Menjadi Guru Inovatif dan Merdeka Belajar? Siapa Takut ! Let’s Go…
Mengulik kisah sejarah kemerdekaan negara kita 76 tahun silam, maka yang selalu ada di dalam ingatan saya adalah ketika sejarah mengisahkan dua kota besar di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Amerika Serikat (AS).
Saat kejadian bom atom itu, banyak masyarakat sipil dan juga kalangan guru yang meninggal dunia. Masyarakat Jepang saat itu kerepotan karena sosok guru di negara itu banyak yang berkurang.
Pada enam hari pasca bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945, serta menyebabkan negara Jepang ini harus menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada Perang Dunia II (1942-1945), maka Kaisar Hirohito (bertakhta 1926-1989) berupaya untuk membangun kembali bangsanya yang telah porak-poranda itu. Dirinya memerintahkan menteri pendidikan untuk menghitung berapa jumlah guru yang tersisa dan masih hidup. Satu sumber buku bacaan yang pernah saya baca menyebutkan bahwa jumlah guru yang tersisa di Jepang pada saat itu yakni sebanyak 45.000 orang. Sejak itulah, Kaisar Hirohito dengan gerilya mendatangi para guru yang tersisa dan masih hidup itu dan sekaligus memberikan perintah juga arahan. Rakyat Jepang sangat menjunjung tinggi amanat dari Kaisar Hirohito dan melaksanakannya dengan penuh hikmat, komitmen, dan konsekuen.
Terdapat lima amanat/perintah yang diarahkan oleh Kaisar Hirohito pada saat itu kepada semua guru yang masih hidup dan bisa kita adopsi pada diri kita sebagai seorang guru, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Guru Harus Melaksanakan Pendidikan yang Berkualitas
Pendidikan yang berkualitas adalah kunci kemajuan suatu bangsa. Pendidikan berkualitas ini dapat dilihat dari proses dan hasil selama pendidikan itu berlangsung. Untuk mencapai hasil/tujuan akhir yang baik sesuai harapan, maka dibutuhkan kualitas guru yang mumpuni untuk menjalankan serangakaian proses belajar mengajar. Pada kondisi inilah, maka seorang guru dituntut untuk menjadi guru yang kreatif, inovatif, dan berwawasan global.
Selain itu, seorang guru juga harus menunjukkan sikap baik kepada siswa, karena cermin baik seorang guru terletak dari sikap/perbuatannya. Saya pun demikian, ketika saya menjadi guru maka semaksimal mungkin saya akan mengajar dengan benar dan memberikan teladan yang baik melalui ucapan dan tindakan.
Dukungan pemerintah serta masyarakat kepada guru-guru di negara kita tentunya harus terus-menerus diberikan karena guru sebagai bagian penting dalam pendidikan di sekolah-sekolah. Dengan dukungan yang all out tentunya membuat guru semakin bersemangat dalam mengajar. Tentunya kita semua berharap tidak ada lagi guru yang “lapar saat mengajar”, karena guru-guru di Indonesia sudah semestinya harus merdeka dari rasa lapar, ketakutan akan ongkos berangkat ke sekolah, ketakutan akan masa depan, ketakutan akan dihukum karena menertibkan siswa yang tidak disiplin, dan penegakan tindakan pencegahan amoral siswa lainnya. Guru juga manusia, butuh hidup layak, pemikiran tenang, dan gaji yang mapan.
2. Guru Harus Disiplin Dari Murid-Muridnya
Perintah Kaisar Hirohito soal masalah disiplin ini penting sekali dan memang sudah semestinya kita adopsi di bidang pendidikan kita. Guru memang harus disiplin, harus bisa selangkah lebih maju daripada murid-muridnya.
Guru harus disiplin waktu, tidak ada lagi guru yang tidak tepat waktu saat memasuki ruang kelas atau laboratorium saat jam mengajarnya. Guru juga tidak boleh pemalas, harus rajin, tertib, konsekuen dan tanggungjawab kepada siswa yang diajarkan.
Dari sikap disiplin guru inilah tentunya akan menghasilkan generasi muda penerus bangsa yang mempunyai dedikasi tinggi, bertanggungjawab, disiplin, serta mampu menempatkan suatu hal pada tempatnya.
