegiatan merdeka belajar di lingkungan sekolah?
Jujurly, saya terkagum-kagum sekali dengan perjuangan Pak Sanusi yang bisa mengantarkan siswa-siswinya yang minat dengan kompetisi Informatika untuk bisa mengikuti kegiatan olimpiade yang penuh manfaat ini. Jarang sekali ada anak-anak yang mau atau berani berkompetisi sebesar ini kalau tidak ada keinginan/passion/minat dari siswa itu sendiri.
Pastinya, selain guru dan sekolah yang memperoleh manfaat dari kegiatan OSN ini, tentu siswa itu sendiri akan memperoleh manfaat seperti tersalurkannya minat dan bakat mereka, mendapatkan penghargaan berupa sertifikat (bagi yang lolos seleksi) dan bisa dipakai untuk pendaftaran kuliah (SBMPTN/SNMPTN), sebagai sarana belajar dan menimba pengalaman bagi anak-anak untuk saat ini dan masa depan mereka nantinya.
Terima kasih Pak Sanusi guru TIK/Informatika di SMA Tri Sukses Natar yang sudah memberikan pengalaman berharga bagi saya yang juga sama-sama guru yang mengajar di jenjang SMA. Saya yakin, dari ceita-cerita dan pengalaman Pak Sanusi selama saya mengawas disana (tidak bisa saya tulis semua disini), pastinya ada banyak hal yang bisa saya petik dan ambil pelajarannya untuk saya terapkan di sekolah tempat saya mengajar.
*Artikel ini diikutsertakan dalam lomba menulis blog yang diselenggarakan oleh Satuguru.id. Semoga dapat menginspirasi kita semuanya untuk menjadi insan pendidik yang berkarakter dan profesional.
Nama Penulis: Wahid Priyono, S.Pd.
Tempat Mengajar: SMA Yadika Natar, Lampung Selatan
Asal Daerah/Tempat Tinggal: Sidoharjo 1, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan (35362)
HP/Telepon/WA: 081272625203
Alamat Email: wahidpriyo@gmail.com
Penghargaan Lomba Menulis Blog: https://wahidpriyono.com/my-achievement/
Alamat Blog Yang Dikelola: https://wahidpriyono.com/, https://resepmpasi.com/, https://lovelylampung.com/, dan https://tipspetani.com
Malam pak guru, tapi aku enaknya panggil Mas Wahid deh, bagaimana suka dukanya menjadi guru mas? Zaman saya dulu masih suka nyontek. Kadang open book / tanya teman. Anak milenial sekarang bagaimana caranya nyonteknya mas saat ujian?
Sukanya itu kalo belajar bareng siswa, semua beban kehidupan langsung sirna, karena fokus mengajar berbagi ilmu kepada anak-anak. Kalo dukanya kadang ada sih, misalnya aja tiba2 bensin habis di tengah jalan padahal tempat bensin letaknya jauh, terpaksa harus geret motor bermeter2. Hehe. maklum karena tinggal di kampung.
Keren banget Pak Sanusi
saya ingat anak-anak saya yang bangga ketika terpilih mengikuti OSN
Dan semua bisa berlangsung berkat peran guru2 penuh dedikasi seperti Pak Sanusi dan Mas Wahid
sukses ya
Makasih kak Maria, Iya kak, kami juga sebagai guru juga sangat bangga sekali jika siswa2 yang kami ajar ke depannya jadi anak2 yang sukses
Senangnya melihat anak-anak SMA seperti ini. Pintar, rajin, bersemangat. Btw, bulan depan anakku insya Allah jadi pelajar SMA juga 🙂
Salut buat Pak Sanusi yang pemikirannya sangat maju dan terbuka. Dibutuhkan Sanusi-Sanusi lain di seluruh pelosok nusantara untuk memajukan dunia pendidikan nasional…
Iya pak Dokter Taufiqur, menjadi guru saat ini memang gak boleh terlalu kaku, karena anak-anak juga kadang butuh sosok guru yang tegas tapi fleksibel dan menyayangi mereka.