3. Guru Harus Lebih Pintar Dari Murid-Muridnya
Pada poin ketiga ini saya sangat setuju. Setidaknya porsi kepintaran guru harus satu langkah ke depan daripada siswanya. Guru juga harus terus meningkatkan kapasitas dirinya dengan mengikuti beragam seminar-seminar pendidikan, webinar, perlombaan, mengadakan penelitian-penelitian, kegiatan sosial masyarakat, pelatihan-pelatihan guru melalui program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGPM), guru penggerak, sekolah penggerak, komunitas penggerak, serta Program Profesi Guru (PPG) untuk memantapkan karir dan keprofesionalannya.
Guru yang pintar biasanya akan disukai siswanya. Saat ada siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka guru yang pintar tentunya akan ikut membantu dan memberikan solusi terbaik untuk memecahkan permasalah siswa.
Pada akhirnya nanti, seorang guru yang pintar, kreatif, inovatif, dan dibarengi dengan akhlak yang mulia ini tentunya akan memunculkan sosok guru yang berwibawa dan terpandang di kalangan siswa dan stake holder sekolah lainnya.
4. Pendidikan Harus Mampu Menuntun Industri
Pada poin keempat ini kunci keberhasilannya juga ada pada guru. Guru selama mengajar juga tidak harus memberikan materi seputar pelajaran dengan hanya sebatas teori-teori saja. Sebaiknya guru juga harus mampu mengarahkan siswa untuk menggali potensi mereka, passion/hobi, serta minat dan bakat mereka itu apa.
Siswa lebih senang belajar bebas (kontekstual), diajak berpikir kritis untuk memecahkan suatu persoalan (problem solving), serta langsung praktik karena ini justru akan jauh lebih baik untuk masa depan mereka, serta meningkatkan soft skill mereka untuk disiapkan setelah lulus nantinya.
Di era industri 4.0 saat ini, keterampilan hidup (life skill) sangat diharapkan karena tuntutan zaman sudah berubah drastis. Bahkan saat di dunia kerja, kemampuan interpersonal, kemampuan bekerja sama secara kelompok, toleransi, dan akhlak yang baik (attitude) mempunyai porsi yang tinggi selain baik secara akademik. Kemampuan non-akademik ternyata begitu penting dan harus disiapkan oleh lingkungan pendidikan (sekolah). Maka dari itu, melatih siswa dengan mengkombinasikan antara kemampuan-kemampuan akademik dan non-akademik sangat dibutuhkan saat ini. Melalui rancangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru inilah kunci mendapatkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja nantinya baik skala lokal, nasional dan internasional.
5. “Saya Akan Kirimkan Sebagian Anda Ke Luar Negeri, Pelajari dengan Benar dan Bawa Pulang Ke Jepang”
Pada poin kelima ini merupakan petikan ucapan Kaisar Hirohito yang memiliki makna filosofi mendalam. Bahkan ketika mendengar ucapannya ini, maka saya sebagai seorang guru sangat tersentuh sekali.
Yang saya tangkap dari petikan ucapan tersebut bermakna yaitu “belajar sepanjang hayat”, artinya belajar dan menuntut ilmu bisa dilakukan dimana saja. Maka sebagai guru, terus menambah kapasitas diri dengan belajar secara kontinyu adalah jalan terbaik. Belajar bisa dilakukan tanpa mengenal batasan waktu, tempat tinggal dan atau dengan siapa kita hendak belajar. Belajar tentunya bisa bebas dilakukan oleh siapa saja, dimana, kapan, dan oleh siapa tutornya. Bahkan misalnya guru bisa belajar ke luar negeri dengan mengikuti program beasiswa tertentu. Dan ketika sudah selesai belajar di luar negeri, maka setelah pulang ke dalam negeri bisa mentransfer ilmu yang didapat kepada siswa (peserta didiknya).
Di era keterbukaan publik (era industri 4.0) saat ini, maka unit pendidikan sudah semestinya harus “merdeka belajar”. Itu artinya bahwa unit pendidikan yaitu sekolah, guru-guru dan murid-muridnya punya kebebasan selama itu tujuannya positif. Kebebasan yang dimaksud meliputi kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut maka setiap guru dan siswa juga harus merdeka belajar dengan bebas belajar dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa harus belajar. Semuanya bebas dilakukan oleh guru maupun siswa selama itu tujuannya masih baik.
Dan di era digital saat ini, maka sudah mulai banyak memfasilitasi guru dalam kegiatan belajar mengajar, seperti seminar-seminar yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Dinas Pendidikan, dan bahkan sesama guru itu sendiri. Jadi saat ini ruang belajar guru sangat terbuka lebar. Betapa mudahnya guru-guru Indonesia dalam mendapatkan bekal ilmu guna menambah kapasitas dirinya sebagai pendidik baik itu secara online maupun offline.
Di era digital seperti saat ini, platform belajar guru maupun siswapun sudah mulai banyak sekali di internet baik yang sifatnya gratis maupun berbayar misalnya seperti platform Guruinovatif.id dan HAFECS yang sudah banyak berkontribusi terhadap pendidikan di Indonesia. Mungkin sebagian guru atau semuanya sudah mengenal platform guruinovatif yang membuat guru lebih merdeka belajar tanpa batasan waktu.
Ada banyak sekali pelatihan-pelatihan, kursus online, sertifikat online, seminar/webinar yang dilakukan secara virtual, dan juga media-media pembelajaran lainnya yang menarik di website guruinovatif.id dan Hafecs.id. Sehingga bagi guru-guru di Indonesia bisa mencoba untuk memanfaatkan platform guruinovatif.id ini untuk meningkatkan kapasitas dirinya.
Pada akhirnya, untuk mencapai semangat guru yang merdeka belajar, maka ini sesuatu hal yang bisa dengan mudah kita capai. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Guru harus mulai sadar diri, intropeksi kelemahan dirinya dan kemudian terus meng-upgrade dirinya untuk menjadi insan guru yang lebih baik saat ini dan untuk masa yang akan datang.
Tidak ada ruginya untuk terus belajar menjadi guru yang merdeka belajar. Karena dari apa yang sudah dipelajari tentunya bisa dibagikan kepada siswa atau orang-orang di sekitar tempat tinggal. Dengan begitu, ada banyak ilmu yang tersebar di muka bumi. Mudah-mudahan kita semua bisa menjadi guru yang tulus ikhlas saat mengajar dan menghantarkan murid-murid kita menjadi manusia yang berakhlak mulia dan terpandang di kemudian hari.
Sumber Referensi Bacaan:
- Pengelola Web Guru Inovatif. Tersedia secara online di situs https://tentang.guruinovatif.id/.
- Pengelola Web HAFECS. Tersedia secara online di situs https://hafecs.id/.
- Siaran Pers Kemdikbud Tentang Merdeka Belajar Nomor: 408/sipres/A5.3/XII/2019.
- Pengelola Web Kemdikbud. Kebijakan Merdeka Belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Tersedia secara online di situs http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/merdeka-belajar.
- Pengelola Web Kemdikbud. 2019. Mendikbud Tetapkan Empat Pokok Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar”. Tersedia secara online di situs https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/mendikbud-tetapkan-empat-pokok-kebijakan-pendidikan-merdeka-belajar.
- Pengelola Web Sekolah penggerak. Tersedia secara online di situs https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/programsekolahpenggerak/.
- Pengelola Web Komunitas Bergerak. Tersedia secara online di situs https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/organisasipenggerak/.
- Pengelola Web Guru Penggerak. Tersedia secara online di situs https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/.
Keren nih ada aplikasi bagus buat para guru. Ikut intip ah buat bantu pembelajaran anak.
Iya kak, aplikasi guruinovatif.id juga HAFECS bisa dicoba nih kak untuk kalangan guru dan orang tua. Mudah2an makin semangat ya kak untuk mengajar ke anak-anaknya.
setuju banget
Guru harus adaptif terhadap perubahan
Ayah saya dulu guru, lebih tepatnya guru SKP (sekolah lanjutan guru) yang sekarang udah tutup
Seingat saya , beliau gak pernah berhenti belajar
Iya kak, intinya bahwa guru itu gak boleh berhenti belajar atau puas dengan prestasi yang didapatkan saat ini. Intinya guru harus punya prinsip bahwa “belajar sepanjang hayat”.
Baru tahu kenyataan ini saya. Bahwa gegara bom Nagasaki dan Hiroshima, Jepang kehilangan begitu banyak guru. Subhanallah. Tentunya ini menjadi cobaan yang cukup menyakitkan buat negara yang sangat menghormati dan mengagungkan profesi guru.