Hallo kak Retno, semoga sukses ya untuk anak-anak kakak yang bulan depan jadi pelajar SMA, semoga bisa terus berprestasi. aamiin.
Senang banget kalo punya guru kayak pak sanusi. Beliau tidak hanya mendidik. Tapi juga membina dan memotivasi. Guru kayak gini biasanya lebih disayangi murid-murid dibanding guru yang biasa.
Setuju kak Ningsih, bahwa jadi guru itu gk boleh berpuas diri,harus terus upgrade pengetahuan terkini hingga akhir hayat.
keren, pak guruuuu. salam hormat juga untuk pak sanusi. jadi ingat masa sekolah. tak semua guru punya visi ke depan. tapi beruntung masih banyak yang bisa menjadi teladan
Iya betul kak Hastuti, jadi guru itu memang berat bebannya, terutama karena termasuk public figur jadi harus menjadi teladan. Semua sikap dan perbuatan kami harus baik, sehingga kredibel di hadapan para siswa.
keren nih udah menerapkan merdeka belajar. udah sesuai dengan kurikulum terbaru dong, ya
Yups, betul kak Farida. Tahun ajaran baru bulan Juli depan sekolah saya di SMA Yadika Natar juga sudah akan menerapkan kurikulum merdeka, semoga kami sebagai guru terus dipermudah untuk melaksanakan kurikulum tersebut sehingga bisa diterima siswa dan orang tua dengan baik. Aamiin.
Keren nih pak Sanusi. Salut juga ternyata sudah ada sekolah dan guru yang menerapkan konsep merdeka belajar dengan baik. Semoga makin banyak guru yang memahami dan menerapkan program merdeka belajar ini ya
Iya kak sudah ada kak, tahun ajaran baru ini (bulan Juli 2022) di SMA saya mengajar sudah akan menerapkan “kurikulum merdeka”, mudah2an kami siap menjalankannya dengan sebaik mungkin, aamiin.
peranan guru sebagai pendidik anak bangsa memang luar biasa, dan para guru ini harus bisa menghadapi dan mengarahkan anak-anak yang notabene punya karakter yang berbeda-beda. semangat buat para guru Indonesia
Yups betul kak, karena setiap siswa itu ditakdirkan unik, termasuk punya karakter yang berbeda, maka dalam proses pembelajaran di kelas kami sebagai guru juga berupaya untuk mengajar dengan sebaik mungkin, sehingga transfer ilmu akan maksimal.
Menjadi seorang guru merupakan pengabdian yang luar biasa, dari review ini ternyata Pak Sanusi luar biasa ya … bisa jadi panutan nih …
Yups betul kak, guru adalah amanat dari UUD 1945 sebagai garda terdepan untuk mencerdaskan anak bangsa dari buta huruf, dll.
Menggali minat belajar dengan membebaskan pada siswa agar bakatnya semakin terasah ya. Ini sangat bagus untuk kedepannya bagi siswa. Semangat…
Yups, betul kak, konsep merdeka belajar agar potensi siswa dapat tersalurkan melalui proses pembelajaran di sekolah. Sehingga guru sebagai fasilitator dapat memformat minat siswa untuk diimplementasikan dalam kegiatan KBM di kelas, tentunya dengan berkoordinasi dengan guru bimbingan konseling (BK).
Mas Wahid, anak-anak generasi sekarang masih berani nyontek gak sih di kelas pas lagi ujian? wkwkwkwk. Penasaran bangetttt saya.
Bangga banget pasti Pak Sanusi, anak-anak didiknya ikut seleksi olimpiade sains nasional. Minat anak tersalurkan dengan baik dan mereka merdeka belajar.
Beberapa masih ada kak yg suka nyontek hehe…mungkin nyontek sudah jadi adat istiadat siswa dari nenek moyangnya dulu. Belum ada mutasi nyontek nih hehe…btw, tapi sebagai guru kami tetap mengingatkan untuk tidak menyontek saat ujian dll, harus yakin dengan usaha sendiri.