Benar ya Mas Wahid. Keep moving and increasing capabilities sudah jadi tuntutan guru jaman now. Apalagi dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin hari semakin bergerak cepat.
Iya betul kak Annie, negara Jepang pasca bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki silam, mereka kehilangan sosok guru. Dan sampai sekarang sejarah ini yang membuat revolusi guru di Jepang semakin berkembang. Jasa guru di negara Jepang dihormati dengan layak.
Empat pesan diatas begitu menohok pak.. semoga pesan yg kelima ini saya slaah satunya ya yg bisa pergi ke LN dan membawa pulang ilmunya. Amiin
Aamiin kak, semoga cita2 kak Windi ingin pergi belajar ke Luar Negeri semoga tercapai aamiin.
Menjadi guru jangan pernah berhenti belajar, eh bukan guru saja deh semua manusia dituntut untuk selalu belajar yah.
Iya kak, intinya kita semua perlu melakukan belajar sepanjang hayat.
suami dan 3 adik saya adalah guru. Sepertinya saya harus tanya apakah mereka juga sudah menggunakan aplikasi guru inovatif ini?
Silakan ditanya kak, mudah2an saudara kakak yang guru sudah pernah pakai aplikasi guruinovatif.id atau Hafecs.
Guru menjadi agen perubahan buat masa depan anak Indonesia dan pendidikan lebih baik. Guru inovatif itu menjadi sesuatu yang penting.
Betul kak, di era teknologi industri 4.0 guru harus inovatif, kreatif dan mandiri dalam menyusun kegiatan pembelajaran yang menarik dan disukai siswa tentunya.
Jepang memang luar biasa cepat bangkit dari keterpurukan setelah perang. Ilmu tentang sistem pendidikan juga bisa ditiru ya, semoga pendidikan Indonesia tambah maju!
Iya kak yg sy tahu siswa dan guru2 di Jepang itu disiplin2 soal waktu dll. patut dicontoh.
senang sekali nih punya guru macam pak Wahid orangnya mengikuti perkembangan zaman, jadi kalau diajar pasti banyak pengetahuan yang dibagikan. Terus menginspirasi ya Pak
makasih kak Dewanti.
Guru, digugu lan ditiru.
Memang guru harus bisa menyesuaikan diri dgn perubahan.
teknologi yg kian maju…. juga bisa mengayomi para siswa ya
Setuju kak. Tugas guru juga memang harus mengayomi siswanya. Tujuannya supaya terjalin kedekatan secara emosional.
jadi guru jaman now memang harus inovatif krn generasi jaman now lebih kritis pemikirannya
Betul kak.
Jadi guru itu memang harus mau terus belajar dan bisa beradaptasi dengan perubahan yang ada. Apalagi saat ini ada banyak cara untuk terus upgrade kemampuan.
iya betul sekali kak…
Sebagai tenaga pengajar yang ikut berperan dalam perkembangan anak bangsa, maka Guru Harus Melaksanakan Pendidikan yang Berkualitas ya pak
Betul sekali kak. Pendidikan berkualitas itu harapan semua pihak baik guru, wali murid dan juga siswa.
setuju, guru memang seharusnya “lebih” dalam hal apapun dari muridnya sehingga murid mendapatkan figur, dan tentu guru juga harus terus belajar mengupdate pengetahuannya, ga dipungkiri banyak juga guru yang tak berusaha update dengan perkembangan yang ada
Guru tentunya harus update tentang pembelajaran terkini supaya gak gaptek dan bisa sukses dalam mengajar siswa di kelas maupun di luar kelas.
Iya banget deh, guru zaman sekarang mah kudu canggih dan inovatif. Apalagi di masa pandemi begini. PJJ pastinya sangat menantang. Guru kudu bisa kreatif ya. Ngandelin yang biasa gak aan bisa maksimal ke murid-muridnya. Untungnya berbagai fasilitas sudah banyak tersedia. Tinggal pintar-pintar aja deh memanfaatkannya. Sukses selalu, Bapak Guru. 🙂
Setuju nih saya Mas Wahid, guru2 tuh mesti lebih unggul dong dari siswanya, lebih disiplin dan lebih pintar. Jangan bilang “Anak sekarang lebih pintar dari guru” ya gurunya kudu berusaha update dan upgrade ilmu ya, salah satunya di Guruinovatif ini